Satu Keluarga Besar Tzu Chi
Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Henry Tando (He Qi Utara)
|
| ||
Wen Yu Shijie selaku MC pada acara ini menyampaikan rasa syukur kepada setiap insan yang telah membantu dan mendukung insan Tzu Chi Indonesia selama 19 tahun berkarya di tanah air, termasuk para relawan luar negeri, staf yayasan dan DAAI TV. Wen Yu menceritakan pada tahun 1999, sebelum Taiwan dilanda gempa dahsyat tanggal 21 September, dr. Lin sudah berjanji akan datang ke Indonesia untuk memberikan pelayanan baksos. Ketika gempa melanda, meski sangat dibutuhkan di Taiwan, dr. Lin dan istrinya tetap memegang janjinya kepada insan Tzu Chi Indonesia untuk datang. “Oleh sebab itu, misi kesehatan di Indonesia bisa begitu bagus. Gan En dr. Lin!” Seru Wen Yu dengan penuh semangat. Gaya khas Wen Yu yang luwes dan ceria membuat suasana malam itu menjadi penuh keakraban dan kehangatan, tak ubahnya seperti sebuah reuni keluarga besar. Gelak tawa dan tepuk tangan bersahut-sahutan memenuhi ruangan. Liu Su Mei, ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, mengenang kembali apa yang sudah ia dan para relawan masa awal rintis sejak 19 tahun yang lalu. Ia menyampaikan perasaannya mengawasi dan terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan Aula Jing Si, “Pada awalnya saya juga tidak paham. Tapi, di Tzu Chi, kita tidak perlu bayar uang sekolah, mereka akan mengajari sampai kita bisa. Asal dalam hati ada kemauan untuk belajar.”
Keterangan :
Tanda Mata sebagai Bentuk Jalinan Jodoh yang Baik Tidak berhenti sampai di situ, mereka masih punya kejutan lain bagi insan Tzu Chi Indonesia, yaitu lukisan di atas kertas sebesar 120 cm x 400 cm. Lukisan ini dilukis oleh empat orang dalam waktu kurang dari dua hari. Dalam lukisan bertajuk “Bersatu hati, bergotong royong, saling menyayangi, harmonis menghimpun berkah dan jodoh baik” (He He Hu Xie Ju Fu Yuan) ini, terlukiskan sembilan ekor ikan, sembilan kuntum bunga teratai, dan sembilan helai daun teratai. Li Li, salah satu relawan yang terlibat dalam pelukisan ini menyampaikan makna simbolis dari lukisan ini, “Makna dari angka sembilan adalah ‘selama-lamanya’, semoga selama-lamanya giat menjalankan ajaran Jing Si dan Mazhab Tzu Chi sebagai jalan Bodhisatwa dunia, dan mendoakan agar hati manusia tersucikan dan masyarakat damai sejahtera.” Selain kado istimewa dari saudara-saudara di Asosiasi Kaligrafi, ada pula satu kado lagi yang tak kalah istimewanya, yaitu kado dari Master Cheng Yen sendiri. Diwakili oleh Stephen Huang, Master Cheng Yen menghadiahkan dua buah lampu yang di atasnya terdapat delapan bait kutipan dari Sutra Makna Tanpa Batas. Kado ini juga merupakan sebuah doa dan harapan dari Master Cheng Yen, agar insan Tzu Chi Indonesia dapat membawa pelita untuk menerangi jalan kehidupan manusia.
Keterangan :
Insan Tzu Chi Indonesia sebagai tuan rumah juga tidak membiarkan saudara-saudara yang datang dari jauh pulang dengan tangan kosong. Untuk itu, setiap tamu membawa pulang satu paket buku berisikan biografi tiga pimpinan Tzu Chi Indonesia, cinderamata berbentuk miniatur Aula Jing Si Indonesia, serta oleh-oleh khas Indonesia berupa alat musik angklung. Meski Berbeda Negara, Tetap Satu Keluarga Sebagai penutup dan puncak acara ini, para seniman dari Saung Angklung Udjo memainkan sebuah lagu yang tak asing lagi bagi seluruh insan Tzu Chi, Satu Keluarga. Begitu mendengar melodi lagu ini, sontak seluruh peserta bangkit dari tempat duduknya, membentuk lingkaran-lingkaran kecil dan memeragakan isyarat tangan sambil menyanyikan liriknya dalam bahasa Mandarin. Pada saat ini, tidak ada lagi perbedaan suku bangsa, negara, agama, maupun latar belakang. Semuanya adalah satu keluarga di dalam Tzu Chi. Tiada kata yang lebih cocok untuk menggambarkan perasaan saat itu selain “Gan en”. Gan en kepada Master Cheng Yen, karena beliaulah kita jadi mempunyai banyak keluarga di seluruh dunia. Gan en pula kepada para Bodhisatwa dari segala penjuru yang telah mendukung dan turut menjadi saksi sejarah Tzu Chi Indonesia. Yakin bahwa rangkaian acara yang agung dan khidmat ini memberikan kesan mendalam sendiri-sendiri bagi semua yang terlibat. | |||
Artikel Terkait
Kebahagiaan Suasana (Bag. 2)
25 Oktober 2010Pemberkahan Akhir Tahun: Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak
05 Februari 2014 Yang diharapkan kedua orang tua dari anak-anaknya, bukanlah kekayaan materi, namun kebahagiaan sang anak, juga kebersamaan dan perhatian dari sang anak.Memilah Barang yang Bisa Didaur Ulang
03 Februari 2023Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat mengadakan kegiatan Pelestarian Lingkungan bersama yang pertamakali di depo yang baru diresmikan di Jl. Pangeran Jayakarta No. 131. Ada 47 orang relawan yang berpartisipasi.