Saya Sayang Mama
Jurnalis : Joliana, Fotografer : Hendrik Ong , MerryPada tanggal 18 Mei 2014, tim amal Tzu Chi He Qi Barat mengadakan kegiatan kunjungan kasih pasien kasus dengan mengambil tema “Hari Ibu”
Tidak bisa dipungkiri hal yang paling menyentuh dan mengharukan adalah bila kita berbicara tentang mama. Tidak ada orang yang bisa menggantikan posisi mama dalam kehidupan kita. Dari lahir hingga dewasa mama selalu penuh perhatian terhadap anak-anaknya. Walau mama kadang terkesan suka mengatur, tapi itu semata-mata dilakukan karena beliau begitu sayang terhadap anak-anaknya. Ia ingin meyakinkan bahwa segala sesuatu berjalan lancar dan anaknya dalam kondisi baik dan tidak kekurangan apapun.
Bertepatan dengan Hari Ibu internasional yang jatuh pada bulan Mei ini, maka pada tanggal 18 Mei 2014, tim amal Tzu Chi He Qi Barat mengadakan kegiatan kunjungan kasih pasien kasus dengan mengambil tema “Hari Ibu”. Sebanyak 72 peserta yang terdiri dari relawan dan peserta umum hadir di Aula lantai 4 Gedung Sekolah Cinta Kasih, Cengkareng. Tidak seperti biasanya kunjungan kasih kali ini akan diadakan prosesi membasuh kaki mama sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan bakti dari anak kepada mama. Sebanyak 7 pasang mama dan anak melakukan prosesi ini.
Acara diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara Joliana dan Junet Lee serta ditayangkan video mengenai seorang anak remaja yang melihat neneknya selalu berulah dan rewel kepada orang tua nya. Walau demikian sang ayah tetap sayang dan sabar terhadap ibu nya (nenek) ini. Pada suatu saat nenek ini jatuh sakit, saat nenek tertidur sang ayah menyanyikan lagu untuk nenek. Anak remaja ini setiap hari menyaksikan kasih sayang yang diberikan ayahnya kepada nenek. Demikian apa yang dilakukan ayah merupakan pelajaran bagi anak remaja ini. Inilah yang disebut cinta kasih sayang turun temurun.
Ditayangkan pula sebuah video dimana ada seorang nenek pelupa yang keluar rumah untuk membelikan makan siang cucunya. Seorang nenek yang menyiapkan makan siang untuk cucunya, tapi pemasak nasi nya rusak, sehingga dia tidak bisa menyiapkan makan siang tersebut, sementara cucunya sudah lapar. Muncul niat nenek untuk membeli makan siang di luar rumah. Kondisi nenek sendiri sudah pelupa bahkan untuk mengancingkan baju saja nenek kesulitan. Akhirnya dengan susah payah nenek berjalan keluar dan membeli makanan untuk cucu kesayangan. Tapi apa yang terjadi kemudian, nenek lupa arah pulang ke rumahnya bahkan dia sendiri tidak tahu dimana alamat rumahnya. Semua orang yang berjalan di sampingnya diminta bantuan untuk menunjukkan arah rumahnya, tapi ketika ditanya, “Dimana rumah mu, nek ?”, nenek tidak bisa menjawab. Hanya satu hal yang diingat dan keluar dari mulutnya, bahwa dia harus segera pulang karena cucunya yang lapar sedang menunggu dirinya di rumah untuk membawa makan siang. Hari telah larut malam, nenek belum muncul juga di rumah, hingga kedua orangtua remaja ini pulang. Merekapun panik mencari nenek. Sementara nenek yang pelupa masih di tengah jalan sambil membawa makanan cucunya. Akhirnya mereka pun bertemu, nenek bahkan tidak mengenali anak dan menantunya sendiri, bahkan minta diantar pulang ke rumah untuk membawakan makan siang cucunya. Begitu nenek melihat cucunya, betapa senangnya dia, seakan lepas segala bebannya. Semua yang menyaksikan tingkah laku nenek meneteskan air mata terharu. Nenek sendiri lupa dimana arah rumah dan alamatnya, tapi ada satu hal yang dia tidak lupa, bahwa cucu nya sedang menunggu diri nya pulang ke rumah membawa makan siang. Demikian besar cinta kasih seorang mama hingga sudah menjadi nenek pun kasih sayang tidak berubah hingga ke cucu nya. Hal apapun dia bisa lupa tapi hal yang berkaitan dengan cucunya dia tetap ingat dalam kondisi apapun.
Video yang ketiga bercerita, bagaimana para anak-anak sekolah dasar mengungkapkan perasaan sayang mereka kepada mama pada saat hari ibu di sekolah. Mereka diminta untuk menelpon mama dan mengucapkan “Saya sayang mama”. Seperti anak-anak pada umumnya, pada awal nya mereka mengganggap ini adalah hal yang lucu, tapi begitu mereka mulai mengungkapkan “Saya sayang mama” di telpon, mengalirlah air mata. Sementara untuk mama ungkapan ini mungkin juga hal yang ditunggu dan membanggakan bagi dirinya.
Tidak seperti biasanya kunjungan kasih kali ini akan diadakan prosesi membasuh kaki mama sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan bakti dari anak kepada mama.
“Shixiong dan shijie sekalian, susah tidak untuk mengucapkan “Saya sayang mama” kepada mama kita ?” tanya Joliana. Ruangan menjadi hening sejenak. Lalu beberapa peserta ada yang mengatakan susah untuk mengungkapkannya. Tidak banyak orang yang bisa mengucapkan dengan gamblang tiga kata ini “Saya sayang mama” atau bahkan banyak yang belum pernah mengucapkannya. Mama adalah orang yang paling kuatir dan peduli akan diri anak-anaknya. Mama selalu berharap agar anaknya tumbuh sehat dan hidup bahagia. “Apakah begitu sulit bagi kita untuk mengucapkan hal ini ?”, kata Joliana. Saya mau berbagi cerita, dua tahun yang lalu pada saat hari ibu, saya juga melakukan prosesi basuh kaki mama. Sehari sebelum acara perasaan bercampur aduk, “bagaimana nanti ?” “bisa tidak ya melakukan prosesi ini?” “sepertinya sungkan sekali, karena selama ini belum pernah hal ini saya lakukan ke mama”. Tapi bersyukur sekali bahwa saya mempunyai kesempatan bisa melakukan prosesi basuh kaki mama, karena sejak saat itu saya lebih mudah untuk mengungkapkan perasaan saya kepada mama. Aku yakin bila mulai sekali untuk mengucapkan dan mengungkapkan perasaan kita maka selanjutnya hal ini akan bergulir terus. “Nah, Shixiong dan shijie sekalian cobalah untuk mengungkapkan perasaan sayang dan tunjukkan rasa bakti buat mama, mumpung mama masih ada disisi kita….”. Karena sering kali di tengah kesibukan, kita lupa bahwa mama juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari anak-anaknya. Yang ada orang tua hanya di karyakan menjadi tempat untuk menjaga cucu dan rumah, tanpa pernah terpikirkan apa yang ada didalam hati mama.
Acara dilanjutkan dengan penampilan isyarat tangan “Shi Shang Zhi You Ma Ma Hao” di dunia ini hanya mama yang terbaik. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi membasuh kaki bagi 7 peserta mama dan anak-anaknya. Selama prosesi berlangsung pemandu acara membacakan syair lagu “Lukisan kambing bersujud” atau “Gui Yang Tu”. Suasana hanyut dalam rasa haru dan kebahagiaan. Sebagian besar hadirin merasa terharu dan meneteskan air mata, bahkan ada yang bertekad untuk melakukannya pada saat mereka pulang ke rumah, karena selama ini belum pernah melakukan prosesi seperti itu. Prosesi dimulai dengan anak berlutut dan bersujud di depan mama. Anak lalu di minta untuk membasuh muka, tangan dan kaki mamanya secara perlahan-lahan. Diikuti dengan mempersembahkan kue dan teh untuk mama. Menyisirkan rambut dan memijat pundak mama, lalu anak memeluk mama untuk meminta maaf dan berterima kasih serta mendoakan mama agar sehat dan bahagia. Diakhiri dengan memberikan bunga kepada mama sebagai tanda bakti dan terima kasih.
Kesehatan adalah Berkah Utama dan Manfaatkan Waktu Sebaiknya
Salah satu peserta
prosesi adalah Widya (30), seorang relawan yang menderita cancer angiosacorma (
kanker jaringan ikat pembuluh darah ) stadium 4. Pertama kali mendengar vonis
dari dokter, dia merasa kaget luar biasa dan stress. Karena awalnya sehat tiba-tiba langsung
divonis terkena kanker stadium 4. Pikirannya
berkecamuk “Berapa lama sisa saya hidup ? Kenapa bisa begini ? Apa salah dan
dosa saya ? Bagaimana dengan suami saya nanti ? Akankah dia akan meninggalkan
saya ? Bagaimana saya bisa menjalani hidup nantinya setiap hari ?” kata Widya. Untuk
melewati rasa sakit, sungguh berat dan
susah. Begitu banyak ujian yang harus dilewati,
secara mental dia benar-benar diuji. Secara emosi pun naik turun lebih
labil. Di samping biaya pengobatan yang mahal. Berkali-kali dia mengalami putus
asa, karena penyakit nya sudah menyebar ke ginjal dan hati serta kemunginan
untuk sembuhpun kecil adanya. Beruntung Widya memiliki suami yang baik mau menerima apapun keadaannya. Orangtua
dan keluarga serta teman yang selalu
mendukungnya. Widya juga diliputi kekuatiran bila suatu waktu dia akan kehilangan pekerjaanya karena selalu
ijin untuk berobat, beruntung dia memiliki atasan yang bijak pula bahkan ikut
mendukung dia baik secara moril maupun materi. Saat ini dia harus menyiapkan mental yang kuat untuk menjalani ini semua dan
berusaha tetap bersyukur bahwa masih banyak yang lebih menderita daripada
dirinya serta berusaha untuk melakukan yang terbaik. Widya saat ini berusia 30
tahun memiliki seorang putri yang lucu berusia 1 tahun 3 bulan. Keinginannya hanya menjalanin hari demi hari
dengan melakukan yang terbaik dalam hidup selama masih diberi kesempatan hidup.
Maka bersyukurlah bagi orang yang diberi kesehatan karena kesehatan adalah
berkah yang luar biasa dan berharga tidak bisa diukur dengan uang banyak
sekalipun, karena sakit itu sangat menderita baik secara fisik maupun mental.
Manfaatkan waktu sebaik-baiknya karena hidup itu tidak kekal adanya. Pada saat
diberitahukan bahwa kita akan mengadakan prosesi basuh kaki mama, dia menyetujui
untuk melakukannya.
Momen prosesi hari itu merupakan hal luar biasa yang dilakukan Widya dan peserta lainnya. Suasana haru dan tangis menghiasi ruang. Baik peserta prosesi maupun hadirin larut dalam keharuan. Melihat anak menunjukkan bakti kepada mama dan mengucapkan terima kasih untuk segala hal yang telah mama lakukan untuk keluarga. Mamapun menangis terharu karena selama ini belum pernah mendapatkan persembahan seperti ini dan mama menyatakan kebahagiaannya karena mempunyai anak yang baik dan berbakti. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
Hari itu relawan juga mengunjungi Agiok (46) salah satu penerima bantuan biaya hidup dari yayasan.
Jalinan Jodoh Gan En Hu Dengan Master
Hari itu kami juga mengunjungi
Agiok (46) salah satu penerima bantuan biaya hidup dari yayasan. Suami Agiok,
Herry adalah pasien penyakit kanker getah bening. Setelah berjuang selama setahun,
akhirnya Herry menghembuskan nafas diusia 46 tahun. Semenjak suaminya sakit,
Agiok menjadi tulang punggung bagi keluarga dan kedua anaknya, Julio (18) dan
Medio (17) yang masih duduk di kelas 2 dan 1 SMK. Sehari-hari ibu dua anak ini
berjualan nasi uduk di emperan ruko
sebuah mall di Jakarta dari pagi hingga siang hari. Beruntung Agiok memiliki anak yang baik dan
penurut. Bila anak-anaknya libur, mereka ikut membantunya berjualan. Sudah
setahun ini pula Julio dan Medio dibantu untuk biaya sekolah nya, karena
pendapatan Agiok tidak cukup untuk berobat suami dan menghidupi keluarga
mereka. Jalinan jodoh inipun berlanjut hingga Agiok juga ikut serta dalam formasi daun bodhi di Pantai Indah Kapuk pada
saat acara Waisak yang lalu.
Saat kami datang ke rumah, kami menjelaskan dalam rangka hari ibu maka kami juga mengajak Julio dan Medio untuk melakukan prosesi membasuh kaki mamanya untuk menunjukkan rasa bakti dan terima kasih kepada mamanya. Ternyata hal ini mendapat respon baik dari Julio dan Medio. Saat dilakukan prosesi tangis isak tak terelakkan, mereka saling berpelukan. Anak mengucapkan maaf atas kesalahan yang mereka perbuat dan terima kasih atas apa yang telah mama berikan untuk mereka. “Saya merasa sedih dan terharu pada saat melakukan prosesi ini, karena mama sudah melahirkan, membesarkan dan berjuang untuk kita anak-anaknya,” demikian penuturan Julio.
Semoga melalui kegiatan prosesi membasuh kaki mama hari ini mampu menjadi inspirasi bagi setiap orang, untuk selalu bersyukur dan berbakti kepada orangtua dan mulailah untuk mengungkapkan tiga kata “Saya sayang mama”. Untuk orang yang sangat mencintai kita adalah mama. Walau mereka tak pernah meminta, percayalah kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia. Tidak banyak yang diminta oleh mama, hanya perhatian dan kasih sayang dari anak-anaknya yang membuatnya berbahagia.
“Mama, saya sayang mama dan sangat membutuhkanmu.. Maafkan saya yang belum bisa memberikan kebahagiaan seutuhnya buat mama”. Untuk semua mama yang mencintai anak-anaknya dan semua anak yang mencintai mamanya. Do the best for her, Love you mom.
Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan: Berbakti pada orang tua dan berbuat kebajikan. ~ Master Cheng Yen ~
Artikel Terkait
Keputusan Cepat yang Menyelamatkan Jiwa
20 Juni 2022Ibu adalah sosok malaikat tanpa sayap yang bersedia memberikan seluruh kasihnya. Ibu adalah sandaran bagi anak-anaknya. Perjuangan seorang Ibu ketika melahirkan bertaruh nyawa demi anak. Ibu adalah sosok yang hebat dalam keluarga.
Melatih Empati dari Kunjungan Kasih
01 September 2023Komunitas relawan Smartfren Regional Jawa Tengah bersama Paguyuban Sinar Mas Yogyakarta dan Solo melakukan kunjungan kasih ke Yayasan Lentera, pada Minggu (20/8/23). Yayasan ini menampung anak-anak penderita HIV-Aids.