Sebentuk Kepedulian untuk Para Korban
Jurnalis : Veronika Usha , Fotografer : Veronika Usha
|
| ||
Gotong Royong Selamatkan Jiwa Sambil berteriak meminta pertolongan, ia dan beberapa warga yang sudah terbangun mencoba mengeluarkan keluarga tersebut dengan menggunakan tangga. “Ada lebih kurang 8-9 orang di dalam rumah tersebut. Untung ada tangga disamping sana,” tunjuk Septian ke sebuah tembok yang kini sudah tak lagi utuh. Dan berkat kerja keras dari beberapa warga, akhirnya seluruh keluarga tersebut bisa diselamatkan. “Kejadian yang paling dramatis saat kami menyelamatkan bayi mereka. Karena sudah sangat panik, sang ayah melempar bayi tersebut kepada saya,” kenang Septian. Angin yang cukup besar dan kondisi bangunan yang berjejal rapat membuat api semakin cepat menjalar dan menghanguskan rumah yang berada di RT 04, 05, 07, 08, dan 09 tersebut. “Biar rumah di sini dindingnya sudah bata, tapi karena anginnya besar dan berputar (seperti puting beliung-red), makanya api susah sekali dipadamkan,” tambah Septian. Hal serupa juga dituturkan oleh Anadi selaku Dewan Kelurahan Pekojan, “Saat itu angin memang besar, ditambah lagi jalan menuju lokasi kebakaran sangat sempit (berada di dalam gang kecil -red) jadi para pemadam kebakaran mendapatkan kesulitan saat memadamkan api. Tapi untung saja tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, semua bisa diselamatkan.”
Ket : - Dengan penuh rasa syukur, para relawan memberikan paket bantuan kebakaran kepada para korban. (kiri) Habis Sudah Semua Sebenarnya di hati Zuhaeni sempat terbesit untuk berlari kembali ke rumah untuk mengambil dompet dan beberapa barang berharga lainnya. Tapi di tengah jalan ketika kembali, ia melihat atap-atap rumah mulai rubuh. “Seram sekali, Mbak. Saya takut tertimpa! Jadi saya ikhlaskan saja semuanya,” tambahnya. Tidak hanya Zuhaeni, Badra korban kebakaran lainnya juga menjelaskan kalau ia baru saja hendak merenovasi rumahnya. Tapi sayang, surat berharga dan uang yang sudah dikumpulkannya selama beberapa tahun ini pun, lenyap sudah dilalap si jago merah hanya dalam waktu beberapa menit saja. Untuk sementara ini, 270 keluarga korban kebakaran terpaksa mengungsi di Kantor Kelurahan Pekojan dan beberapa tempat pengungsian lainnya. Beragam bantuan mulai dari makanan, pakaian, dan keperluan sehari-hari pun sudah mereka terima. “Alhamdulillah, kami tidak terlantar. Banyak orang-orang yang peduli atas musibah yang melanda kami, sehingga untuk makanan dan pakaian kami tidak kesulitan,” tutur Badra sambil mengumpulkan puing-puing rumahnya. Namun yang saat ini menjadi permasalahan bagi para warga adalah mereka harus segera mencari tempat tinggal, karena Sabtu ini, 31 Juli 2010, mereka harus segera pindah dari Kantor Kelurahan Pekojan. “Karena harus pindah, kami sekarang rencananya ingin membersihkan rumah dan membangun tenda sementara saja, Mbak,” tambahnya.
Ket : - Lebih kurang 17 relawan tengah mempersiapkan bantuan paket kebakaran yang berisi perlengkapan mandi, gayung, handuk, selimut, sandal wanita, sandal pria, sandal anak-anak, air minum, dan pakaian layak pakai. (kiri) Kami Peduli Jalinan jodoh antara Tzu Chi dan Kampung Janis sebelumnya juga sudah pernah terjalin dalam kegiatan pembagian beras lebih kurang 5 tahun yang lalu. “Kami menguncapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Tzu Chi kepada kami. Dan kami harap hubungan silahturahmi yang baik ini dapat terus terjalin dengan baik,” tutur Wardiyo, Lurah Kampung Janis. | |||
Artikel Terkait
![Keunikan Xiang Ji Fan](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/17620140821_DSC0051_edt1.jpg)
Keunikan Xiang Ji Fan
21 Agustus 2014 Mensosialisasikan semangat yang terkandung di dalam nasi instan Jing Si serta bertujuan untuk menambah kreatifitas penyajian nasi instan Jing Si dan memupuk kebersamaan antar relawan. Tzu Chi Kantor Penghubung Pekanbaru mengadakan lomba masak nasi Jing Si serta mencoba mengajak untuk bervegetarian.![Menjadi Bodhisatwa Pelestarian Lingkungan](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/l_280312-4.jpg)
Menjadi Bodhisatwa Pelestarian Lingkungan
03 April 2012 Menjalankan misi pelestarian lingkungan, Yayasan Buddha Tzu Chi mempunyai jalannya sendiri, yaitu dengan mengajak orang untuk melakukan daur ulang dan bervegetarian. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja, muda maupun tua, perempuan maupun laki-laki, miskin maupun kaya.![DAAI TV Medan dan Nusanet Dukung Pendidikan Anak Sekolah dengan Internet Gratis](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/5971_20201020_Pemasangan-Internet-Gratis_Vinson_MDN.jpeg)
DAAI TV Medan dan Nusanet Dukung Pendidikan Anak Sekolah dengan Internet Gratis
23 Oktober 2020Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama tujuh bulan di Indonesia, membuat proses belajar mengajar dilakukan secara online. DAAI TV Medan, stasiun televisi di bawah naungan Yayasan Buddha Tzu Chi berusaha berkontribusi mengatasi masalah ini dengan mengajak kerja sama Nusanet, perusahaan penyedia jasa internet, untuk menyediakan fasilitas internet gratis untuk belajar anak-anak sekolah di Medan.