Sayangi Orang Tua Sebelum Terlambat

Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rangga Setiadi, Galvan (Tzu Chi Bandung)
 
 

foto Walaupun tidak lagi bisa membahagiakan sang ayah, Dessy (kanan depan) bertekad untuk mulai berbuat sesuatu dan memberikan kebahagiaan untuk sesama.

Drama Musikal Isyarat Tangan Sutra Bakti Seorang Anak yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung, 19 Desember 2010 mampu menggugah hati para penonton, relawan, maupun pelaku pementasannya. Salah satunya adalah Sun Dessy (23) atau yang biasa dipanggil Dessy merupakan salah satu relawan muda Tzu Chi (Tzu Ching) yang turut serta dalam acara pementasan tersebut. Dessy memiliki kisah yang memilukan dalam kehidupan masa lalunya.

 

Kerasnya Hati
Sun Dessy (23) atau yang Dessy yang merupakan mahasiswi jurusan Psikologi ini dibesarkan dalam keluarga otoriter dan penuh tekanan sehingga harus melewati kesehariannya yang penuh konflik dengan ayahnya. Melawan kepada orang tua kerap kali dilakukan Dessy pada saat itu. Kerasnya didikan keluarga telah membawa pribadi Dessy menjadi pembangkang dan pemberontak.

“Saya benci Papa. Selama 20 tahun saking besarnya rasa benci, saya pernah bersumpah, suatu hari saat saya dewasa dan sukses saya akan membuang ia jauh–jauh dari hidup saya.Saya bandel luar biasa, nggak tau diri dan suka membangkang. Dan yang paling parah, saya berharap beliau meninggal secepatnya, agar saya bisa bebas dari semua penderitaan ini,” ungkap Dessy berkisah.

Sikap membangkang itu terus mengakar dalam diri Dessy. Pelajaran mengenai cinta kasih dan bakti seorang anak yang diberikan oleh berbagai pemuka agama tidak mampu meluluhkan hatinya yang keras. “Banyak pemuka agama yang mengatakan bahwa seorang anak harus berbakti terhadap orang tua, tapi tidak satu pun ceramah dari mereka yang dapat menggugah hati saya,” katanya.

Makna Mendalam dari Drama Sutra Bakti Seorang Anak
Hingga pada suatu hari Dessy mendapat tantangan dari seorang pemuka agama untuk bersujud 3 kali pada kedua orang tuanya. Apabila memang kedua orang tuanya tidak memiliki rasa sayang kepada Dessy, maka mereka tidak akan merespon, dan bila itu terjadi maka pemuka agama tersebut berjanji akan mengaku salah, dan mengakui bahwa Dessy-lah yang benar.

foto   foto

Keterangan :

  • Dalam acara pertunjukan Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak di Bandung, Dessy memberikan sharing mengenai pengalaman hidupnya yang merupakan hadiah yang ditujukan Dessy untuk almarhum ayahnya. (kiri)
  • Sharing Dessy juga membuat rekan-rekannya sesama anggota Tzu Ching menjadi terharu. (kanan)

Dessy pun mencoba saran tersebut, dan hasilnya di luar dugaannya. “Apa yang saya dapat, Papa menangis. Orang yang paling saya benci dalam hidup saya meneteskan air mata di depan saya. Saya bertanya–tanya pada diri saya, apa yang terjadi? Mengapa ia menangis? bukankah seharusnya ia tertawa karena saya kalah di hadapannya?” kenang Dessy. Setelah itu, perlahan Dessy mulai bersikap baik, tidak berbicara kasar dan berbohong pada ayahnya.

Sikap berbakti kepada orang tua terus dipelajari oleh Dessy. Buku-buku agama menjadi santapannya untuk melakukan perubahan. Akan tetapi, Dessy tidak paham dengan Dharma (ajaran kebenaran –red) yang terdapat dalam buku-buku tersebut, terutama pada bagian Sutra Bakti Anak. Hingga pada akhirnya Dessy bergabung dalam barisan insan Tzu Chi dan mengikuti kegiatan Tzu Ching Camp 3 bulan Agustus 2008.

Pribadi Dessy yang keras sontak berubah setelah bergabung dengan Tzu Ching.  Dessy menyesali perbuatan dan pikiran negatifnya selama ini. “Meresapi Dharma kebenaran ke dalam hati yang beku. Hati mulai mencair, sakit sekali, hati benar-benar sakit rasanya, teriris-iris dari dalam,” ungkapnya.

“Saya Menyesal”
Pada kegiatan Tzu Ching Camp, Dessy diminta untuk menuliskan sepucuk surat cinta dan minta maaf pada orangtua atas semua kesalahan selama ini. Karena surat itu dikirim oleh panitia, maka sepulang dari kegiatan Tzu Ching Camp Dessy terus menunggu kedatangan surat tersebut. Begitu surat itu sampai, Dessy segera menyimpannya di dalam laci kamarnya, untuk menutupi rasa malu dan gengsi. Namun Dessy berjanji untuk memberikan surat tersebut jika waktunya sudah tepat.

foto  foto

Keterangan :

  • Setiap adegan drama musikal ”Sutra Bakti Seorang Anak” berkisah tentang kehidupan sehari-hari, sehingga drama ini mudah dipahami oleh para penonton. (kiri)
  • Sebagai acara pembuka “Sutra Bakti Seorang Anak” para Tzu Ching Bandung dan Jakarta mempersembahkan lagu isyarat tangan yang berjudul “Da Ai De Hai Zi” di hadapan para penonton. (kanan)

Pada suatu malam Dessy melihat ayahnya yang sedang kelelahan, Dessy pun mendekatinya dan memijat kepalanya. Keesokan harinya Dessy berencana untuk membacakan surat yang ditulisnya, dan mengungkapkan perasaan hati kepada kedua orang tuanya. Entah mengapa ada perasaan khawatir yang dirasakan Dessy terhadap ayahnya. Pesan untuk berjaga diri tidak lupa diucapkan Dessy sebelum kepergian ayahnya menuju tempat kerja. Dan sejak kepergiannya untuk mencari nafkah, ayah Dessy tidak pernah kembali untuk pulang. Beliau pergi untuk selamanya karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Rencana membacakan surat cinta yang telah ditulis pada kegiatan Tzu Ching Camp tidak mungkin lagi dapat dilaksanakan.

Keadaan ini benar-benar membuat Dessy terpukul dan menyesali perbuatannya. “Tubuh yang begitu besar yang menakutkan buat saya, sekarang sudah tidak ada lagi. Dalam sekejap saya nggak bakalan melihat senyum dia lagi. Saya nggak akan pernah bisa minta maaf. Jadi satu-satunya kesempatan saya tinggal satu, berbuat baik,” kata Dessy.

Semangat untuk Berbuat
Dari semua masa lalu yang dialami, Dessy mampu menyikapinya secara positif. Fase hidup yang dialami Dessy mampu membuat dirinya menjadi sadar dan semakin kuat. “Cobaan ini membuat saya sadar bahwa menggenggam hidup ini, saat ini, dan orang–orang di sekeliling saya adalah yang paling berharga, tidak ada kesempatan kedua ketika melewatinya. Yang bisa saya lakukan adalah menjadi anak yang lebih baik, orang yang lebih baik bagi semua, bersumbangsih bagi masyarakat dan dunia dengan segala kemampuan,” katanya.

Ini adalah langkah awal bagi Dessy untuk terus berkarya di Tzu Chi. Dan dengan adanya sharing pada kegiatan Drama Musikal Isyarat Tangan Sutra Bakti Seorang Anak di Bandung, merupakan hadiah yang ditujukan Dessy untuk almarhum ayahnya. “Sharing kali ini juga merupakan hadiah bagi Papa di sana. Bahwa saya akan terus bertumbuh besar, dan kuat, agar bisa membanggakan beliau. Dimulai dari vegetarian, pelestarian lingkungan dan pelayanan lainnya,” ungkap Dessy.

  
 

Artikel Terkait

Bersatu hati Memberikan Layanan Kesehatan Bagi Anak dan Ibu hamil

Bersatu hati Memberikan Layanan Kesehatan Bagi Anak dan Ibu hamil

24 Februari 2023

Sebanyak 47 anak balita dan 7 ibu hamil mendapat layanan posyandu yang digelar relawan Xie Li Indragiri pada Rabu (15/2/2023). 

Sampah yang Bernilai Emas

Sampah yang Bernilai Emas

27 Juli 2010
Selain para relawan dewasa, kegiatan ini juga diikuti oleh para relawan cilik. Ada tiga Bodhisatwa cilik yang terlibat dalam pengumpulan barang daur ulang ini. Diantaranya adalah Tivana, gadis cilik yang baru saja membuka pen kakinya akibat jatuh beberapa waktu lalu.
Peresmian Jembatan Simpay Asih Sungai Cilaki

Peresmian Jembatan Simpay Asih Sungai Cilaki

23 Desember 2015

Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan sejak peletakan batu pertama pada 7 April 2015, proses pembangunan Jembatan Gantung Sungai Cilaki telah rampung dan diresmikan pada 18 Desember 2015, di Lapang, Kampung Haminten RT 01 / RW 08, Desa Panyirapan, Kec. Soreang, Kab. Bandung.

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -