Saling Menghibur dan Memberi Perhatian

Jurnalis : Virny Apriliyanty (He Qi Barat), Fotografer : Halim Ong (He Qi Barat)
 
 

foto
tanggal 17 November 2013, relawan Tzu chi mengunjungi anak-anak warga Teluk Naga, Tangerang

Wajah ceria anak-anak yang disertai celotehan ringan, dan tawa relawan yang lepas setelah berinteraksi dengan anak-anak. Hal-Hal tersebut adalah suasana yang dapat kita lihat dalam acara Kunjungan ke anak-anak warga pemukiman Teluk Naga, Kampung Melayu Barat, Tangerang.  Kegiatan yang diadakan pada Minggu, 17 November 2013 ini dihadiri oleh 94 relawan yang siap memberikan cinta kasihnya bagi 150 anak-anak warga pemukiman  Teluk Naga. 

Saat itu saya bertanya kepada mereka, apa yang bisa membuat mereka bahagia. Berbagai jawaban saya dapatkan, tapi ada jawaban yang hampir sama dari beberapa anak-anak, sebuah jawaban yang berkaitan dengan perangkat teknologi terkini, sebuah jawaban yang tidak akan terucap di masa saya masih kecil karena perkembangan teknologi belum semaju saat ini.

Daerah Teluk Naga, Tangerang merupakan daerah yang terbilang kurang mampu. Warga di sana tinggal di bantaran kali. Bukan itu saja, mereka juga memanfaatkan air kali untuk kegiatan mandi, cuci, dan kakus. Karena itu, relawan tergerak untuk memberikan curahan perhatian bagi anak-anak di pemukiman tersebut. Selain itu, Tzu Chi juga memberikan perhatian bagi warga di sana dengan membagikan 150 paket sembako yang berisi beras, minyak goreng, kecap manis, gula dan mi instan.

Seperti setiap kunjungan panti anak, relawan telah menyiapkan berbagai rangkaian kegiatan guna menghibur anak-anak. Di acara kali ini, relawan menyiapkan sebuah games yang sangat unik dan menarik. Games ini bernama “barang kesayangan”. Di games ini, anak-anak yang berkumpul diminta untuk kembali ke rumah dan mengambil barang kesayangan mereka masing-masing. Setiap anak yang pulang ke rumah ditemani oleh satu relawan.

foto  

Keterangan :

  • Di acara ini, anak-anak di ajak untuk berbagi suka dan bermain bersama.

Karena rumah anak-anak yang cukup dekat dengan lokasi acara, sekitar 10 menit kemudian anak-anak sudah mulai berdatangan kembali dari rumahnya dengan membawa barang kesayangan mereka. Ada yang membawa boneka, mobil-mobilan, bola, tas, papan catur, alat musik, alkitab, kelereng dan masih banyak lagi. Barang tersebut mereka pegang dengan erat sepanjang acara, hal tersebut menunjukan betapa mereka benar-benar menyayangi benda tersebut.

Suparman Shixiong selaku pembawa acara menawarkan anak-anak yang bersedia untuk memberikan barang kesayangan mereka kepada kakak-kakak Tzu Ching yang hadir di lokasi. Permintaan ini membuat anak-anak terlihat kebingungan karena kalau memberikan tentu mereka akan kehilangan barang kesayangan mereka, padahal sebenarnya barang tersebut nantinya akan dikembalikan lagi kepada mereka. Namun ternyata ada sekitar 30 anak yang bangkit dan dengan senyuman memberikan barang kesayangannya kepada Tzu Ching.

foto  

Keterangan :

  • Terlihat keceriaan anak-anak ketika di ajak bermain oleh relawan Tzu Chi.

“Makna games ini ingin mengajarkan mereka bahwa mereka di usianya yang muda bisa berbagi cinta kasih dengan sesama dan saat ini dengan relawan yang hadir di sini.”, ujar Joliana Shijieselaku PIC kegiatan panti ini. Selain itu, games ini juga mengajarkan bahwa memberi bukan berarti mengurangi apa yang mereka miliki tapi kadang justru dapat melipatgandakan apa yang mereka punya sebelumnya.

Ruben adalah salah satu anak yang rela memberikan barang kesayangannya kepada relawan. Anak kelas 5 SD ini memberikan kelerengnya yang diisi didalam botol air minum ukuran besar. Kelereng-kelereng tersebut ia kumpulkan selama setahun, namun ia dengan ikhlas memberikan kelereng itu kepada relawan. Saat ditanya alasannya, Ruben menjawab “Ruben mau belajar memberi.” Ia juga menambahkan “Ruben dapat makanan dan boneka dari sini, Ruben senang.”

foto  

Keterangan :

  • Interaksi antara relawan dengan anak-anak makn membuat acara menjadi lebih bermakna di hati anak-anak.

Ibu Leli selaku ketua Yayasan yang menaungi warga di daerah Teluk Naga. Ibu Leli dan beberapa guru memberikan perhatian dan juga bimbingan kepada warga sekitar. Ia juga rutin mengadakan bimbel gratis setiap hari Rabu dan Jumat bagi anak-anak usia sekolah di Teluk Naga. “Saya rasa relawan sangat luar biasa dan salut. Punya hati kaya begini. Saya jadi terinspirasi lagi karena ada juga yang kita sama-sama membantu banyak orang yang miskin,” kata Bu Leli sambil tersenyum kala memberikan komentarnya mengenai relawan Tzu Chi.

Di kegiatan hari itu, banyak relawan kembang yang juga hadir dan menghibur anak-anak. MegaShijie adalah salah satunya. Relawan berusia 26 tahun ini tertarik mengikuti kegiatan panti ini karena ia bisa memprediksi bahwa berinteraksi dengan anak-anak pasti akan sangat seru. “Ikut kegiatan ini sangat happy dan bersyukur. Karena melihat kondisi tempat tinggal mereka yang seperti ini jadi merasa bahwa banyak hal di hidup saya yang harus disyukuri.”, ungkap MegaShijie.

foto  

Keterangan :

  • Selain relawan, ad juga muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) yang turut membantu.

Selain Mega, ada pula Susana Shijie. Walaupun menggunakan baju bebas, namun SusanaShijie sebenarnya merupakan relawan Biru Putih Tzu Chi Pekanbaru. Ini merupakan kegiatan pertama yang Susana Shijie lakukan bersama dengan Tzu Chi dari He Qi Barat. Wanita berusia 32 tahun ini mengaku gemar melakukan kegiatan di misi pendidikan dan kegiatan yang terjun ke lapangan. Saat ditanya mengenai perasaanya setelah mengikuti kegiatan ini, Susana Shijiemenjawab “Kita ke sini dengan rasa happy, pulangnya capek juga tapi happy dan bisa senyum terus.”

Susana Shijie mengatakan bahwa ikut kegiatan Tzu Chi  seperti panti anak ini dapat menjadi obat awet muda karena membuatnya dapat tersenyum sepanjang acara. Hal tersebut memang sangat benar, karena sebenarnya selain relawan datang ke sana untuk menghibur anak-anak, relawan juga mendapat hiburan yang sangat luar biasa dari anak-anak. Anak-anak secara tidak langsung membuat relawan merasa gembira karena melihat tingkah mereka yang polos dan juga saat relawan bisa bercengkrama dengan mereka.

Selain itu, bukan hanya anak-anak yang mendapat hadiah berupa biskuit, alat perlengkapan sekolah saja dan makan siang, tapi relawan juga mendapat sebuah kado tak ternilai dari anak-anak yaitu kebahagian yang meliputi hati setiap relawan karena dapat berinteraksi dan memberi perhatian serta cinta kasih bagi anak-anak. Hal tersebut mengingatkan kita pada kata perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi “ Keindahan yang paling kuat bertahan dan abadi di dunia adalah cinta kasih tanpa pamrih yang ada dalam hati setiap orang.”

 

 
 

Artikel Terkait

Menggunakan Kesempatan Berdonor darah

Menggunakan Kesempatan Berdonor darah

19 Agustus 2019

Donor darah ini menjadi pengalaman pertama bagi Wahyu Wigati. Sebelumnya, kesempatan donor darah melalui kegiatan rutin Tzu Chi Sinar Mas selalu tidak bisa diikutinya karena tugas keluar kota. Kali ini, ia pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendonorkan darahnya.

Persiapan-Persiapan Jelang Persamuhan Dharma

Persiapan-Persiapan Jelang Persamuhan Dharma

22 November 2022

Menjelang Persamuhan Dharma, Tim Persamuhan Dharma melakukan serangkaian persiapan salah satunya dengan latihan bersama antara relawan dengan siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -