Sebarkan Benih Cinta Kasih ke Seluruh Pelosok

Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Agus Darmawan, Rudi Darmawan, Sugandha (He Qi Barat), Teddy Lianto.
 
 

foto
Meski terpisah jarak ribuan kilometer, Master Cheng Yen tetap “hadir” dalam peresmian Aula Jing Si Indonesia, mendengarkan seruan ikrar murid-muridnya yang ada di Indonesia.

Sebelum memasuki rumah kita yang baru di Aula Jing Si, insan Tzu Chi Indonesia memanjatkan ikrar di hadapan Master Cheng Yen untuk menyebarkan cinta kasih ke seluruh Indonesia agar Tzu Chi ada di setiap pelosok Indonesia. Saat itu, meski Master secara fisik berada ribuan kilometer dari Indonesia, tapi beliau mendengar ikrar ini secara langsung dan menyatakan bahwa beliau percaya ikrar ini dapat tercapai. Namun, apakah mudah menjalankan ikrar ini?

 

Dalam sebuah kesempatan yang baik, saya berjodoh dengan seorang relawan komite asal Amerika yang bernama Sophia Chern. Saat semua orang merasa terkesan atas luasnya Aula Jing Si Indonesia yang merupakan terbesar di dunia sekarang, ia justru merasa sebaliknya, “Saya merasa Aula Jing Si kalian terlalu kecil.” Pernyataan ini cukup membuat saya terkejut. Namun, setelah mengobrol lebih jauh, ternyata saya baru mengetahui bahwa ia berpendapat demikian setelah melihat acara peresmian bagi masyarakat umum yang dihadiri oleh hampir 5.000 pengunjung.

Saat itu, memang aula Jiang Jing Tang di lantai 4 hingga ke lobby-nya dipenuhi oleh pengunjung, bahkan di aula Guo Yi Ting di lantai 3 juga tidak tersisa satu bangku kosong pun, dan panitia harus menambah kursi-kursi, belum lagi yang rela berdiri di koridor samping untuk mengikuti acara. Oleh sebab itulah, Sophia merasa Aula Jing Si Indonesia masih bisa lebih besar lagi untuk menampung para Bodhisatwa.

foto  foto

Keterangan :

  • Seluruh insan Tzu Chi Indonesia berikrar untuk menyebarkan cinta kasih ke seluruh pelosok tanah air (kiri).
  • 1600 kursi di dalam Aula Jiang Jing Tang telah dipenuhi oleh tamu undangan, oleh sebab itu panitia memanfaatkan ruang di sekeliling aula untuk tempat duduk. Total keseluruhan hampir 5000 peserta menghadiri acara peresmian (kanan).

Harapan untuk menyebarkan benih cinta kasih Tzu Chi hingga ke pelosok Tanah Air tidak hanya dimiliki oleh para relawan Tzu Chi. Ir. Basuki Tjahaja Purnama, wakil gubernur terpilih DKI Jakarta periode 2012 – 2017 ini memberikan apresiasi yang tinggi kepada Tzu Chi yang telah bersumbangsih tanpa mengenal perbedaan suku, agama, maupun ras. Dalam kapasitasnya sebagai calon pemimpin daerah, pria yang akrab dipanggil Ahok inipun menyatakan, “Sejak dulu saya memimpikan tiap RT itu ada pemerhati. Jadi bisa bayangkan kalau tiap RT di Jakarta ada 1 relawan Tzu Chi. Ketua RT harus punya hati jadi pemerhati, yaitu memperhatikan yang lansia, yang balita, mana yang rumah kurang baik, siapa yang tidak sekolah, siapa yang kerjanya tidak jelas, lingkungannya bagaimana,” tegasnya.

Penantian Master terhadap Insan Tzu Chi Indonesia
“Saya sudah mendengar setiap murid saya telah membangun ikrar untuk menyebarkan benih cinta kasih ke setiap pelosok Indonesia. saya yakin kalian pasti bisa mencapainya. Saya sangat menantikannya,” ucap Master Cheng Yen.

Master Cheng Yen yakin dan mendoakan, bahwa ikrar dan tekad yang dipanjatkan oleh insan Tzu Chi Indonesia bisa terwujud. Benih-benih cinta kasih di Nusantara yang mulai disebarkan sejak 19 tahun yang lalu mulai bertunas bahkan sampai ke propinsi Papua, ujung timur Indonesia.

Para relawan Biak yang berada di propinsi Papua telah sampai di Jakarta seminggu sebelum acara peresmian. Jarak Biak dan Jakarta tidak kurang dari 3.287 km, jika ditempuh dengan pesawat terbang memerlukan waktu lebih dari 5 jam dan biaya setidaknya 5 juta Rupiah (pulang pergi). Untuk menghemat biaya, rombongan relawan Biak memilih untuk menggunakan kapal laut yang memakan waktu perjalanan lima hari.

foto  foto

Keterangan :

  • Basuki T. Purnama (tengah), memberikan apresiasi tinggi kepada Tzu Chi, serta mendambakan bahwa pelayan masyarakat harus mempunyai hati sebagai pemerhati (kiri).
  • Para Bodhisatwa dari Papua “pulang ke Jakarta” sejak jauh-jauh hari untuk membersihkan wilayah Aula Jing Si (kanan).

Sesampainya di Jakarta, mereka tinggal di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng. Ayub Mirino, seorang relawan Biak mengaku pada awalnya kurang bisa beradaptasi, “Pertamanya agak kurang betah, tapi saat kita masuk ke Aula Jing Si, kita mendapatkan ketenangan. Saat kita kembali ke rusun-pun, ada perasaan kerasan untuk tinggal.”

Selama kurun waktu seminggu sebelum peresmian, hampir setiap hari relawan Biak membersihkan komplek Aula Jing Si dengan menyapu dan mengepelnya, semua dilakukan dengan hati yang bersukacita bagai membersihkan rumah sendiri. Relawan Tzu Chi Jakarta-pun menyambut mereka dengan penuh keramahtamahan, “Relawan Jakarta sebagian besar udah kenal kita, khususnya yang pernah baksos di Papua. Sejak kita datang sudah disambut dengan begitu antusias dan semangat, relawan di Jakarta menganggap kita sebagai saudara, saudara yang pulang dari tempat lain kembali ke rumah sendiri,” kata Ayub.

Tentu saja, sekembalinya Ayub dan kawan-kawan ke Papua nanti tidak dengan tangan hampa, “Kita menyalurkan kasih yang kita dapatkan secara langsung dan nyata dari Aula Jing Si dan Rusun Cinta Kasih. Kita ceritakan apa yang kita alami untuk menarik atau mengayom relawan yang mau bergabung untuk menjalankan cinta kasih.”

Asal setiap relawan mau memegang teguh tekad tak tergoyahkan, maka ikrar tersebut tidak akan sulit dilaksanakan. Percaya bahwa dari satu menjadi tak terhingga. Jika setiap relawan bisa menjadi penyambung tali jodoh antara orang lain dengan Tzu Chi, niscaya semangat Tzu Chi dapat menyebar ke seluruh Indonesia, hingga tercipta masyarakat yang aman dan tenteram seperti yang dicita-citakan Master Cheng Yen.

  
 

Artikel Terkait

Serbuan Vaksinasi Massal TNI – Polri dan Tzu Chi Medan

Serbuan Vaksinasi Massal TNI – Polri dan Tzu Chi Medan

10 November 2021

Untuk menekan angka penularan virus Covid 19, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melaksanakan vaksinasi dosis pertama serentak di 14 titik. Tzu Chi ikut membantu lancarnya program vaksinasi di Lapangan Banteng.

Celengan untuk Kemanusiaan

Celengan untuk Kemanusiaan

07 Februari 2014 Bahkan dengan adanya SMAT ini ia diberi kesempatan untuk melakukan perbuatan amal setiap hari. “Kegiatan celengan ini tidak membebani saya, karena semuanya untuk kegiatan amal,” jelas Himawan.
Berbagi Masker Cinta Kasih

Berbagi Masker Cinta Kasih

27 Juni 2013 Semoga kegiatan pembagian masker cinta kasih ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan mudah-mudahan bencana alam kebakaran akan segera padam.
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -