Screening Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-111: Bersatu Tekad Menjalankan Misi

Jurnalis : Budi Santoso (He Qi Utara 2), Fotografer : Budi Santoso (He Qi Utara 2)

Jesica sedang mendampingi calon pasien dalam screening Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111 di Cianjur, Jawa Barat.

Screening Baksos Kesehatan pada hari Minggu, 13 Maret 2015, bertempat di Kodim 0608 Cianjur, Jawa Barat. Dalam baksos kesehatan ini banyak pihak yang menjadi relawan, salah satunya adalah Jesica. Relawan ini tampak tak lelah mondar-mandir memanggil nomor calon pasien untuk diperiksa dan ia tak ragu untuk menuntun calon pasien yang sudah tua maupun yang kesulitan berjalan. Peluh keringat tampak di wajahnya. Beberapa kali saya pun harus bersabar menunggu untuk bisa berbincang-bincang dengan Jesica, karena dia harus membantu calon pasien. Relawan wanita berusia 30 tahun ini menuturkan bahwa dia merupakan umat Wihara Bhumi Pharsija Cianjur.

Seminggu sebelum baksos, Jesica diimbau untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini oleh salah seorang pengurus Yayasan Vihara tersebut yang biasa dipanggil dengan sebutan Bapak Uu. Dia turut serta datang membantu bersama sekitar 30 orang umat wihara, tak lupa dia pun mengajak teman dari wihara lain maupun gereja untuk turut berpartisipasi bersamanya. Hari itu, dia bahkan mengajak salah seorang karyawannya untuk turut membantu. Dia menuturkan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya membantu kegiatan baksos kesehatan. Sebelumnya bersama pihak viharanya dia pernah membagikan bantuan sembako kepada warga. Dia menuturkan belum pernah mengenal Tzu Chi sebelumnya. “Kegiatan ini bagus, karena kesehatan itu mahal, dan saya melihat bahwa pelayanan pasien di sini baik,”  ungkap Jesica ketika ditanya mengenai pandangannya mengenai kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi ini.

Mengenai kegiatan baksos yang akan diadakan pada tanggal 18-20 Maret 2016, Jesica menyanggupi untuk membantu pada tanggal 20 Maret saja. Ini karena dia memiliki kewajiban sebagai seorang ibu serta harus mengurus toko kelontongnya di wilayah Pasar Baru, Cianjur. Demi membantu kegiatan ini, dia sampai perlu menitipkan anaknya untuk dijaga oleh orangtuanya. Setelah berbincang sejenak, Jesica pun beranjak untuk melanjutkan tugasnya kembali.

 

Di bagian pendaftaran pasien, tampak seorang pemuda yang merupakan salah satu relawan sedang berbincang-bincang dengan pasien. Tugasnya menginformasikan kepada pasien bagaimana cara mengisi formulir dan persyaratan apa saja yang harus disiapkan. Relawan itu bernama Ruly, yang sehari-hari berprofesi sebagai marketing di salah satu bank di Cianjur. Ruly yang masih berusia 23 tahun tersebut berkesempatan berkontribusi di kegiatan baksos ini karena menerima informasi dari salah satu nasabahnya, Chandra Cahyadi.

Ruly sedang melayani pasien yang sedang mendaftar.

Seorang Babinsa (Bintara Pembina Desa)  A.Rachman mendampingi salah satu warganya Osad untuk mengikuti screening Baksos Kesehatan Tzu Chi.

Nasabah tersebut adalah Ketua Perkumpulan Tionghoa Cianjur. Chandra mengatakan bahwa untuk kegiatan baksos ini tidak meminta dana sepeser pun, hanya membutuhkan bantuan tenaga Dari relawan. Ruly pun tanpa ragu menyanggupi untuk membantu. Bersamanya ada sekitar 5 orang temannya yang turut membantu di bagian pembagian nomor peserta dan pemeriksaan pasien yang bertensi tinggi. Ruly merupakan seorang Muslim, dan ia tidak pernah membeda-bedakan suku, agama, maupun ras dalam membantu masyarakat. Hal ini sejalan dengan Tzu Chi yang senatiasa tidak pernah membedakan orang yang akan dibantu. Ini merupakan pengalaman pertamanya mengikuti baksos, dan menurutnya ini sangat positif.

Kegiatan baksos kesehatan ini tentunya juga tidak akan berhasil apabila tidak ada dukungan dari pihak Bintara Pembina Desa (Babinsa). Diantara para Babinsa, tampak seorang yang sedang berbincang dengan seorang pasien yang sedang menunggu. Beliau adalah A. Rochman, seorang Babinsa Desa Sukamulya, yang berada di Kecamatan Leles, Cianjur, Jawa Barat. Beliau sedang berbincang dengan Osad yang menderita penyakit katarak. Osad adalah salah satu warga desanya yang dia ajak ke baksos kesehatan ini. Rochman menuturkan bahwa sudah sejak dua bulan sebelum kegiatan baksos, dia sudah menginformasikan kepada warga desanya mengenai kegiatan baksos ini.

Dia lalu menghampiri satu per satu rumah warga untuk guna mengetahui siapa saja warga di desanya yang membutuhkan bantuan pengobatan. Setelah itu dia berkoordinasi dengan Puskesmas Leles untuk pemeriksaan awal. Di hari screening baksos kesehatan ini ia turut serta mendampingi 17 orang warganya yang sudah lolos tes kesehatan di Puskesmas Leles. Rochman yang baru dua bulan lalu kembali ditugaskan di desanya mengatakan bahwa ia sangat senang dengan kegiatan ini , karena dia menyadari masalah kesehatan ini banyak menyulitkan warga desanya. Dia juga sangat berharap agar kegiatan serupa dapat diadakan kembali. Setelah seluruh warganya selesai menjalani pemeriksaan, dia pun mengatakan bahwa dia akan bergegas mengantar mereka kembali ke desanya.

Tentunya masih banyak relawan lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu, namun mereka turut berkontribusi besar bagi kesuksesan kegiatan screening baksos kesehatan ini. Satu hal yang pasti, mereka semua memiliki satu tekad yang sama , yaitu membantu sesama yang membutuhkan.


Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-145 di Palembang: Kolaborasi Bersama untuk Kesehatan Masyarakat

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-145 di Palembang: Kolaborasi Bersama untuk Kesehatan Masyarakat

11 November 2024

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-145 di RSUD Siti Fatimah Palembang telah melayani operasi kepada 201 pasien penderita katarak, pterygium, hernia, bibir sumbing, dan bedah minor.

Melihat Dunia Lebih Jelas

Melihat Dunia Lebih Jelas

01 September 2016

Tzu Chi Singkawang kembali menggelar bakti sosial kesehatan pengobatan katarak dan pterygium yang melayani sekurangnya 200 orang pada 5-7 Agustus 2016.

Telemedicine TIMA Indonesia, Bentuk Lain dari Bakti Sosial Kesehatan di Masa Pandemi

Telemedicine TIMA Indonesia, Bentuk Lain dari Bakti Sosial Kesehatan di Masa Pandemi

08 Maret 2022

Layanan Telemedicine TIMA Indonesia telah banyak membantu masyarakat yang terpapar Covid-19. Lebih dari 218 pasien berkonsultasi dengan para dokter TIMA, serta menerima paket obat dan vitamin.

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -