Saling Mewariskan Ajaran Jing Si dengan Hati Bertautan

Jurnalis : Budianto (Tzu Chi Batam), Fotografer : Budianto (Tzu Chi Batam)
 

fotoPara peserta pelatihan bersikap anjali sambil melakukan pradaksina dengan sepenuh hati sebelum memulai pelatihan.

 

Tzu Chi telah berdiri selama 43 tahun. Dalam setiap kesempatan, Tzu Chi terus merangkul para calon Bodhisatwa, dan tidak hentinya memperkenalkan misi Tzu Chi kepada masyarakat, serta berusaha keras untuk menyucikan hati manusia, agar tercipta masyarakat yang harmonis dan dunia yang damai, serta terhindar dari bencana. Tanggal 12 Oktober 2009, Tzu Chi Batam mengadakan pelatihan relawan abu putih. Sebanyak 62 relawan abu putih, termasuk juga 10 relawan dari Tanjung Balai, Karimun, ikut berpartisipasi mendengarkan ajaran Jing Si, dengan tujuan melatih diri di jalan Bodhisatwa.

Pukul 9 pagi, para relawan berdatangan ke kantor yayasan dan mengisi daftar absen. Setelah itu, para relawan membentuk barisan dengan rapi dan melafalkan sutra Buddha sambil menuju ruang pelatihan. Acara pada hari ini berjalan dengan khidmat dan penuh makna, terlebih dengan kehadiran Ji Shou Shixiong dan Lulu Shijie yang datang dariJakarta untuk memberikan sharing, sehingga semua peserta dapat belajar banyak.

Para peserta dengan penuh perhatian mendengarkan sharing dari Ji Shou Shixiong, mulai dari misi amal hingga pelestarian lingkungan. Semua relawan dengan sepenuh hati memberikan sharing kepada semua peserta mengenai pengalaman yang pernah dialaminya. Loi Teng Guat Shijie berbagi pengalaman mengenai daur ulang. Ia menuturkan, 4 unsur di bumi –air, api, angin, dan padat– ini tidak selaras, dikarenakan oleh manusia yang terus-menerusmembuat kerusakan terhadap bumi. Sekarang ini, bumi telah rusak, dan tidak ada cara untuk melindunginya lagi. Oleh karena itu, setiap orang memiliki kewajiban untuk melakukan daur ulang. Daur ulang selain mengurangi sampah yang berarti mengurangi jumlah perusak bumi, juga mengurangi pemakaian sumber daya. Jika satu orang tidak bisa melakukan apa-apa, maka dibutuhkan kerja sama dari semua pihak untuk melindungi bumi ini.

Misi amal merupakan misi pertama Tzu Chi. Agar para peserta mengetahui tentang kunjungan kasih yang dilakukan oleh para relawan Tzu Chi, maka para pembicara sengaja menampilkan drama singkat tentang bersama-sama melakukan kebajikan. Seorang anggota komite mengajak tiga orang relawan baru (istri orang kaya) melakukan kunjungan kasih ke rumah seorang kakek tua yang hidupnya sebatang kara. Kakek ini umurnya sudah tua dan seluruh badannya tidak berdaya lagi, sehingga tidak memungkinkan untuk membersihkan rumahnya. Rumahnya penuh dengan debu. Baik buang air besar ataupun buang air kecil, sang kakek tetap saja berada di tempatnya. Sebelum tiba di rumah kakek, para relawan sudah mencium bau yang tidak sedapdari jauh. Tiga relawan yang baru itu tidak ingin memasuki rumah kakek, tetapi karena dipaksa harus masuk ke ruangan, akhirnya mereka pun menahan bau, membersihkan rumah kakek itu. Selain itu, mereka juga memijit kakek. Melalui kegiatan bersih-bersihini, tiga relawan yang orang kaya ini akhirnya dapat merasakan bahwa kehilangan sesama merupakan hal yang sungguh menyakitkan. Oleh karena itu, kita harus berbakti kepada orangtua, mengenali cinta kasih, serta bersedia menjadi relawan Tzu Chi. Semua peserta terharu ketika melihat penampilan drama singkat ini, serta paham akan makna kunjungan kasih.

foto  foto

Ket: - Para relawan dengan serius mendengarkan sharing dari Ji Shou Shixiong.(kiri).
        - Sebelum makan siang, para relawan menyanyikan lagu bersama-sama.  (kanan)

Yang baik memandu yang baik, mengajak semua orang untuk menyumbangkan cinta kasihnya. Aminah yang pernah menjadi penerima bantuan pengobatan Tzu Chi, ditemani oleh ayahnya, Abu Bakar, memberikan sharing kepada peserta pelatihan. Sebelum membuka sharing, air mata Abu Bakar terus mengalir. Semua peserta juga ikut mengalirkan air mata. Kondisi pada saat itu sungguh mengharukan. Abu Bakar berkata, sungguh berterima kasih kepada Tzu Chi atas bantuan yang telah diberikan kepadanya, sehingga Aminah bisa pergi ke sekolah seperti anak-anak yang lain. Sebagai bentuk terima kasih kepada Tzu Chi, Aminah pernah membawa pulang celengan bambu, dan telah dua kali menyerahkan kembali celengan bambu itu kepada Tzu Chi dengan tujuan membantu sesama yang membutuhkan bantuan.

Acara pelatihan hari itu dimulai dari pukul 9 pagi dan berakhir pukul 4 sore. Dalam jangka waktu tujuh jam itu, para peserta tidak merasa bosan. Acara hari itu sejak dari awal hingga akhir sangat beragam, sehingga setiap peserta mendapatkan banyak pengetahuan dari acara tersebut

foto  foto

Ket: -Agar para peserta mengetahui tentang kunjungan kasih yang dilakukan oleh para relawan Tzu Chi, maka para         pembicara sengaja menampilkan drama singkat. Harus dengan rasa syukur dan sepenuh hati ketika                       memberi perhati (kiri).
       - Drama singkat bercerita tenang tiga relawan baru (istri orang kaya) memijit dan membersihkan tangan kakek          tua yang hidupnya sebatang kara. Mereka merasakan akan pentingnya berbakti kepada orangtua. (kanan)

Tidak membiarkan kesempatan pergi begitu saja, berusaha memanfaatkan jodoh dengan baik. Pukul 7 malam pada hari itu juga, relawan Tzu Chi mengadakan bedah buku Jejak Langkah Master Cheng Yen. Melalui acara bedah buku ini, para peserta akan lebih paham tentang pemikiran Master Cheng Yen dan memahami ajaran Jing Si. Meskipun hanya ada 17 peserta, tetapi setiap peserta yakin dengan pemikiran mereka sendiri. Manfaatkan kesempatan yang ada dan bersumbangsihlah di jalan Bodhisatwa.

 
 

Artikel Terkait

TIMA Menjangkau Dusun Terpencil untuk Memberikan Pelayanan Kesehatan

TIMA Menjangkau Dusun Terpencil untuk Memberikan Pelayanan Kesehatan

28 September 2022
TIMA Singkawang menyelenggarakan kegiatan Bakti Sosial Kesehatan di Dusun Sijarum-Bambuk. Dusun ini tergolong terpencil dibandingkan dengan dusun lainnya di Desa Bilayuk, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak.
Kacamata Penunjang Prestasi

Kacamata Penunjang Prestasi

18 Maret 2016
Maria Natalia kini tak lagi perlu meminjam buku catatan temannya. Kacamata pemberian relawan Tzu Chi pada Rabu, 16 Maret 2016 mengembalikan penglihatannya yang sebelumnya melihat papan tulis dengan buram.
Mengintip Perjalanan Go Green Vegetarian Card

Mengintip Perjalanan Go Green Vegetarian Card

28 Agustus 2017

Go Green Vegetarian Card dikeluarkan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk mengajak masyarakat bervegetaris. Bekerja sama dengan beberapa restoran vegetaris di Jakarta, Tangerang, Pekanbaru, Palembang, dan Medan, kehadiran kartu ini disambut antusias sejumlah konsumen. Misalnya saja di Cafe De Sunshine, Jakarta.

Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -