Satu Langkah Kecil Hari Ini untuk Perubahan di Masa Depan

Jurnalis : William (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : Raden Rizky Hasmoro & Rio Fandi (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)

foto
Pemberian paket bantuan sekolah program Ayo Belajar SMART secara simbolis dari relawan Tzu Chi kepada anak-anak SD 3 Langadai.

“Sekolah adalah lahan subur bagi pertumbuhan jiwa kebijaksanaan,” tulis Master Cheng Yen dalam salah satu buku Renungan Kalbu. Bagi Master Cheng Yen, sekolah tidak sekedar dilihat sebagai lembaga pendidikan formal berupa gedung dan fasilitas, namun lebih jauh dari itu, sekolah adalah ladang untuk menanamkan benih-benih kebijaksanaan dan cinta kasih sehingga dapat membentuk anak-anak yang berbudi pekerti luhur di masa depan. Dalam kegiatan selama beberapa jam sehari di sekolah, terbentang kesempatan yang besar bagi pengajar untuk menyirami anak-anak dengan harapan dan welas asih.

Ketika dunia seakan tidak memberi harapan, dan ketika segala penjuru terasa seperti jalan buntu, pendidikan menjadi sebuah sandaran yang masih dapat diandalkan. Oleh karena itulah, para relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas Xieli Kalimantan Selatan 1 menyambut antusias kegiatan pembinaan pertama dengan tema budi pekerti dalam program “Ayo Belajar SMART (Sekolahku Menyenangkan, Akupun Rapi dan Terawat)”.

Program yang merupakan bagian dari misi pendidikan Tzu Chi ini menjadikan budi pekerti sebagai tema besar pertama yang dibahas di samping kesehatan dan lingkungan hidup.

“Dengan mengajari budi pekerti, kita dapat mengarahkan anak-anak untuk menjadi semakin humanis, bersopan-santun, dan menyayangi sesama manusia,” terang Burhanudin Shixiong, salah seorang relawan yang terjun langsung dalam kegiatan pembinaan.

Dengan persiapan yang memperhatikan detail dari setiap aspek, mulai dari perlengkapan sampai peralatan, para relawan melangsungkan kegiatan pelatihan relawan, yang nantinya akan terjun langsung ke kelas-kelas dan menjadi dui fu. Selama dua hari, dari tanggal 27—28 Agustus 2013, tidak kurang dari 20 relawan belajar dan berlatih bersama-sama mengenai materi yang akan dibawakan.

Bertempat di Batu Ampar Training Center, Kalimantan Selatan, kegiatan ini berjalan dengan lancar. Ada relawan yang malu-malu, tegang, tidak biasa berbicara di depan umum, dan ada juga yang sangat menjiwai peran seorang pengajar. Bagaimanapun tampaknya seorang relawan saat membawakan materi, yang jelas mereka memiliki satu visi: mengarahkan anak-anak menjadi pribadi yang baik. Meskipun ketegangan dan rasa tidak nyaman saat berdiri di depan sempat menguasai, akhirnya ketulusan hati untuk berbagi mengalahkan perasaan-perasaan tersebut.

“Kita harus selalu semangat. Kalau para relawan semangat, anak-anak pasti semangat juga. Tapi harus diakui, kalau latihan di depan ibu-ibu, kita merasa agak canggung karena respons orang dewasa berbeda dari anak-anak. Saat pura-pura ditanya tentang materi, orang dewasa mingkem saja. Saya sendiri tidak sabar menunggu acara pembinaan,” ujar Anik Shijie dengan semangat.

Setelah berlatih bersama selama dua hari, para relawan siap terjun langsung dalam acara pembinaan esok harinya. Tepat pada tanggal 29 Agustus 2013, langit yang cerah mengawali hari dengan senyuman. Dengan seragam abu-abu putih khas relawan Tzu Chi, para relawan yang sebagian besar masih membina diri agar bisa menjadi relawan biru putih di akhir tahun ini, mendatangi enam ruang kelas di SDN 3 Langadai, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kalimantan Selatan.

Dengan langkah perlahan namun pasti, setiap dui fu memasuki kelas masing-masing. Terpantau, untuk satu kelas minimal diisi oleh tiga orang dui fu. Ada yang bertanggung jawab untuk kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT), yang dalam hal ini adalah susu kotak, dan ada pula yang memastikan agar suasana kelas cukup kondusif untuk melangsungkan pembinaan.

foto   foto

Keterangan :

  • Pertunjukan kebudayaan setempat mewarnai jalannya kegiatan pembagian paket bantuan sekolah program Ayo Belajar SMART di SD 3 Langadai (kiri).
  • Relawan membagikan lembaran untuk melakukan pretest sebelum kegiatan pembinaan dengan tema budi pekerti dilaksanakan (kanan).

Selama kira-kira dua jam, pembinaan yang mengambil subtema “Aku dan Diriku” itu berjalan dengan diselingi canda tawa. Materi yang diberikan sangatlah sederhana; materinya beranjak dari kejadian sehari-hari. Misalnya, anak-anak diimbau untuk selalu mengucapkan salam, mengenal diri mereka sendiri, dan minimal berusaha untuk mengenal teman sekelas.

“Anak-anak sangat antusias. Saat minum susu, saat periksa kerapian, mereka benar-benar terlihat gembira. Saya pun ikut gembira,” kata Kamelia Shijie terkait kesannya menjadi relawan pengajar.

“Hasil latihan selama dua hari kemarin membuahkan sesuatu yang menyenangkan,” tambah Afrimawati Shijie.

Dua hari berselang, kegiatan yang dinanti oleh anak-anak akhirnya berhasil dilaksanakan. Ya! Inilah acara pembagian paket bantuan sekolah kepada 172 murid sekolah. Perlengkapan seperti tas, sepatu, seragam, dan alat tulis telah dibungkus rapi menjadi satu paket satu paket. Sangat memanjakan mata—inilah kesan yang muncul.

Tempat dilangsungkannya kegiatan ini juga tidak kalah menarik. SDN 3 Langadai yang beberapa hari silam masih menyimpan sudut-sudut lusuh dan tembok-tembok yang mulai terkikis kini tampak apik. Ferry Renesse Shixiong selaku Ketua Xieli Kalimantan Selatan 1 mengimbau para relawan untuk menjadikan tampilan fisik SDN ini lebih terawat. Sedikit pengecatan dan perbaikan akhirnya mampu memenuhi ekspektasinya.

Ferry Renesse Shixiong terlihat begitu sumringah. Ia telah mempersiapkan naskah untuk pidatonya dari rumah. Dengan semangat tak kenal lelah, ia bersyukur sekali mendapatkan kesempatan untuk mengenalkan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kepada anak-anak, pihak sekolah, dan pejabat setempat yang hadir siang itu.

“Selamat siang, Kakak,” salah seorang anak yang menerima bantuan menyapa Hesti Shijie dengan ramah sembari menambah semarak kegiatan pembagian paket bantuan sekolah tersebut.

“Entah kebetulan atau tidak, saya merasa anak-anak sudah mengambil manfaat dari pelatihan beberapa hari lalu. Saya senang ada anak yang sopan dan menyapa relawan dengan ramah. Semoga saja semangat yang baik ini dapat mereka pertahankan,” tambah Hesti Shijie.


Artikel Terkait

Cakap Mendampingi Pasien dan Pelayanan yang Maksimal

Cakap Mendampingi Pasien dan Pelayanan yang Maksimal

06 November 2020

Sebagai langkah persiapan beroperasinya Tzu Chi Hospital, Tzu Chi Indonesia secara bertahap melakukan pelatihan-pelatihan kepada staf serta relawan pemerhati rumah sakit. Dalam pelatihan relawan pemerhati rumah sakit yang ketiga ini, diikuti oleh 837 insan Tzu Chi melalui aplikasi Zoom.

Mengajak Pasien Mengenal Aula Jing Si

Mengajak Pasien Mengenal Aula Jing Si

12 Januari 2015

Pasien yang berasal dari Rumah Singgah Penyakit Kanker di Slipi dan pasien luar kota yang tengah ditampung di Rusun Cinta Kasih diajak ke Aula Jing Si selain untuk memberikan suasana baru diharapkan agar pasien dapat lebih mengenal Tzu Chi. 

Menerima Perubahan dengan Bijaksana

Menerima Perubahan dengan Bijaksana

24 Agustus 2008 Masih ingat dengan Desi dan Intan? Mereka adalah pasien bakos kesehatan Tzu Chi di RS Harapan Bersama yang operasi pada tanggal 23 Agustus. Keesokan paginya, 24 Agustus 2008, mereka datang ke RS Harapan Bersama, Singkawang, Kalimantan Barat untuk mendapatkan pengobatan lanjutan.
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -