Saya Juga Ingin Berguna untuk Orang Lain
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Hendry Tando, Stephen Ang, Tan Suryanto (He Qi Utara) dan Teddy Lianto
|
| ||
Tiga puluh menit berselang, sebanyak 95 orang warga datang memenuhi kursi-kursi yang telah disiapkan. Mereka pun dengan penuh antusias menyimak para relawan yang menyajikan informasi mengenai sejarah Tzu Chi serta visi dan misi Tzu Chi. Kegiatan ini diadakan sebanyak 2 sesi (pada pukul 09.00 dan 13.00). Meskipun di awal-awal acara jumlah warga yang datang sangatlah sedikit, para relawan tidak putus asa, dengan menggunakan kedua tangannya, mereka bertepuk tangan sambil menyanyikan lagu selamat datang, relawan juga mengimbau para warga melalui pengeras suara untuk sudi datang berkunjung ke acara ini. Melihat kesungguhan hati mereka menjalankan kegiatan, Tzu Chi membuat hati ini merasa tersentuh. Tepukan tangan yang bergema seolah memanggil para warga untuk datang berkunjung. Dengan tetap memasang wajah tersenyum relawan kerap mengundang setiap warga yang melintasi hall, relawan juga berkeliling ke rumah-rumah warga. Mereka mengetuk pintu rumah warga, mengundang warga dengan penuh hormat untuk berkenan datang ke acara. Dengan perjuangan yang tidak mengenal lelah, alhasil pada sesi pertama sebanyak 95 orang datang berkunjung dan sebanyak 69 orang diantaranya mendaftarkan diri menjadi calon relawan. Begitu juga dengan sesi ke-2, meskipun tidak sebanyak sesi pertama, sekitar 26 orang dari 51 orang yang hadir mendaftarkan diri mereka untuk menjadi barisan relawan Tzu Chi. Perjuangan keras relawan tidak sia-sia. Total hari itu sebanyak 95 orang mendaftarkan diri mereka untuk mengikuti langkah Master Cheng Yen. Warga sendiri sebenarnya juga sudah mengenal relawan Tzu Chi. Pada bulan Januari 2013 lalu dimana terjadi bencana banjir besar, relawan Tzu Chi ada singgah untuk membagikan bantuan makanan kepada warga setempat. Pada sesi pertama ini (pukul 09.00 hingga pukul 11.00) sebanyak 95 orang hadir untuk mendengarkan dan 69 orang yang mendaftarkan dirinya untuk menjadi calon relawan. Salah satunya ialah Sukiyem, salah seorang guru yang mengajar di salah satu ruko apartemen tersebut. Ketika akan menutup pintu tempat ia bekerja, secara tidak sengaja relawan Tzu Chi datang menghampirinya dna memberikan undangan untuk mengikuti acara ini. Sukiyem pun mengiyakan dan menerima undangan dengan senang hati. “Sudah lama saya mendengar mengenai kiprah Tzu Chi di Indonesia dalam hal menyebarkan cinta kasih menolong kaum papa. Kebetulan pada hari ini saya mendapat jodoh baik dengan Tzu Chi, sehingga saya datang mengikuti kegiatan sosial Tzu Chi,” ujar Sukiyem yang tinggal di rumah susun Flamboyan, Jakarta Barat. “Saya juga ingin berguna untuk orang lain dan mengisi hidup ini dengan hal-hal yang bermanfaat,”sambungnya. Ketika acara berakhir, Sukiyem pun langsung mendaftarkan dirinya untuk menjadi calon relawan Tzu Chi. “Tzu Chi adalah sebuah badan sosial yang patut dibanggakan karena cinta kasihnya yang tidak mengenal suku, ras, agama, dan aliran tertentu serta kesiagaannya dalam membantu orang-orang yang membutuhkan,”terang ibu satu anak ini.” Jujur secara materi saya tidak dapat membantu, tetapi yang namanya berdanakan tidak harus materi jadi saya ingin menyumbangkan tenaga yang saya miliki untuk membantu Tzu Chi menolong kaum yang kurang mampu,” ungkap Sukiyem.
Keterangan :
Selain itu hal yang sama juga dirasakan oleh Satria Dharma dan istrinya Yuli. Mereka merasa salut kepada Tzu Chi yang memiliki banyak kegiatan positif dan selalu sigap dalam membantu orang kurang mampu. ”Saya salut dengan Tzu Chi, karena setiap kali ada bencana di situ pasti akan ada relawan Tzu Chi yang mengulurkan tangan membantu mereka dengan sepenuh hati,” ujar Satria. Satria sendiri juga tidak asing lagi dengan Tzu Chi. Satria mengenal Tzu Chi dalam kegiatan donor darah yang diadakan oleh Tzu Chi setiap 3 bulan sekali. Dari Tzu Chi juga, Satria mulai menularkan kebiasaan positif di Sekolah Sinar Dharma, tempat ia bekerja. Satria mengusulkan sebuah kegiatan positif berupa pengenalan pemilahan sampah dan proses daur ulang yang benar dengan cara mengimbau para murid untuk memilah dan mengumpulkan barang-barang daur ulang di sekolah mereka. Begitu barang tersebut sudah penuh, para murid akan membawa barang-barang tesebut ke depo pelestarian lingkungan Tzu Chi Muara Karang untuk belajar cara memilah sampah yang baik dan benar. Kegiatan ini sendiri dilakukan secara bertahap di setiap tingkatan pendidikan. Dengan mengikuti kegiatan ini, Satria sendiri berharap relawan Tzu Chi dapat bersama-sama dengan warga bekerja sama. “ Kalau bisa, relawan tzu chi juga adain kegiatan daur ulang dan bedah buku di sini (Apartemen Teluk Intan). Karena selain bisa menambah pengetahuan juga nambah teman,” ujar Satria yang tinggal di lantai 19 Blok J2 . Menjalin Keakraban antarwarga.
Keterangan :
Selain itu, Nita pun menerangkan jika dengan adanya jalinan jodoh baik ini, Nita berharap hubungan keakraban antara pengelola dengan warga dapat terajut kembali. Nita menerangkan jika antara pihak pengelola dan warga terdapat sebuah jurang pemisah yang cukup besar sehingga mengakibatkan mereka sering miscommunication (salah paham). “Dari awal berdiri sebenarnya pihak pengelola juga ingin agar warga setempat mendapat sebuah kegiatan positif karena kebanyakan warga di sini memiliki waktu luang yang cukup banyak, tetapi karena kurangnya komunikasi, hingga sekarang belum ada kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola dn warga secara bersama-sama,” ujar Nita. Nita juga telah mengupayakan berbagai cara seperti pembuatan buku manual mengenai cara pemilahan sampah yang baik dan benar dan membagikannya kepada warga dengan harapan dapat terciptanya suasana pelestarian lingkungan dalam apartemen ini. Tetapi cara ini ternyata tidak membuahkan hasil. Dengan adanya kegiatan ramah tamah ini, Nita berharap hubungan baik antara pengelola dan warga dapat terjalin kembali dan ada sebuah kegiatan positif yang dapat dilakukan secara bersama-sama oleh pihak pengelola dan warga apartemen. Menggalang hati dan menggalang Bodhisatwa. Awal mula muncul ide ini sebenarnya pada dua tahun yang lalu. Tetapi karena kita belum tahu langkah apa yang dapat dijalankan untuk mewujudkan ide ini, maka kita pending untuk sementara. Tetapi beruntung, mungkin ini adalah sebuah jalinan jodoh baik, kita kedatangan relawan Tzu Chi Taiwan yang memberikan banyak masukan pada pelatihan tanggal 23 Maret 2013 lalu sehingga ide untuk melakukan sosialisasi di tempat-tempat umum dapat segera terwujud.
Keterangan :
Selama satu bulan, para relawan sibuk mempersiapkan materi, lokasi sosialisasi, apa saja yang ingin disampaikan, dan bagaimana menginformasikan door to door (dari pintu ke pintu). Harapannya ialah menggalang hati menggalang dana, supaya lebih banyak orang bisa memiliki hati yang baik, bisa menggali cinta kasihnya sehingga barisan relawan Tzu Chi di Indonesia semakin bertambah panjang. Mengapa tempat ini yang dipilih mungkin karena jalinan jodoh yang baik. Karena di sekitar perumahan ini ada beberapa relawan yang tinggal di sekitarnya dan ada juga relawan Tzu Chi yang bernama Rusni yang tinggal di sini dan ada ruang untuk kita melakukan sosialisasi. Kegiatan ini juga tidak berhenti hanya di sini tetapi data calon relawan yang telah kita teriman akan kita bagikan ke relawan komuitas untuk mereka kunjungi misalnya satu relawan mengunjungi 10 orang calon relawan jadi ada kesinambungan. Untuk kegiatan sendiri, kita akan mulai melakukan kegiatan pelestarian lingkungan di sini. Tetapi sebelumnya kita juga akan mengajak mereka mengikuti kegiatan waisak sehingga mereka dapat mengenal lebih dalam mengenai Tzu Chi. Rencanya kegiatan ini tidak hanya akan berhenti di sini tetapi kita akan mencari beberapa tempat lagi untuk kita adakan kegiatan seperti ini. Misalnya daerah Jelambar, dan rusun muara angke. ”Tidak apa-apa, meskipun acara tadinya tampak sepi asalkan satu orang relawan sudah dapat membawa satu bodhisatwa saja, kagiatan ini sudah dapat dikatakan berhasil. Jadi kegiatan hari ini cukup lumayan,” terang Annie dengan gembira. Melihat kesungguhan hati para relawan dalam menjalankan jalan Bodhisatwa, membuat saya sangat gembira telah turut mengambil bagian dalam acara ini. Dengan adanya acara ini, informasi mengenai jalan Bodhisatwa akan semakin luas tersebar dan semakin banyak orang yang mengenal Tzu Chi. Master Cheng Yen pun pastinya akan turut bahagia jika kegiatan ini akan semakin banyak dilakukan. Seperti halnya yang dikatakan oleh Master Cheng Yen dalam ceramahnya. “Saya sangat gembira melihat kalian bersumbangsih dengan penuh kesungguhan hati dan cinta kasih. Semoga kelak Jalan Bodhisatwa tidak hanya bertambah Anda seorang, namun Anda juga bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung. Ini karena setiap orang dari kalian bisa menginspirasi lebih banyak Bodhisatwa yang tak terhingga,”ujar Master Cheng Yen . |
| ||
Artikel Terkait
Menyebarkan Budaya Humanis
15 Januari 2015 Hok Lay berharap dengan penyerahan buku ini, dapat membangkitkan minat membaca dari para siswa dan guru. Lebih lanjut, buku – buku inspiratif ini diharapkan dapat mengembangkan cinta kasih dari para pembacanya.Belajar Cara Recycle
09 Juli 2015Salah satu sekolah yang peduli akan Bumi ini adalah Sekolah SMPK 6 Penabur Muara Karang yang mengirim 9 Guru dan total 167 murid kelas 8 melaksanakan program sekolah yang bertajuk Go Green dan 3R (reuse, reduce, recycle) yang memang sudah diprogramkan setiap tahun, dengan melakukan kunjungan ke Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi wilayah Cengkareng pada Rabu, 20 Mei 2015 pukul 08.00 WIB.
Mengasah Karakter Luhur Anak Desa Binaan
29 Maret 2019Materi demi materi pendidikan karakter diberikan para relawan Tzu Chi Singkawang kepada anak-anak di desa binaan. Desa binaan Tzu Chi yang terletak di daerah pedalaman Kabupaten Landak menjadi sasaran pertama relawan muda-mudi Tzu Chi Singkawang.