Satu Hari Tiga Kebajikan

Jurnalis : Camelia Febriani (He Qi Barat), Fotografer : Johnny (He Qi Barat)
 
 

foto
Para relawan melakukan penggalangan dana untuk korban topan Haiyan di Filipin, pada tanggal 23 November 2013 di Pasar Bojong Indah.

Ibarat Pepatah mengatakan: “Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampau“demikianlahinsan Tzu Chi di Sabtu pagi yang cerah di tanggal 23 November 2013, dalam berkegiatan. Di pagi itu, relawanHe Qi Barat Hu AKebon Jeruk menjalankan misi kebajikannya dengan melakukan 3 kebajikan sekaligus dalam 1 hari untuk membantu sesama.

Pukul 07.00 WIB sebanyak 28 relawan telah hadir di kantor RW 06 Rawa Buaya – Cengkareng untuk melakukan briefing cara mensosialisasikan kepada warga di Pasar Bojong Indah betapa pentingnya donor darah untuk kesehatan diri sendiri, karena selain darah yang kita donorkan bisa menolong orang yang membutuhkan, badan kita pun menjadi lebih sehat dan segar karena ginjal kembali memproduksi darah baru dan juga bisa mengurangi penyakit stroke tentunya.

Sebelum melakukan kegiatan donor darah, relawan bergerak menuju Pasar Bojong Indah, Rawa Buaya sambil membawa kotak dana. Kali ini relawan He Qi Barat akan melakukan penggalangan dana untuk membantu korban Topan Haiyan di Leyte, Tacloban Filipina. Relawan dibagi menjadi lima kelompok, dimana dalam satu kelompok terdapat  empat sampai lima orang relawan. Tiap kelompok membagi tugas untuk memberikan sosialisasi, mengajak warga untuk donor darah dan mengajak untuk berdana.

Menurut Elly Widjaya, tujuan dari penggalangan dana ini adalah memberi kesempatan bagi warga sekitar untuk bisa menolong sesama dan berharap saudara-saudara kita di Filipina dapat menghadapi cobaan dengan tegar dan menghimpun karma baik agar terhindar dari bencana.

  
Dengan adanya penggalangan dana di Pasar Bojong Indah, memberikan kesempatan kepada para warga untuk membantu para korban bencana. Seperti Bapak Nurdin, ia merupakan seorang petugas kebersihan di Pasar Bojong Indah, ia tidak melewatkan kesempatan emas ini untuk berdana, “Sesama manusia harus tolong menolong,” ujarnya.

Demikian juga dengan Ibu Hj. Fatihan yang kesehariannya menjual buah di Pasar Bojong, mengetahui Topan Haiyan melalui televisi, kemudian tergerak hatinya untuk memberikan donasi bagi korban bencana Topan Haiyan melalui penggalangan dana yang dilakukan relawan di pasar Bojong pagi itu.

Walaupun kita tidak saling mengenal dengan warga di Filipina, tetapi kita tinggal di Bumi yang sama dan sudah sepantasnya kita saling membantu semua orang yang membutuhkan bantuan. Berapapun nominal yang didonasikan tidaklah penting yang terpenting adalah ”Niat Baiknya”. Karena “Sebuah Niat Baik dapat menghapus Bencana“ Kata perenungan Master Cheng Yen ini mengingatkan kita pentingnya menanamkan sebuah niat baik dan mengembangkannya melalui tindakan nyata agar dunia dapat terbebas dari bencana.

foto   foto

Keterangan :

  • Dengan penuh kerendahan hati, para relawan menggalang hati banyak orang yang berbelaja di pasar (kiri).
  • Setelah melakukan kegiatan penggalangan dana, relawan bertolak ke Kantor RW 06 Rawa buaya untuk melakukan kegiatan donor darah (kanan).

Donor Darah Tidak Sakit
Sebelum pukul 08.15 WIB, sebagian  relawan yang sedang menggalang dana mulai kembali ke Kantor RW 06 untuk melakukan persiapan kegiatan donor darah dari mulai pemasangan tenda, penataan kursi, meja untuk para medis dan pendaftaran hingga persiapan data untuk para pendonor. Penggalangan dana bencana sendiri dilakukan  hingga sekitar pukul 09.30 dimana pengunjung pasar sudah mulai sepi.

Ketika relawan tiba di Kantor RW 06, sudah terlihat beberapa warga yang mendaftar dan menunggu nomor antrian. Padahal waktu menunjukkan pukul 08.45 WIB. Yang membuat hati relawan tambah semangat ialah ada juga para warga yang tadi di pasar datang ke kantor RW 06 untuk ikut donor darah.

Melihat banyak calon pendonor yang menunggu, beberapa relawan mempertunjukan isyarat tangan “Satu Keluarga” agar para calon pendonor tersebut tidak merasa bosan karena menunggu nomor antriannya di panggil.

Salah seorang peserta donor darah tampak begitu semangat untuk bersumbangsih. Ia adalah Bapak Sarnubi Arsad. Bapak yang berumur 54 tahun ini sudah 23 kali melakukan donor darah. Awal mulanya Sarnubi melakukan donor darah karena ada saudaranya yang sakit dan membutuhkan darah, saat itu Sarnubi terpanggil untuk mendonorkan darahnya. Menurutnya, membantu sesama tidak hanya harus menggunakan uang, tetapi melalui donor darah kita dapat membantu sesama dan dapat terhindar penyakit, badan pun menjadi sehat ungkapnya.

Selain Samubi, ada juga Florencia yang berusia 18 tahun, ini adalah pertama kali ia melakukan donor darah. Florencia melihat mamanya sudah kali ke-3 melakukan donor darah, dan ia pun mulai penasaran apa rasanya donor darah? sewaktu ingin diambil darahnya sempat ada rasa takut. Tetapi  setelah donor darah, Florencia tidak merasakan sakit seperti yang di bayangkan sebelumnya dan ia berharap darah yang di donorkan dapat membantu orang yang membutuhkan dan ia pun menghimbau untuk tidak takut dengan donor darah karena donor darah tidak sakit.

Para warga dan relawan terlihat sangat antusias untuk melakukan donor darah. Terbukti  sebelum jam 11.00 Pihak PMI sudah meminta relawan untuk menutup pendaftaran karena masih penuhnya pendonor didalam ruangan.

Relawan yang terlibat dalam kegiatan donor darah kali ini berjumlah 32 orang.  Jumlah pendonor kali ini sudah mencapai 89 orang yang mendaftar dimana jumlah darah yang diterima 64 orang dan yang tidak diterima 25 orang. Donor darah kali ini adalah yang ke-3 dan lebih banyak dibandingkan sebelumnya yang hanya 75 orang. Sungguh merupakan suatu kemajuan dalam kegiatan donor darah ini. Dan ternyata sosialisasi ke pengunjung pasar pun dapat membuahkan hasil yang baik. Terbukti dari banyaknya peserta yang baru pertama kali mendonor. Setiap perbuatan baik yang kita lakukan, hasilnya akan baik pula.

 

 
 

Artikel Terkait

Rasa Syukur di Dalam Hati

Rasa Syukur di Dalam Hati

19 Februari 2010
Kasus Andika pada awalnya diterima oleh DAAI TV yang juga mengudara di Medan, dan kemudian dilanjutkan ke Tzu Chi Medan. “Walaupun sekarang Andika tidak bisa dioperasi, saya berharap Andika bisa tetap berobat jalan,” tutur sang ibu Halimah.
Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-138: Belajar Merawat Cinta dari Heru dan Tien

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-138: Belajar Merawat Cinta dari Heru dan Tien

30 Mei 2023

Heru Suwardi (81) dan Tien Kartini (72), sepasang suami istri yang katanya ingin susah dan senang bersama, sama-sama menjalani operasi katarak pada Bakti Sosial Tzu Chi ke-138 di Tzu Chi Hospital Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. 

Menjadi Remaja yang Dewasa dan Bertanggung Jawab

Menjadi Remaja yang Dewasa dan Bertanggung Jawab

28 Agustus 2018
Di usianya yang kini menginjak 15 tahun, Tzu Ching Indonesia berupaya memantapkan tekad dan semangat mereka dengan mengadakan kamp selama tiga hari, dari 17-19 Agustus 2018, di Aula Jing Si Tzu Chi Center, PIK.
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -