Screening Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111: Bersama-Sama Membantu Sesama

Jurnalis : Erli Tan, Fotografer : Erli Tan, Soejatno Koesnadi (He Qi Utara)

Screening Baksos Ke-111

Relawan Tzu Chi melakukan pertemuan awal dengan pihak terkait di Kodim 0608 Cianjur dalam rangka mengoordinasi kerja sama agar baksos kesehatan dapat berjalan dengan lancar.

Cianjur adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa barat yang sebagian besar wilayahnya adalah pegunungan. Warga di kabupaten dengan lebih dari 3400 kilometer persegi ini banyak yang berada di bawah garis kemiskinan serta tidak memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Hal inilah yang mendorong Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengadakan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-111 di Cianjur. Baksos yang akan berlangsung pada 18-20 Maret 2016 ini akan memberikan pelayanan operasi katarak, bibir sumbing, hernia, dan pengangkatan tumor ringan secara cuma-cuma.

Pada tahap screening tanggal 13 maret 2016 di Kodim 0608 Cianjur, terdapat 876 warga hadir untuk memeriksakan diri setelah sebelumnya mendaftar di Kantor Koramil di wilayahnya masing-masing.

Untuk tiba di lokasi screening, jarak yang ditempuh warga pun berbeda-beda, tergantung lokasi desanya. Terdapat lebih dari 300 calon pasien dari Cianjur Selatan tidak dapat hadir karena akses jalan terputus akibat longsor. Dari 876 warga yang ikut screening, terdapat 371 yang akan ditangani pada baksos 18-20 Maret mendatang, dengan jumlah pasien terbanyak adalah pasien katarak.

Persiapan Screening

Menuju Cianjur dari Jakarta memakan waktu rata-rata 3,5 jam perjalanan dengan mobil. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para relawan Tzu Chi dari Jakarta yang mengoordinasi pelaksanaan screening dan baksos kesehatan ini. Menurut Wijaya Leomanto, salah satu Koordinator Umum Pelaksana Baksos, terdapat banyak kekhawatiran pada saat melakukan persiapan. “Kesulitan kita itu adalah lokasinya yang terlalu jauh dari Jakarta. Kedua, ketersediaan relawan itu dipertanyakan. Ketiga, dengan pasien yang begitu banyak itu juga menjadi kendala apakah bisa berlangsung dengan lancar atau tidak,” ungkap Wijaya.

Screening Baksos Ke-111

Wijaya Leomanto (kiri) melakukan pemantapan koordinasi alur dengan beberapa penanggung jawab yang menangani setiap poli pada tahap screening.

Sejak awal Februari 2016, secara rutin tim inti yaitu Wijaya bersama beberapa relawan Tzu Chi seperti Sudarman dan Ricky datang ke Cianjur untuk melakukan survei lokasi, kemudian berkoordinasi dengan TNI dan pihak terkait seperti Sekda, Camat, Dandim, Koramil, dan pihak RSUD Cianjur. Kekhawatiran pun perlahan sirna tatkala pada kunjungan ketiga, 26 Februari 2016, Wijaya dan tim bertemu dengan relawan lokal yang bersedia mendukung dan turut membantu proses screening dan baksos.

Walaupun tidak pernah mengoordinasi kegiatan baksos serupa sebelumnya, Wijaya menggunakan sikap Gan En (bersyukur), Zhun Zong (menghormati), dan Ai (cinta kasih) dalam berkoordinasi dengan setiap relawan yang bertugas sebagai penanggung jawab. Menurutnya, kerja sama tim baru bisa berjalan baik apabila mampu menerapkan nila-nilai budaya humanis tersebut. Ia juga rajin melakukan komunikasi dengan tiap penanggung jawab sehingga kerja sama dapat terjalin dengan harmonis antara Tzu Chi, TNI, dan relawan lokal.

Memanfaatkan Waktu yang Ada

Selain 87 relawan Tzu Chi yang terlibat langsung pada kegiatan screening, tercatat sebanyak 47 relawan lokal Cianjur yang turut bersumbangsih. Pada 7 Maret 2016, relawan Jakarta kembali datang dan mengadakan sosialisasi kepada relawan Cianjur di Kantor Sekretariat PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia). “Kita ada sosialisasi ke mereka, Tzu Chi itu apa dan apa tujuannya. Kita juga menegaskan kita tidak memandang ras, suku, agama, dan sebagainya,” jelas Wijaya.

Screening Baksos Ke-111

Wijaya melakukan pengarahan kepada sekitar 40 relawan lokal yang akan membantu saat proses screening.

Salah satu peserta yang mengikuti sosialisasi itu adalah Rizki Capadiningrah (26). Ia bersama teman-temannya memang sering mengikuti aktivitas sosial. Sehari sebelum screening, 12 Maret 2016, Rizki yang akrab disapa Kiki ini pun datang ke Kodim 0608 Cianjur dengan mengajak enam orang temannya untuk mengikuti briefing alur dan budaya humanis yang dibawakan oleh beberapa relawan Tzu Chi.

Screening Baksos Ke-111

Rizki Capadiningrah (kiri) saat bertugas di bagian pendaftaran melayani pasien pada tahap screening.

Wijaya yang memimpin briefing saat itu mengajukan pertanyaan kepada sekitar 50 relawan lokal yang hadir, “Shixiong, shijie yang sudah mendaftar untuk screening besok, apakah shixiong, shijie bersedia kerja seharian? Apakah bisa komitmen kerja hingga tuntas? Walaupun misalnya screening harus berlangsung sampai jam 11 malam?” Hal tersebut wajar dipertanyakan karena mengingat pasien yang terdaftar telah menembus angka 1200. “Bersedia,” sahut para relawan asal Cianjur termasuk Kiki dan teman-teman. Mendengar respon tersebut, Wijaya mengaku merasa terharu sekaligus lega.

Kiki dan beberapa temannya memilih bertugas di bagian pendaftaran. Menjelang sore di hari pelaksanaan screening, pasien di bagian pendaftaran sudah menipis, Kiki memilih melanjutkan bertugas di bagian alur akhir yang lebih sibuk. Dengan menjadi relawan, Kiki dan teman-teman merasakan kebahagiaan dan rasa syukur karena dapat bersumbangsih terhadap sesama. “Saya mengerjakan bersama teman-teman, rasanya happy karena di sini saling membantu ya, senang aja rasanya dan membuat saya makin bersyukur juga, karena kita dikasih kesehatan, sehingga bisa melakukan banyak hal,” ucap Kiki semringah.

Peran Berbagai Pihak

Kelancaran proses screening tidak terlepas dari peran para Babinsa (Bintara Pembina Desa). Tiap Babinsa bertugas mendampingi pasien di wilayahnya dalam menjalani pemeriksaan dari awal hingga selesai. mereka juga harus memastikan kelengkapan dokumen warganya. Salah satu Babinsa yang terlihat sibuk mondar-mandir mendampingi pasiennya saat proses screening adalah Sersan Mayor Sutisna. Babinsa Desa Cibiuk dari Koramil 09 Ciranjang ini bertugas mendampingi dan melayani 52 warga dari Desa Cibiuk.

Screening Baksos Ke-111

Sersan Mayor Sutisna, Babinsa Desa Cibiuk dari Koramil 09 Ciranjang saat mendampingi pasien dari wilayahnya.

“Jadi kita mendampingi pasien mulai dari pengecekan data sampai dengan pemberangkatan ke lokasi ini. Dan juga nanti setelah pemeriksaan selesai, kita juga harus mengantarkan kembali ke rumahnya. Memastikan bahwa semuanya berjalan aman dan tertib,” tukasnya.

Kesibukannya itu sama sekali tidak membuat Sersan Mayor Sutisna merasa terbebani. “Saya melaksanakan perintah ini sangat ikhlas dan juga melakukan hal seperti ini saya rela. Karena saya pikir kita harus berbuat. Walau sekecil apapun perbuatan kita mudah-mudahan bermanfaat bagi orang lain,” harapnya.


Artikel Terkait

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -