Sampah-sampah yang Bernilai
Jurnalis : Hadi Pranoto , Fotografer : Hadi Pranoto![]() * Lina Sari, warga Pejagalan Jakarta Barat yang juga relawan Tzu Chi memasukkan sampah daur ulang dari rumah dan tetangga sekitarnya. Terkadang ia memilah lebih dulu sampah-sampah ini. | Sejak pagi hari, kesibukan sudah mulai terasa di posko daur ulang Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Beberapa karyawan di bagian pengepakan sudah mulai mempacking sampah-sampah daur ulang agar siap ditimbang dan dijual. Sebagian karyawan mulai memilah-milah jenis sampah daur ulang sesuai dengan jenisnya dan sebagian lainnya tampak bersiap dengan mobil daur ulang Tzu Chi. Ada dua mobil yang bersiap berangkat pagi itu. Setiap hari, mobil-mobil ini mengambil sampah daur ulang dari para relawan ataupun warga masyarakat yang ingin menyumbangkan sampah daur ulangnya kepada Tzu Chi. |
"Setiap hari mobil keluar untuk jemput sampah-sampah daur ulang, kecuali hari Minggu," kata Antonius, yang sejak 6 bulan lalu memimpin divisi daur ulang Tzu Chi. Karyawan daur ulang Tzu Chi sendiri ada 32 orang, di mana 12 orang di bagian gudang, 4 orang mengambil sampah warga perumahan Cinta Kasih, 3 tukang sapu, 7 tenaga lepas harian (borongan untuk pengepakan), serta supir dan kenek, masing-masing 3 orang. Ada 3 titik pengambilan sampah di Jakarta, yakni wilayah Jakarta Pusat, Barat, dan Utara. Di luar Jakarta juga ada titik pengambilan sampah di Serpong dan Bekasi—2 minggu sekali. Menurut Siti, bagian administrasi daur ulang Tzu Chi, jumlah penyumbang tetap sampah daur ulang ini mencapai kurang lebih 2.000 orang. Tidak Malu, Malah Bangga ![]() ![]() Ket : - Petugas daur ulang Tzu Chi berkeliling ke rumah warga masyarakat yang secara rutin menyerahkan sampah Tidak berapa lama, kami pun masuk ke dalam ruangan. Di sana sudah ada 3 kantung sampah besar berisi botol plastik dan kaleng minuman serta kardus mi instan. Lie Sui-chan, salah seorang pegawai mengatakan jika mereka berpartisipasi dalam daur ulang Tzu Chi sejak tahun 2003. "Nggak merepotkan. Ini bagus karena bisa untuk membantu orang lain," kata Sui-chan. Bahkan tidak jarang, para pembeli dan pasien di tempat ini juga turut menyumbangkan sampah daur ulangnya. "Begitu dijelaskan kalau sampah-sampah ini untuk Tzu Chi dan dipergunakan untuk amal kemanusiaan, mereka kasih ke kita," tambah Sui-chan. Dari Jembatan Dua, kami menuju daerah Pejagalan—rumah salah seorang relawan Tzu Chi. Begitu mobil tiba, sang pemilik rumah, Lina Sari segera menyambut. Dalam hitungan menit, tumpukan sampah-sampah plastik dan kertas bekas di garasi mobil segera berpindah ke mobil bak daur ulang Tzu Chi. "Dulu cuma sampah saya sendiri, tapi lama-lama ada juga tetangga yang ikut nyumbang sampah daur ulang ke sini," terang Lina yang sudah berpartisipasi aktif di Tzu Chi sejak tahun 2003. Lewat promosi dari mulut ke mulut, nyatanya cukup banyak tetangga yang ikut berpartisipasi. ![]() ![]() Ket : - Karyawan toko oli milik relawan ikut membantu memasukkan sampah daur ulang ke mobil. Di atasnya, Meski awalnya sempat merasa sungkan dan malu, tapi Lina tetap melanjutkan kegiatan ini. "Malah sekarang kalo ke mana-mana ada botol atau plastik, kita pungut. Dah nggak malu, kan sampah bisa jadi emas untuk bantu orang lain," tegas Lina. Agar memudahkan petugas daur ulang Tzu Chi mengangkut sampah daur ulang, tak jarang Lina memilah lebih dulu sampah-sampah sesuai dengan jenisnya. "Biar nggak berantakan juga di sini (garasi)," katanya beralasan. Dari Pejagalan, kami pun melanjutkan perjalanan ke Jembatan Lima, Jakarta Barat, tepatnya di toko oli milik seorang relawan Tzu Chi, Po san. Cukup banyak sampah yang diambil di sini, sehingga membuat bak mobil daur ulang Tzu Chi penuh terisi botol-botol plastik dan kaleng oli bekas serta kertas karton yang merupakan sampah rutin bengkel ini. Tidak hanya itu saja, Po san juga mengumpulkan sampah-sampah daur ulang dari para tetangga di sekitar bengkelnya. Siapa sangka, dari kepedulian setiap orang terhadap sampah daur ulang, ternyata selain dapat mengurangi volume sampah juga dapat menghasilkan sumber dana untuk berbagai kegiatan kemanusiaan. | |
Artikel Terkait
![Suara Kasih : Demi Keberlangsungan Kehidupan](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/l_311010-1.jpg)
Suara Kasih : Demi Keberlangsungan Kehidupan
03 November 2010 Jika bumi rusak, bagaimana generasi penerus kita dapat bertahan hidup? Kini kita telah melihat bencana yang terjadi silih berganti. Apa kita masih bisa berdoa agar panjang umur? Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Hal terpenting yang harus kita lakukan sekarang adalah meningkatkan kewaspadaan.![Bersama Menghimpun Cinta Kasih dalam Perayaan Imlek 2023](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/1917_20230115_edt.jpg)
Bersama Menghimpun Cinta Kasih dalam Perayaan Imlek 2023
27 Januari 2023Cuaca di Minggu siang itu sangat terik, tapi tak menjadi penghalang bagi 34 insan Tzu Chi menuju Vihara Dharma Ratna di Jalan Husein Sastranegara, Kec. Benda, Kota Tangerang, Banten.
Baksos Tzu Chi ke-120: Pelayanan Kesehatan di Pulau Terluar Banten
25 September 2017Di hari kedua pelaksanaan bakti sosial kesehatan Tzu Chi ke-120 yang bekerja sama dengan TNI dalam rangka HUT TNI ke-72, seluruh tim medis kembali bergerak. Apabila hari pertama tim medis menangani pasien di Pulo Panjang, hari kedua ini (23/9/17) mereka habiskan untuk melayani pasien di Pulau Tunda, Serang, Banten.