Satu Kehangatan Satu Keluarga yang Utuh

Jurnalis : Galvan, Linda Huang (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)
 
 

foto
Relawan Tzu Chi Bandung sedang mempersembahkan nyanyian isyarat tangan ”Satu Keluarga” bagi para penghuni Panti Wreda Karitas.

Perbedaan agama, budaya, status, maupun keadaan fisik bukan suatu kendala untuk selalu memberikan kasih sayang yang tulus. Khususnya dalam perbedaan agama, bahwa istilah tembok pemisah itu tidak berlaku dan tidak akan pernah ada untuk memisahkan sikap cinta kasih yang universal.

 

 

Sikap tersebut di tunjukkan oleh relawan Tzu Chi pada hari minggu tanggal 16 Desember 2012, dengan mengunjungi beberapa panti di kota Bandung dan Cimahi. Kunjungan ini terdiri dari panti jompo Wreda Karitas yang berlokasi di Jl. Ibu Sangky Gg. H. Nur 77 RT 04/RW 06, Cibeber Cimahi Selatan, panti asuhan Cahaya Kasih berlokasi di Jl. Karya Mukti No. 132 RT01/RW09 Babakan Ciparay, Bandung dan panti asuhan Bhakti Luhur (Alma) yang berlokasi di Taman Kopo Indah II, Blok C1 No. 28-29 Bandung.

Kunjungan kasih ini berlangsung sejak pukul 09.00-16.00 WIB, para insan Tzu Chi memulai langkahnya dengan berkunjung pada panti Wreda Karitas. Panti yang dihuni oleh 29 oma dan 8 opa ini mempunyai kesan yang mendalam bagi para relawan Tzu Chi, karena dipanti ini oma dan opa begitu akrab dengan para insan Tzu Chi. Ada yang berbeda dalam kunjungan kasih ini, sebanyak 38 relawan Tzu Chi mengenakan topi Natal karena pada bulan Desember ini bertepatan dengan perayaan Natal dan kunjungan ini bertemakan “Berbagi Kasih Dalam Natal Bersama Insan Tzu Chi”. Acara pun dibuka oleh seorang Tzu Ching yang menjadi MC, yaitu Fernandi, “Apa kabar Opa.. Oma...?” Sapanya dengan semangat.

Menurut salah satu relawan Tzu Chi yaitu Pepeng Kuswati sekaligus yang menjadi penanggung jawab atas kegiatan kunjungan kasih ini. Menuturkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk berbagi kasih bersama para penghuni panti baik itu penghuni panti jompo maupun panti asuhan anak-anak. Karena hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Master Cheng Yen ketika Ia dilantik menjadi relawan komite Tzu Chi di Taiwan beberapa waktu lalu.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi Bandung, yaitu Pepeng Kuswati membantu oma   untuk mengikuti lagu isyarat tangan yang dipersembahkan oleh relawan Tzu Chi (kiri).
  • Anggota TIMA yaitu Kesuma dan Sita meluangkan waktunya untuk saling berbagi kasih bersama oma opa di panti jompo Wreda Karitas (kanan).

"Pertama kita ingin menyampaikan pesan-pesan dari Master Cheng Yen yang begitu perhatian dengan udara yang begitu dingin (di Taiwan) Master masih memperhatikan semua di pelosok dunia ini, inget pada oma-oma dan opa-opa yang begitu dingin udara ini jadi ingin memberi kehangatan dan kebetulan bisa bersamaan dengan pada acara Natal-an jadi berbagi kasih melalui kehangatan. Juga memberi bingkisan dan anpau-angpau yang bisa membuat opa dan oma bahagia semuanya,” ujar Pepeng Shijie.

Kegiatan pun diawali dengan doa yang dipimpin oleh perwakilan dari salah satu Opa di sana. Dilanjut dengan pembukaan dari Pepeng Shijie, perwakilan dari relawan Bandung. Setelah itu, dibuka dengan tampilan Shou Yu (lagu isyarat tangan) dari para relawan Tzu Chi yang berjudul “Satu Keluarga” dan “Sebuah Dunia yang Bersih”.  Dalam acara ini ada kegiatan senam sehat dan menyanyikan lagu Natal bersama. Seolah sebuah tampilan konser yang sangat lengkap, ada tim paduan suara, pemain gitar dan pemain keyboard yang mengiringi tawa suka cita. Ketika lagu Jingle bells berkumandang, para relawan membagikan bingkisan bagi oma opa yang seolah ini adalah kado istimewa di bulan Desember bagi penghuni panti jompo Karitas.

Kasih sayang yang ditorehkan oleh para insan Tzu Chi begitu terasa oleh oma opa yang menghuni panti jompo Karitas, hal ini dirasakan oleh oma Tanti (74), menurutnya para relawan Budhha Tzu Chi senantiasa rukun dan bahagia saling bersatu sama satu dengan yang lain bisa berbagi kasih satu dengan yang lain dan senantiasa di berkati oleh Tuhan.

"Ya, Saya sungguh terharu, bersyukur, dan berterima kasih bahwa kami ini ternyata yang sudah terpojok di rumah tua ini diperhatikan oleh banyak orang, terutama hari ini dari Buddha Tzu Chi yang biasanya memang datang sini tapi hanya sedikit tapi hari ini begitu banyak orang yang dateng ke sini untuk memberikan perhatiannya kepada kami. Oleh karena itu, kami sungguh berterima kasih dan bersyukur dan sangat menghargai rencana baik yang dinyatakan di tempat ini oleh kelompok Buddha Tzu Chi,” ucap Tanti.

Satu Keluarga
            Selain berkunjung ke panti jompo Wreda Karitas, para relawan Tzu Chi pun melakukan kunjungan pada panti asuhan anak-anak. Di mana para insan Tzu Chi ini berperan layaknya sebagai orangtua bagi anak-anak panti asuhan Cahaya kasih dan Bhakti Luhur (Alma).

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan Tzu Chi memberikan parcel mini yang berisikan makanan ringan dan kaus kaki serta selimut kepada para oma dan opa yang menghuni panti jompi Wreda Karitas (kiri).
  • Relawan juga mencurahkan kasih sayangnya kepada oma yang terbaring lemas di tempat tidurnya (kanan).

Sekitar pukul 14.00 para insan Tzu Chi tiba dilokasi panti asuhan Cahaya kasih. Panti yang dihuni oleh 26 anak-anak ini telah menantikan kedatangan dari relawan Tzu Chi. Panti yang didominasi oleh anak-anak berumur kisaran 3-10 tahun ini, sangat haus akan kasih sayang dari para orangtua, ini terbukti ketika para insan Tzu Chi tiba di lokasi dan duduk sejajar dengan penghuni panti, para bocah ini tanpa basa basi langsung menghampiri relawan Tzu Chi dan memeluknya. Tak terbendung dan tak bisa disembunyikan raut wajah kegembiraan dari anak-anak panti Cahaya Kasih.

Kunjungan kasih pun kami lanjutkan dan berakhir di Panti Asuhan Bhakti Luhur (Alma), dimana para penghuni ini mempunyai keterbelakangan mental. Sentuhan relawan Tzu Chi pun memberi arti cinta dan kasih sayang bagi anak-anak yang pertumbuhannya tidak normal.

Di panti ini, salah seorang pasien kita bernama Han Han bernaung. Tempat ia berteduh, dan mendapat penghiburan karena banyak sahabat. Tentu saja, Han Han sangat bergembira. Kondisinya pun sehat terawat.

Walau demikian, jangan memandang sebelah mata dan rasa kasihan yang berlebihan, diantara mereka mampu berprestasi dan memberikan penampilan terbaik mereka. Beberapa anak dengan percaya diri melakukan beberapa modern dance. ketika anak-anak itu menunjukan aksinya, para relawan takjub dan terpanah melihat kesungguhan tarian mereka.

Perjalanan relawan Tzu Chi tak akan terhenti sampai di sini, karena kita perlu perluas cinta kasih hingga menyebar ke seluruh jagad raya. Bukankah benda yang paling bernilai dalam kehidupan adalah cinta kasih? Betapa tidak. “Daripada memeluk satu orang atas dasar cinta kasih pribadi dengan tujuan memiliki, lebih baik memeluk semua makhluk dengan cinta kasih tanpa pamrih, agar kehidupan menjadi indah dan cemerlang” (kata perenungan Master Cheng Yen). 

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Pikiran dan Hati yang Murni

Suara Kasih: Pikiran dan Hati yang Murni

18 Mei 2011
Budi luhur Tiga Permata menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Buddha, Dharma, dan Sangha, inilah yang disebut Tiga Permata. Kita harus bersyukur kepada Buddha, Dharma, dan Sangha.
Mendapat Layanan Kesehatan Sekaligus Bersumbangsih

Mendapat Layanan Kesehatan Sekaligus Bersumbangsih

19 Oktober 2016

Relawan Tzu Chi kembali mengadakan bakti sosial kesehatan degeneratif untuk warga lansia kurang mampu di kawasan Kapuk Muara Jakarta Utara. Dalam kegiatan ini, warga tak hanya mendapatkan layanan kesehatan, namun warga juga turut bersumbangsih.

Selamat dari Bencana (bagian 4)

Selamat dari Bencana (bagian 4)

09 September 2009 Ketika Rudi telah kembali dari pasar dan semua relawan berkumpul, Abdul Muis bertanya kepada Adi, “Pak Adi, ini sebelum kita putuskan akan memberikan bantuan kelanjutan, apa ada baiknya kalau kita pergi dulu melihat kondisi di Mangunjaya?” “Iya betul. Langsung aja ya, kita berangkat sekarang,” kata Adi setuju.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -