Sayangi Orang Tua sebelum Ada Penyesalan

Jurnalis : Sphatika Winursita (He Qi Utara 2), Fotografer : Aris, Henny, Sphatika, Triana, Vincent (He Qi Utara 2)

Curahan hati seorang anak terhadap ibunya yang dituliskan dalam selembar kertas.

Menyesal, menjadi salah satu kata kunci yang ada di benak para peserta kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang bertema Orang Tua adalah Pusaka dan digelar di Aula Xi She Ting, Tzu Chi Center pada 3 September 2022.

Suasana penuh haru biru ketika 114 peserta diajak merenung bahwa orang tua sangatlah penting dan berharga. Sebagian merasa penuh sesal karena tidak dapat bertemu dengan ibu dan ayahnya lagi. Namun tak hanya sedihnya saja, acara ini menjadi ajang bersenang-senang dan mengeratkan hubungan antara orang tua dan anak yang sangat indah. Untuk mengungkap perasaan lebih terbuka, panitia menyiapkan kertas surat agar para peserta bisa menulis pesan kepada orang tercinta.

Berkumpul Bersama Keluarga
Akhir pekan sudah seharusnya kita habiskan dengan keluarga. Namun sayangnya di era modern seperti ini, tanpa disadari semua orang pun memiliki urusannya masing-masing. Terlalu sibuk dengan dunia maya membuat orang melupakan orang-orang di sekitarnya, terutama orang tua. Maka dari itu, Tzu Chi mewadahi para relawan untuk mengajak keluarga mereka untuk berkumpul dan bersenang-senang bersama.

Keluarga yang kompak dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.

Rangkaian kegiatan menarik pun dilakukan, seperti penampilan tari dari relawan komite, pemutaran video demo masakan Jepang oleh Albert, praktik yoga yang dipandu oleh Silvia Hendarta, dan tak lupa permainan-permainan seru yang membuat suasana penuh dengan gelak tawa. Yang biasa di rumah tak pernah ada di ruangan yang sama, kini mereka tertawa bersama dan berpelukan, membuat siapapun yang melihatnya akan merasakan hangat.

Orang Tua dan Anak Belum Tentu Saling Paham
Permainan yang diadakan oleh panitia salah satunya yaitu menebak lagu. Ketika nada diperdengarkan, siapapun yang tahu judulnya harus mengangkat jari secara cepat. Semua orang menikmati permainan ini, karena lagu yang menjadi soal akan diputar secara keseluruhan dan seisi ruangan pun bernyanyi bersama. Bahkan, ada satu peserta yang menangis ketika menyanyikan lagu Shi Shang Zhi You Mama Hao (Di Dunia Ini Hanyalah Ibu yang Terbaik).

Semakin menarik, panitia membagikan kertas untuk semua peserta. Beberapa soal dibagikan untuk menguji seberapa tahu orang tua terhadap anak, dan juga sebaliknya. Ternyata walau sebagian besar benar, ada saja yang masih salah menjawab. Hal ini membuktikan bahwa orang tua dan anak pun belum tentu bisa mengetahui segala hal tentang mereka secara mendalam. Kesadaran inilah yang membuat orang tua maupun anak akhirnya bisa lebih memperdalam lagi isi hati satu sama lain.

Penyesalan Selalu Datang di Akhir  

Ibunda Nelley dipenuhi rasa sedih ketika mengingat mendiang ayahnya. Mereka menguatkan satu sama lain.

Seorang relawan bernama Nelley membagikan pengalamannya yang dipenuhi sesal ketika dirinya tidak sempat mengungkapkan rasa kasih sayangnya kepada mendiang ayahnya. Hal ini dirasakan oleh seorang peserta yang membagikan ceritanya juga, “Saya menyesal karena tidak memenuhi keinginan ayah saya untuk membawanya ke Tiongkok, kampung halamannya. Saya terlalu sibuk hingga ayah saya akhirnya pergi,” kata sang ibu yang kemudian menangis dan dipeluk putrinya.

Irwan dan keluarganya sedang berfoto di photo booth.

Ada juga Irwan, seorang relawan yang datang bersama istri dan kedua anaknya. Irwan mengalami kecelakaan dan kini duduk di kursi roda. Anak sulungnya, Meli, membagikan bahwa dia dan adiknya memang bukanlah anak yang ekspresif. Akhirnya, Meli memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan perasaan sayangnya kepada ayah dan ibunya. Dia tidak ingin semuanya terlambat. Maka, berbaktilah kepada orang tua selagi mereka masih ada dan kita bisa memeluknya.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana

28 Agustus 2015 Sekumpulan orang berpakaian sederhana, tua dan muda, tampak bercakap-cakap dengan gembira menyambut panen. Itulah adegan awal isyarat tangan "A Pa Khan Cui Gu" (Ayah Menuntun Kerbau) yang membuka drama dalam rangkaian acara Bulan Tujuh Penuh Berkah, Minggu 23 Agustus 2015 di Aula Jing Si Lantai 3, Tzu  Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Program Tulus Vegetarian Selama 15 Hari di Bulan Tujuh Penuh Berkah

Program Tulus Vegetarian Selama 15 Hari di Bulan Tujuh Penuh Berkah

26 Agustus 2024

Relawan Tzu Chi Selatpanjang menjalani kegiatan Tulus Vegetarian dalam rangka menyambut Bulan Tujuh Penuh Berkah. Program Tulus Vegetarian ini menargetkan ada 150 peserta yang bertekad menjalani program vegetarian selama 15 hari.

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana

23 Agustus 2015 Isyarat tangan "A Pa Khan Cui Gu" (Ayah menuntun kerbau) yang membuka drama dalam rangkaian acara Bulan Tujuh Penuh Berkah, Minggu 23 Agustus 2015 di Aula Jing Si Lantai 3, Tzu  Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Lagu bernada ceria dan membangkitkan semangat ini dipilih karena sesuai dengan alur drama yaitu seorang petani (kakek) yang menuntun kerbaunya melewati perkebunan yang penuh dengan sawi putih segar serta perkebunan tebu manis yang mengundang liur.
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -