Satu Dasawarsa Jing Si Books & Cafe Pluit
Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi, Sugianto Kusuma memberikan apresiasi kepada Livia Shijie yang telah berdedikasi selama 10 tahun di Jing Si Books & Café Pluit.
Menorehkan sejarah perjalanan cinta kasih Tzu Chi di Indonesia, tidak akan luput dari peran pentingnya. Sebuah bangunan berarsitektur modern di Jalan Pluit Permai Raya 20, Jakarta menjadi saksi sejarah. Satu dasawarsa yang lalu, tepatnya pada tanggal 29 Agustus 2004 ‘Jingsi Books & Café’ diresmikan pertama kali di Indonesia. Eksistensi bangunan ini adalah benih kebajikan yang ditaburkan oleh Rebecca Halim Shijie. Li Ping Shijie demikian panggilan akrabnya adalah istri Wakil Ketua Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma. Pertemuannya pertama kali dengan Master Cheng Yen di Taiwan pada tanggal 1 Desember 2001 sungguh berkesan di hatinya. Setelah bergabung sebagai relawan Tzu Chi pada bulan Februari 2002, dua tahun kemudian beliau mendonasikan rumahnya di Pluit untuk Jing Si Books & Café pertama di Indonesia. Bersyukur selama sepuluh tahun Jing Si Books & Café di Jakarta berkembang menjadi empat: Pluit, Kelapa Gading (Jakarta Utara), Blok M (Jakarta Selatan), dan Pantai Indah Kapuk (Jakarta Utara). “Harapan ke depannya agar Jing Si Books and Caffe Pluit dapat digunakan semaksimal mungkin untuk kegiatan Tzu Chi sehingga dapat sebagai pintu untuk mengalang lebih banyak orang bergabung di barisan cinta kasih Tzu Chi, sehingga dapat mendukung Tzu Indonesia lebih berkembang,” tutur Rebecca sambil tersenyum ramah.
Peringatan satu dasawarsa Jing Si Book & Café Pluit ini dilakukan selama dua hari. Dimulai pada tanggal 30 Agustus dengan menggelar Jingsi Talk, pameran foto Zhen Shan Mei dan puncak acara pada hari Minggu, 31 Agustus 2014 dengan perayaan di lokasi. Tepat pukul 13.35 WIB Dewi Sisillia Shijie memandu serangkaian acara yang dihadiri sekitar 150 orang, termasuk Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei Shijie, Sugianto Kusuma Shixiong (Wakil Ketua), dan tamu undangan lainnya. Acara dimulai dengan sajian menyeduh teh yang dilakukan oleh Li Ping Shijie. Isyarat tangan “Mars Barisan Tzu Chi” oleh 12 orang komite pria. Tim Tzu Chi University Continuing Education Centre (TCUCEC) memeragakan permainan alat tradisional China ‘Qu Zhen’ yang memukau hadirin. Petikan Qu zhen terdengar merdu saat mengiringi lagu Zhien Shou (bergandengan tangan) dan Yi Jia Ren (Satu Keluarga). Berbagi kisah tiga relawan juga menginspirasi para hadirin. Pemberian tanda penghargaan kepada enam orang komite yang berperan untuk perkembangan Jingsi Books & Café, yaitu: Li Ying Shijie yang diwakili oleh Liu Su Mei Shijie, Li Ping Shijie, Livia Shijie, Airu Shijie, Ik Sie Shijie, dan Hendry Tando Shixiong. Puncak acara ditandai dengan pemotongan kue ulang tahun, santapan ringan sushi yang dibuat khusus dari nasi Xiang Ji Fan. Acara ditutup pada pukul 16.02 WIB dengan penuh kemeriahan.
Sebanyak 12 relawan Tzu Chi memeragakan isyarat tangan untuk memeriahkan perayaan ulang tahun Jing Si Books & Café Pluit.
Makna Jing Si
“Segelas kopi, sebuah buku, seulas senyuman, Menumbuhkan sebuah benih kebajikan,”prosa indah yang dikumandangan ini, tepat menggambarkan Jingsi Books & Café.
Jingsi adalah nama yang dipakai oleh Master Cheng Yen sebelum beliau ditasbiskan sebagai seorang biksuni. Jingsi memiliki makna tersurat yaitu: Jing berarti Tenang dan Si artinya merenungkan dengan mendalam. Adapun makna yang tersirat Jingsi adalah Jing Ji Qing Cheng, zhi xian xu mo (Dengan hati yang tenang dan jernih, serta tekad yang luas dan luhur). Dengan hati yang tenang dan damai, kita baru dapat melihat ke dalam diri untuk menyadari kelebihan dan kekurangan batin kita masing-masing. Senantiasa berintrospeksi diri untuk mengikis noda-noda batin: keserakahan, Kebencian, kebodohan, kesombongan dan prasangka buruk dengan pembinaan diri di jalan Bodhisatwa Tzu Chi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Tim Tzu Chi University Continuing Education Centre (TCUCEC) memeragakan permainan alat tradisional China ‘Qu Zhen’ yang memukau hadirin.
Jingsi Books & Café didirikan sebagai ruang tamu penyambutan calon Bodhisatwa (relawan) dan penggalangan Bodhisatwa, rumah bagi komunitas relawan Tzu Chi, ruang meeting, ruang membaca buku-buku karya Master Cheng Yen. Jing Si Books & Café juga digunakan untuk mendalami misi budaya humanis seperti: bedah buku, isyarat tangan, Zhen Shan Mei, dan lainnya, dan untuk menjalin keharmonisan sebagai satu keluarga Tzu Chi. Menurut Sudarno Shixiong yang membedakan Jing Si Books & Café Pluit dengan Jing Si Books & Café lainnya adalah “Lebih bersuasana kekeluargaan”. Bahkan bagi Evi Shijie yang keluarganya ada di luar kota merasakan adanya keluarga saat berada di Jingsi, “Jingsi Pluit adalah rumah kedua dan merasa teman-teman Tzu Chi sebagai keluarganya.”
Dari satu benih kebajikan, dalam satu dasawarsa sudah bertunas menjadi empat benih yang berkembang dan masih akan tumbuh tunas-tunas baru. Setiap kebajikan yang ditanam di masa kini, akan menjadi buah kebaikan yang kita petik di hari esok. “Dirgahayu Jing Si Books & Café Pluit, Jia You !”
Artikel Terkait
Dasawarsa Pintu Penggalang Bodhisatwa
01 September 2014Sebagai sarana untuk menyosialisasikan budaya humanis dalam masyarakat, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia meresmikan Toko Buku Jing Si atau Jing Si Books & Café Pluit pada tahun 2004. Kini, Jing Si Books & Café Pluit genap berusia sepuluh tahun dalam mewariskan intisari ajaran Master Cheng Yen.