Santap Siang untuk Para Pencari Suaka

Jurnalis : Widodo (Tzu Chi Sinar Mas) , Fotografer : Surono (Tzu Chi Sinar Mas)

Relawan berbagi tugas menyiapkan sayur dalam dapur umum yang akan diserahkan kepada pengungsi di Wisma Duta, Srengseng, Jakarta Barat.

“Dalam kehidupan ini kita harus senantiasa beraktivitas, jangan menyia-nyiakan waktu dengan hidup tanpa tujuan. Kita harus mengembangkan kebijaksanaan dan kemampuan untuk menciptakan berkah bagi masyarkaat”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-

Ada kesibukan berbeda di Wisma Duta, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat pada Sabtu (24/8/24) sejak pagi hari. Tenda Tzu Chi berwarna biru didirikan, sementara di bawahnya relawan menata meja, alat masak, telenan, juga kompor dan tabung gas. Timun, romen, lettuce, tomat ceri juga disiapkan di masing-masing meja. Setelah itu relawan segera mengambil tempat. Suara potongan sayur bersahutan dengan derai canda relawan. Di sisi lainnya, relawan bersiap menggoreng tahu dan merebus telur. Meja sebelahnya dipakai menanak nasi.

Inilah kesibukan relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas dari lintas pilar usaha Sinar Mas yang bergotong royong menyiapkan santap makan siang bagi pengungsi yang tinggal di Wisma Duta. Mereka berasal dari beberapa negara, seperti Somalia, Etiopia, Afganistan, Myanmar, dan lainnya. Pengungsi ini difasilitasi tempat tinggal oleh International Organization for Migration (IOM).

Menu yang disiapkan relawan adalah tahu, telur, dan daging vegetarian bumbu rendang, salad, serta buah pisang. Bumbu rendang yang sudah dipadukan dengan santan mengundang beberapa pengungsi melihat dari dekat. Mereka penasaran dengan aroma yang menggugah selera. “Smell good,” ucap mereka.

Hendrik Simanjuntak dan Roby Lim memasak telur bumbu rendang.

Hendrik Simanjuntak, koordinator dapur umum mengatakan jika ini sebagai salah satu wujud kepedulian terhadap penderitaan yang pengungsi alami. “Kita tahu mereka hidup di negara Indonesia ini bukan untuk tinggal selamanya, tetapi Indonesia ini negara transit mereka yang nantinya mereka akan dipindahkan ke negara ketiga yang mereka belum tahu juga kemana. Nah di tengah kesulitan kehidupan mereka ini kita berinisiatif mengurangi paling tidak sedikit penderitaan mereka dengan memberikan paket makan siang dan memberikan hiburan untuk anak-anak mereka,” terangnya.

“Di sini itu ada anak-anak 64 orang, jadi total pengungsi yang ada di Wisma Duta ini ada 167 orang. Jadi kita berupaya memberikan makanan buat yang di Wisma Duta buat 167 orang dan sisanya kurang lebih hampir 200 itu di dormitory yang sama tetapi di daerah Ciputat,” tambah Hendrik.

Bersatu Hati, Berbagi Cinta Kasih
Bisa berbagi dengan para pengungsi membawa kebahagiaan tersendiri bagi relawan. Salah satunya Dewi Susanti. Baginya kegiatan ini sebagai kesempatan untuk berbuat kebajikan. “Saya merasa sangat senang, saya juga merasa bahagia karena banyak sekali teman-teman yang bersemangat, teman-teman juga happy semua di sini dan juga saling membantu menyediakan waktu luangnya bersama berkumpul untuk berbuat kebajikan,” ujar Dewi yang sehari-hari bekerja di Wisma Indah Kiat, Serpong, Banten.

Dewi Susanti mengupas timun yang akan digunakan bahan salad.

Karni (memakai rompi) menyiapkan sayuran bersama relawan lainnya.

Kebahagiaan bisa berbagi juga dirasakan Roby Lim yang sehari-hari bekerja di Asuransi Sinar Mas. Ia sudah mengenal Tzu Chi sejak 11 tahun lalu saat masih tinggal di Medan, Sumatra Utara. “Perasaannya happy bisa bergabung dengan grupnya kita sendiri kemudian bisa berbuat lebih banyak dan bisa membantu semua orang why not gitu lho. Pas waktunya sabtu minggu kan kita tidak ada aktivitas ya kita melakukan membantu orang lain. Berbagi kasih cinta,” ucapnya.

Roby menambahkan jika berbagi dan memberi sebagai balasan atas apa yang kita lakukan ketika berdoa. “Setiap hari pasti kita berdoa ya kita selalu meminta kepada Tuhan, minta terus tapi kapan memberinya gitu, nah inilah saatnya kita memberilah karena setiap hari kita selalu minta ke Tuhan kapan kamu memberi ke saya gitu. Untuk hari ini saya menyalurkan memberikan tenaga saya lewat baksos ini,” sambungnya.

Relawan bersatu hati memasukkan makanan ke dalam wadah yang sudah disiapkan.

Relawan yang membantu dapur umum kali ini tidak hanya berasal dari pilar usaha Sinar Mas. Karni salah satunya. Ia diajak seorang teman. Meski awalnya ia tidak tahu jika akan membantu pengungsi, namun bisa berbagi dengan sesama membawa kebahagiaan tersendiri.

“Karena ada kesempatan untuk berbuat kebaikan kenapa enggak gitu kan. Daripada menghabiskan waktu dengan kegiatan yang lain ada kesempatan untuk lebih bermanfaat kita coba dan ini baru pertama kali juga kan jadi penasaran juga terus mau coba aja,” ujar perempuan yang berprofesi sebagai freelancer pengacara ini.

“Seru apalagi kalau kita tahu kalau yang kita berikan ini untuk kebaikan, dan untuk orang-orang yang kita bantu juga. Jadi ada perasaan hangat juga di situ dan ya menambah hormon ini juga, ngebayangin juga untuk nanti yang terima dan ketika kita membuat dan mengerjakannya dengan penuh cinta nanti yang menerima juga bisa merasakannya,” imbuh perempuan berkaca mata ini.

Relawan menyiapkan wadah makanan yang akan diberikan untuk para pengungsi.

Kebahagiaan terpancar dari wajah para pengungsi saat menerima paket makan siang yang sudah disiapkan relawan sejak pagi hari.

Berbagi santap siang bagi para pengungsi ini diapresiasi Akmal Haris, National Program Officer IOM Indonesia. Terlebih ini merupakan kegiatan kedua yang dilakukan relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas, setelah sebelumnya dilakukan di dormitory yang berada di Ciputat, Tangerang Selatan.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena di satu sisi ada kegiatan positif yang dilakukan dan interaksi terhadap refugee yang ada di tempat tersebut. Dan mereka sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan. Selain itu juga kita mengetahui bahwasanya mereka berada di Indonesia ini dikarenakan kondisi negara asal mereka sehingga mereka sudah berada sudah cukup lama di Indonesia dan dalam menunggu lama ini kegiatan positif seperti ini sangat membantu dan mendukung kegiatan kami juga,” ujarnya.

Kids activity dengan games interaktif untuk menghibur anak-anak pengungsi.

Sementara kegiatan memasak berjalan, di tenda lainnya, relawan juga melakukan kegiatan kids activity melalui games edukatif.  Dan ketika masakan sudah siap, relawan segera mengemasnya ke wadah yang telah disiapkan. Tak lama pengungsi berbaris antre menukarkan kuponnya dengan menu santap makan siang. Wajah penuh senyuman mengembang. Senyuman kebahagiaan ini pula yang dibawa relawan ketika kembali ke rumah masing-masing.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Tanda Solidaritas untuk Pencari Suaka

Tanda Solidaritas untuk Pencari Suaka

09 April 2018

Kesehatan para pengungsi dari negara lain yang berada di Indonesia juga menjadi perhatian Tzu Chi. Salah satunya adalah diadakannya baksos pengobatan umum yang bekerja sama dengan UNHCR bagi pengungsi dari Afghanistan pada Minggu, 8 April 2018 di Cisarua, Jawa Barat.

Bedah Jantung Reza Rezaie, Sang Pencari Suaka

Bedah Jantung Reza Rezaie, Sang Pencari Suaka

24 Mei 2018
Reza Rezaie adalah salah seorang pencari suaka asal Afganistan yang memperjuangkan hidupnya di Indonesia menjalani operasi bedah jantung di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat.
Mengembalikan Senyum Pencari Suaka

Mengembalikan Senyum Pencari Suaka

30 November 2017

Tzu Chi Indonesia menggelar Baksos Kesehatan Gigi untuk para pengungsi pada Rabu, 1 November 2017. Kegiatan ini bertempat di Kantor Church World Service (CWS) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. CWS merupakan mitra pelaksana dari badan urusan pengungsi PBB, UNHCR yang juga memperjuangkan anak-anak pengungsi untuk bisa bersekolah. Baksos ini merupakan yang kedua kalinya digelar Tzu Chi Indonesia untuk para pengungsi di Jakarta dan sekitarnya.

 

Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -