Anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah gembira saat menerima sekotak susu dan roti yang diberikan oleh relawan Tzu Chi di halaman sekolah. Relawan Tzu Chi memberikan 66 kotak susu dan 50 pcs roti kepada murid-murid Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah Rawa Bebek, Penjaringan Jakarta Utara.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mulai menjalankan Program Sarapan Sehat akan membagikan roti dan susu. Melalui model foodbank, program ini didukung oleh salah satu mitra Tzu Chi yang menyediakan roti untuk dapat dibagikan kepada siswa di beberapa sekolah di sekitaran Penjaringan sebagai lokasi awal program dilangsungkan.
Pada momen awal ini, Selasa 14 Mei 2024 relawan Tzu Chi bersama dengan Tim Koramil dan Polsek Penjaringan bersama-sama membagikan roti dan susu kepada siswa sekolah secara bertahap setiap harinya estimasi 2 kelas (sekitar 30 - 40 siswa). Lokasi pertama yang didatangi Program Sarapan Sehat ini adalah Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah, Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara.
Christine Tjen bersama enam orang relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pluit membagikan susu kotak dan roti kepada murid-murid sekolah Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah.
Bambang relawan dari komunitas He Qi Pluit bersama 6 orang relawan Tzu Chi mengatakan program pemberian sarapan sehat untuk anak sekolah ini baru dimulai hari ini dan akan berkelanjutan di sekolah-sekolah lainnya. Sekolah-sekolah yang akan mendapatkan Program Sarapan Sehat ini nantinya juga ditentukan oleh Babinsa dan Babinkamtibmas dari TNI – Polri.
“Hari ini kami bersama relawan Pluit membagikan 66 kotak susu dan 50 pcs roti kepada murid-murid Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah,” ujar Bambang koordinator pemberian Program Sarapan Sehat. “Jadi kami juga melihat prioritas wilayah mana yang mendapatkan program ini, kemudian hasilnya ya yang pertama di sini (Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah).”
Bambang koordinator pembagian susu dan roti di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah memberikan nasihat kepada Ika siswi kelas 6 yang bercita-cita ingin menjadi Polwan.
Bambang menceritakan murid sekolah Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah hampir semua dari keluarga prasejahtera yang memang kurang mampu. Orang tua mereka rata-rata bekerja sebagai buruh harian, kuli panggul di pasar, hal baiknya mereka tidak dipungut biaya untuk memperoleh pendidikan (bersekolah).
Bambang mengatakan Program Sarapan Sehat ini bertujuan untuk menambah gizi anak-anak dan mereka bisa lebih berkonsentrasi untuk menerima pelajaran. Ia pun berharap dengan adanya Program ini bisa meningkatkan kecerdasan anak-anak didik.
Lilis, Kepala Sekolah MI Raudhatul Islamiyah mengatakan sangat berterima kasih kepada Tzu Chi yang sangat memberi perhatian kepada murid-muridhnya. Lilis juga mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi keluarga siswa-siswi di Raudhatul Islamiyah dari keluarga prasejahtera. “Tapi kalau untuk tidak mampu sekali Saya rasa tidak ya, mereka masih cukup Insya Allah. Tapi kebanyakan siswa di sini itu tidak dibekalkan makanan, orang tua mereka lebih memilih memberikan uang jajan,” ungkap Lilis yang sudah 10 tahun menjadi Kepala sekolah di MI Raudhatul Islamiyah.
Lilis mengatakan pekerjaan orang tua murid rata-rata buruh harian lepas. “Yayasan ini berdiri untuk sosial. Anak yatim yang ditinggal ayahnya meninggal itu di sini kami gratiskan dan kalau ada yang mengalami gizi buruk kami kerja sama dengan pihak Puskesmas,” ucap Lilis yang sangat bersyukur Tzu Chi selalu memberi perhatian kepada siswa-siswi MI Raudhatul Islamiyah.
Anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah gembira menikmati sajian roti dan susu bersama-sama di halaman sekolah.
Salah satu siswi kelas 6 yang menerima susu dan roti Ika Susilowati (12) mengungkapkan kesenangannya ketika menerima bekal dari relawan yang sebelumnya mengajak mereka bernyayi dan bermain.
“Suka rotinya enak, kalo susunya nanti siang aja minumnya,”ujar Ika, sulung dari tiga bersaudara. Ika adalah siswi kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah yang harus bekerja membantu kedua orang tuanya sepulang dari sekolah menyusun kardus-kardus bekas mainan. Kedua orang tua Ika adalah pengepul kardus-kardus bekas.
“Kalau pulang sekolah, ke rumah terus langsung ke kerjaan Ayah, bantuin Ayah nyusun kardus, nanti kardusnya dibukain, disusun dibawa ke tempat yang kosong lapak dari keluarga Mama,” ungkap Ika yang bercita-cita menjadi Polwan. Selain itu Ika juga sudah merencanakan setelah lulus tingkat Ibtidaiyah ini Ika akan masuk pesantren di Pekalongan. “Aku mau naikin derajat keluarga kalau udah ke kuliah, kerja,” tegas Ika bersemangat.
IPDA Andreas Jonathan Kasubnit Binkamsa Polsek Penjaringan memberikan sosialisasi kepada murid-murid sekolah untuk lebih giat dalam belajar dan menghindari pergaulan yang tidak baik di lingkungan sekolah dan rumah.
IPDA Andreas Jonathan Kasubnit Binkamsa Polsek Penjaringan yang turut hadir dalam pemberian Program Sarapan Sehat berkesempatan memberikan pesan kepada siswa-siswi Raudlatul Islamiyah. Dalam pesannya IPDA Jonathan mengajak anak-anak agar rajin dan giat belajar dan harus menjaga komitmen.
“Belajar yang rajin pada saat sekolah fokus jangan nakal. Zaman sekarang ini banyak sekali game online itu, boleh main tapi pada saat libur ya,” ucap IPDA Jonathan berseru. “Jaga kesehatan ya semuanya ya jangan tawuran dan nggak boleh ikut pergaulan bebas, jangan coba-coba minum-minuman keras ya,” tutup IPDA Jonathan.
Program Sarapan Sehat ini baru pertama dijalankan oleh Tzu Chi. Program ini akan terus berkelanjutan di sekolah-sekolah agar anak-anak mendapatkan gizi yang seimbang.
Editor: Metta Wulandari