Satu Dasawarsa TIMA Indonesia

Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Cindy Kusuma
 
 

foto
Pada pelatihan anggota baru TIMA, Johnny Chandrina Shixiong menjelaskan mengenai misi amal Tzu Chi, agar para anggota TIMA tidak hanya profesional, tapi juga mempunyai semangat kerelawanan.

Semangat Misi Kesehatan: Melindungi kehidupan, melindungi kesehatan, melindungi cinta kasih.
Dikutip dari Ceramah Master Cheng Yen

 

Meski sudah menjalankan misi kesehatan sejak tahun 1995, Tzu Chi Indonesia saat itu belum mempunyai sebuah wadah bagi para profesional dan relawan di bidang medis. Hingga pada tanggal 10 November 2002, hari yang bersejarah bagi misi kesehatan Tzu Chi di Indonesia. Pada hari itu, TIMA (Tzu Chi International Medical Association) Indonesia resmi berdiri. Selama sepuluh tahun, TIMA Indonesia bersama dengan relawan Tzu Chi giat melakukan berbagai baksos kesehatan di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Ribuan pasien telah terobati secara gratis oleh para Bodhisatwa misi kesehatan. Tidak hanya menyembuhkan penyakit, tapi para tim medis dan relawan ini juga menggenggam semangat Tzu Chi yang humanis dan tanpa pamrih.

Dalam kesempatan ulang tahun yang ke-10 ini, TIMA Indonesia yang berpusat di Jakarta menyelenggarakan kongres tahunan di mana setiap perwakilan TIMA daerah yang berasal dari Bandung, Batam, Surabaya, dan perwakilan Sinarmas, memberikan laporan tentang kegiatan masing-masing daerah. Dalam kongres ini yang adalah amanat tertinggi sebuah organisasi, para pengurus saling menyampaikan permasalahan yang dihadapi dan memberikan masukan kepada TIMA Pusat untuk perbaikan organisasi. Ketua TIMA Indonesia yang juga adalah wakil ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma, memberikan berbagai pengarahan kepada para pengurus, salah satunya adalah mengingatkan setiap orang untuk selalu mengutamakan keselamatan pribadi saat bertugas di daerah, terutama tempat yang terpencil dan rawan bencana.

foto  foto

Keterangan :

  • Pada saat yang bersamaan, Ketua TIMA Indonesia, Sugianto Kusuma (tengah), memberikan pengarahan-pengarahan kepada pengurus TIMA agar pelayanan misi kesehatan bisa lebih baik lagi (kiri).
  • Dalam sharingnya, dr. Yuni (kedua dari kiri), menceritakan jodohnya yang istimewa dengan Master Cheng Yen saat mengikuti konferensi tahunan TIMA 2012 di Hualien, Taiwan (kanan).

Pada saat yang bersamaan, juga diadakan pelatihan calon anggota TIMA yang pada sore harinya akan dilantik. Materi pelatihan salah satunya meliputi perkenalan mengenai misi amal oleh Johnny Chandrina Shixiong. Hal ini dimaksudkan agar para anggota TIMA selain mempunyai kompetensi profesional, juga mempunyai semangat kerelawanan Tzu Chi.

Guna memperingati HUT TIMA Indonesia yang ke-10, pada tanggal 11 November 2012 pukul 13.00 hingga 16.30, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan sebuah perayaan sederhana di Aula Jing Si, Jakarta. Perayaan ini dihadiri oleh anggota Sangha, perwakilan universitas, rumah sakit, instansi pemerintah, dan para relawan Tzu Chi.

Dalam sesi sharing, dr. Yuni dari TIMA Bandung mengisahkan jodohnya yang istimewa dengan Master Cheng Yen. Dua bulan lalu, tepatnya di bulan September 2012, dr. Yuni bersama dengan para anggota TIMA Indonesia lainnya pulang ke Hualien guna menghadiri konferensi tahunan TIMA Internasional. Sebelum berangkat, dr. Yuni membatin, “Saya ingin masuk rumah sakitnya dan lihat”. Rupanya, keinginannya “terkabul”, ia terjatuh dari tangga hingga kakinya terkilir dan harus dilarikan ke UGD RS Tzu Chi di Hualien. Saat mendapat perawatan, dr. Yuni merasa terharu karena relawan setempat memberi curahan perhatian yang luar biasa kepadanya, seolah dia sedang mengalami sakit berat. Ternyata musibah yang ia alami membawa berkah tersendiri, “Untung saya terjatuh…” katanya.

foto  foto

Keterangan :

  • Para dokter dan tim medis TIMA mementaskan isyarat tangan “Bai Pao Li Zhan” (Jubah Putih). Kesibukan mereka yang amat padat tidak menyurutkan niat mereka untuk berlatih selama sebulan terakhir (kiri).
  • Dalam kesempatan ini, dilantik 55 orang anggota TIMA yang baru yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia (kanan).

Di akhir acara konferensi, setiap orang maju ke atas panggung untuk menerima gelang dari Master. dr. Yuni yang duduk di kursi roda hanya bisa duduk di pojokan, ia sudah merelakan apabila tidak mendapatkan gelang dari Master. Rupanya, tempatnya ia duduk adalah tempat Master akan keluar ruangan. Saat mau keluar ruangan, Master melihat dr. Yuni dan menanyakan, “Kenapa?”, penerjemah memberi tahu Master dan Master menepuk pipi dan pundak dr. Yuni, serta mendoakannya agar cepat sembuh. dr. Yuni sangat merasa tersentuh dan terharu hingga tidak kuasa menahan tangis.

Harapan di Hari Ulang Tahun
Pada acara ini, juga diselenggarakan pelantikan 55 anggota TIMA yang baru, yang terdiri dari 30 orang dokter umum, 7 dokter gigi, 5 perawat umum, 1 perawat gigi, 3 bidan, 4 apoteker, 2 analisis lab, dan 2 asisten apoteker. Hal ini dikukuhkan dengan penyematan tanda pengenal di bagian dada sebelah kiri oleh Sugianto Kusuma selaku ketua TIMA dan Suang Ing Shijie sebagai relawan senior yang aktif dalam misi kesehatan.

Dokter Hengky Ardono sebagai wakil TIMA Indonesia menyampaikan harapannya di hadapan seluruh hadirin di ruang auditorium internasional, “Kami berharap tahun-tahun mendatang lebih banyak lagi yang bisa berkontribusi dengan TIMA. Kita minta TIMA daerah maupun Jakarta, seperti pesan Master: di manapun Anda berada, berkontribusilah untuk masyarakat setempat dan sekitarnya.” Iapun mengingatkan kepada seluruh insan medis, terutama dokter, “Guru kami mengatakan, hormatilah setiap orang, tak terkecuali pada pasien yang kamu tolong. Tanpa mereka, dokter tidak akan menjadi dokter yang pandai dan terampil. Pasien adalah guru kami. Oleh karena itu, kami harus respect.”

Sebagai tradisi berulang tahun, panitia juga telah menyiapkan kue ulang tahun yang besar. Dengan komando Arni Shijie sebagai pembawa acara, sontak seluruh ruangan turut menyanyikan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ yang meriah. Ulang tahun merupakan momen bagi seseorang untuk berefleksi dan memanjatkan harapan untuk lebih baik. Untuk itu, Sugianto Kusuma juga memanjatkan harapannya akan TIMA Indonesia, “Diharapkan semua orang bisa mengajak teman-temannya, orang-orang yang tinggal di daerahnya untuk sama-sama melakukan kebajikan. Atau kalau sedang baksos, bisa mengajak pemuka masyarakat atau pemuka agama atau warga setempat untuk sama-sama kerja Tzu Chi, membantu sesama yang lain. Supaya barisan kita semakin hari semakin panjang,” harapnya.

  
 

Artikel Terkait

Menanam Benih Kebajikan

Menanam Benih Kebajikan

28 Agustus 2012 Usaha para relawan Tzu Chi untuk mengajak masyarakat umum agar  bergabung di dunia Tzu Chi terus dilakukan agar semua insan dapat menghargai dan memanfaatkan kehidupan yang telah dijalananinya melalui jalan cinta kasih Tzu Chi.
Menumbuhkan Kesadaran Untuk Hidup Sehat Sejak Usia Dini

Menumbuhkan Kesadaran Untuk Hidup Sehat Sejak Usia Dini

20 Februari 2019

Bertempat di SD Negeri Dofyo Wafor Biak Utara, Sabtu 16 Februari 2019, Tzu Chi Biak mengadakan Baksos Pengobatan Umum dan Gigi. Desa Dofyo Wafor sendiri telah menjadi desa binaan Tzu Chi Biak. 

 

Siapapun Bisa Menjadi Donatur

Siapapun Bisa Menjadi Donatur

17 Mei 2016
Rudy Haryanto selalu menyisihkan uang kembalian belanja supaya terus dapat mengisi celengan bambu dan menjadi seorang donatur.
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -