Satu Bulan Pascabencana, Distribusi Bantuan Tzu Chi Masih Berjalan

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya


Relawan Tzu Chi hadir di tengah-tengah warga Kawatuna untuk memberikan bantuan berupa nasi Jing Si dan tikar.

Empat orang relawan Tzu Chi kembali ke Palu, Sulawesi Tengah pada 5 November 2018. Mereka langsung bergerak ke wilayah Kawatuna dan memberikan 5 kardus nasi Jing si beserta 100 lembar tikar untuk 154 santri di Pesantren Nurul Falah.

M. Hafidzin, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Falah sangat senang atas bantuan yang mereka dapatkan. “Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena bantuan nasi dari Taiwan ini sangat membantu istri saya yang memasak untuk semua santri,” ungkap M. Hafidzin. “Sebelumnya untuk sarapan pagi karena yang membantu masak juga terkena musibah jadi istri saya bersama dua orang temannya hanya masak mi instan saja setiap hari,” lanjutnya.

Dari pesantren Nurul Falah, relawan bergerak ke wilayah Sigi tepatnya di Desa Jono Oge dan Desa Lolu, Kabupaten Sigi. Di posko 6 ini esok paginya (6/11/18) relawan memasak nasi Jing si untuk 1.500 jiwa dan di posko 2 untuk 1.000 jiwa.

Di sana, ibu-ibu sudah menunggu di posko mereka dan penasaran dengan nasi Jing si yang hanya perlu dimasak beberapa menit. Yeni (27) mengatakan bahwa nasi itu lumayan enak dan anak-anak juga sangat senang.


Nasi Jing Si menjadi menu baru yang disukai para warga di posko pengungsian. Selain cita rasanya, cara memasak yang tidak membutuhkan banyak waktu menjadi keunggulan nasi dari Taiwan ini.

Kepedulian relawan mendapatkan acungan jempol dari para ibu-ibu yang ada di Posko wilayah Sigi.

“Enak nasinya, saya pikir nasinya aneh, ternyata enak. Dicampur santan jadi lebih gurih,” aku Yeni. Yeni dan ibu -ibu lainnya sesama pengungsi sudah bisa memasak nasi jing Si ini. Selanjuynya Khalifa (32) RT posko 2 akan memasak nasi jing si ini seminggu 3 kali supaya warga tidak bosan.

Yeni sampai bertanya kepada seorang relawan Tzu Chi bagaimana cara mengucapkan terimakasih kepada relawan dalam bahasa Mandarin. “Gan en (terima kasih) ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah peduli kepada kami,” tutur Yeni kemudian dengan raut wajah gembira sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Menyasar Hingga Desa Terjauh

Pembagian paket bantuan di Palu terus berlanjut ke pelosok Kabupaten Sigi. Rabu, 7 November 2018, relawan memulai perjalanan sejak pukul 05.00 WITA untuk menuju Kecamatan Kulawi, Sigi Selatan. Mereka membawa paket bantuan berupa selimut, popok bayi, pembalut wanita, dan air mineral 600 ml. Hari itu relawan berhasil membagikan 138 paket untuk Desa Bola Dangko. Sedangkan untuk Desa Bola Papua da 157 paket yang dibagikan.


Akses jalan yang masih sulit untuk dilalui tidak menjadi halangan untuk membagikan bantuan ke wilayah Kecamatan Kulawi, Sigi Selatan.

Di Kecamatan Kulawi, Sigi Selatan, sisi-sisi jalan masih banyak yang sedang diperbaiki akibat tanah longsor.

Demi menjaga diri relawan dalam memberikan bantuan, relawan memutuskan untuk membagi paket bantuan tersebut hingga pukul 13.00 WITA. Bukan karena alasan lain, akses jalan yang amat sulit membuat relawan harus menghentikan pembagian bantuan di siang hari.

Di daerah tersebut, kondisi jalan memang masih belum baik seluruhnya. Sisi-sisi jalan masih banyak yang sedang diperbaiki akibat tanah longsor. Memasuki musim hujan, warga juga menuturkan bahwa hampir setiap sore, wilayah Kulawi dilanda hujan. Hal tersebut pun menjadi pertimbangan tersendiri bagi relawan.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Satu Bulan Pascabencana, Distribusi Bantuan Tzu Chi Masih Berjalan

Satu Bulan Pascabencana, Distribusi Bantuan Tzu Chi Masih Berjalan

08 November 2018
Sudah lebih dari satu bulan pascagempa dan tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, 28 September 2018 lalu, namun relawan Tzu Chi masih terus melakukan pendistribusian bantuan bagi para pengungsi di berbagai wilayah di Palu.
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -