Seberkas Cahaya Kasih Sayang

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Leo Samuel Salim, Rusli Chen (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoTzu Chi Medan berharap para warga korban kebakaran bisa tabah menghadapi cobaan yang berat ini.

Ketidakkekalan, itulah yang berlaku di alam semesta ini. Ada yang datang, ada pula yang pergi meninggalkan kita. Pada tanggal 16 Maret 2010, di Jl. K.L. Yos Sudarso Lorong IX Kelurahan Glugur Kota, sekitar pukul 18.45 WIB terjadi kebakaran yang menghanguskan 8 rumah. Tidak ada korban jiwa. Karena rumah-rumah tersebut adalah semi permanen, api meratakan hampir kedelapan rumah tersebut. Api yang diduga berasal dari rumah nomor 4G, dengan cepat menyebar.

Hanya dalam setengah jam, api sudah menjalar ke rumah yang ketiga. Dari delapan rumah yang terbakar, hanya 6 rumah yang ditinggali oleh penghuninya. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 20.30 WIB. Jalan masuk yang sempit dan berupa jalan buntu membuat tim pemadam kebakaran kewalahan dan sulit bergerak sehingga butuh waktu cukup lama untuk memadamkan api.

Pada saat terjadinya kebakaran, salah satu relawan Tzu Chi Medan, Andy Shixiong, yang kebetulan rumahnya berada di sekitar lokasi, segera menelepon relawan-relawan di Xie Li 4. Lokasi kebakaran memang masih berada di cakupan Xie Li 4. Beberapa relawan langsung menuju ke tempat kejadian. Setelah mengamati gang kecil yang hiruk pikuk oleh masyarakat dan anggota pemadam kebakaran yang sibuk memadamkan api, relawan Tzu Chi Xie Li 4 memutuskan untuk menunda pelaksanaan survei. Apalagi saat itu api juga sedang berkobar. Setelah api padam, Andi Shixiong kembali ke lokasi untuk mencari informasi.

foto  foto

Ket : - Dalam waktu 3 jam, api dengan cepat melalap rumah-rumah semi-permanen yang terdapat di                daerah Glugur ini. (kiri)
            - Leo mewakili Tzu Chi Medan membacakan berita acara serah terima paket bantuan sosial. (kanan)

Keesokan paginya, tanggal 17 Maret 2010, sekitar pukul 08.30 WIB, Andi Shixiong kembali lagi ke lokasi untuk mencari informasi lebih lengkap dan rinci perihal berapa banyak rumah yang terbakar, apakah ada korban jiwa, dan bagaimana kondisi keluarga korban di sana. Setelah semuanya tercatat, ia langsung memberi laporannya kepada Ketua Xie Li 4, Johan Lestari Shixiong. Berdasarkan data itu, relawan memutuskan untuk memberi bantuan kepada 6 keluarga. Bantuan yang diberikan adalah perlengkapan rumah tangga dan dana santunan.

Pukul 14.45 Wib, 5 relawan Xie Li 4 beserta Lurah Glugur Kota, Mhd. Andi Syahputra dan beberapa stafnya menuju lokasi untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban. Sebelum pembagian bantuan Tzu Chi, Leo Shixiong mewakili Tzu Chi Medan membacakan berita acara serah terima bantuan sosial. Andi Syahputra yang mewakili kelurahan Glugur Kota mengatakan, “Saya mewakili Kelurahan Glugur Kota mengucapkan banyak terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang pertama memberikan bantuan kepada warga kami di sini.” Bapak Lurah sendiri pula yang mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan memberikan paket bantuan tersebut kepada ke-6 kepala keluarga. Setelah proses pemberian bantuan selesai. Relawan Tzu Chi menyampaikan kepada semua warga yang tertimpa musibah agar bisa tabah dalam menerima cobaan ini.

foto  foto

Ket : - Andy Syahputra, Lurah Glugur langsung mewakili Tzu Chi menyerahkan bantuan kepada para                 korban. Ia berterima kasih atas respon yang cepat dari relawan. (kiri).
            - Bantuan yang diserahkan kepada para korban berupa barang kebutuhan hidup dan dana santunan.                Tzu Chi berharap ini dapat membantu para korban memulai kembali hidup mereka. (kanan)

“Pada saat kebakaran terjadi, saya beserta kakak dan kakak ipar masih di dalam rumah. Rumah saya hanya berjarak 4 pintu dari sumber kebakaran. Tidak ada lagi yang bisa saya selamatkan, semuanya habis terbakar,” kata Awi dengan mata berkaca-kaca. Sementara David yang salah satu anggota keluarga yang rumahnya menjadi sumber api mengatakan, “Pada saat kebakaran, kami sekeluarga tidak berada di rumah. Saya kebetulan berada di lorong 14 dan kemudian diberitahu kalau rumah saya kebakaran. Saya langsung menuju ke sini, tapi tidak ada yang bisa dibuat, api sudah besar dan membakar rumah.” Sebenarnya keluarga David pada hari terjadinya kebakaran, sedang memperingati 100 hari meninggalnya sang ayah. Ibu David yang merasa terbeban karena baru ditinggal suami, sekarang harus menerima kenyataan pahit lagi dimana rumahnya rata dilalap api.

Semoga suasana kelam ini segera berakhir dengan datangnya sinar penuh kasih sayang dari orang-orang yang peduli. Master Cheng Yen selalu mengatakan bahwa hendaklah kita semua segera berbuat kebajikan di kala masih diberi waktu dan selalu mengikat jodoh yang baik dengan semua orang.

  
 
 

Artikel Terkait

Yang Spesial di Bulan Tujuh Penuh Berkah

Yang Spesial di Bulan Tujuh Penuh Berkah

21 Agustus 2019

Dalam rangka Bulan Tujuh Penuh Berkah, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur kembali menyajikan hidangan vegetaris melalui Tzu Chi Vegan Catering. Kegiatan ini bertujuan untuk terus memperkenalkan pola hidup vegetarian serta mengumpulkan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi Indonesia.

Kunjungan Kasih: Asa Untuk Oma Giok San dan Pak Agus

Kunjungan Kasih: Asa Untuk Oma Giok San dan Pak Agus

19 Maret 2015 Bapak Agus Suryadi kini telah satu setengah tahun menderita koma akibat kecelakaan motor yang menimpa dirinya. Tepatnya tanggal 31 Agustus 2013, ia dan Bu Mity sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Saat itu, motor yang dikendarainya menabrak tembok jalan layang karena menghindari mobil yang berlawanan arah di daerah Jembatan Tiga. Akibat kejadian itu, Bu Mity terpaksa berhenti bekerja untuk merawat suaminya dan putri mereka yang berusia dua tahun, Felliani.
Juara 1 (Artikel): Hidup Adalah Belajar

Juara 1 (Artikel): Hidup Adalah Belajar

27 November 2014 "Hidup ini ibarat tangga, setiap rintangan yang saya lalui berarti saya naik kelas. Apabila ketika menghadapi rintangan, saya menolak dan benci, berarti saya gak naik kelas. Kalau saya bisa minta maaf sama dia berarti saya naik kelas," ungkapnya. Terkadang sebagai relawan, tentunya ada perasaan bosan dengan rutinitas kegiatan Tzu Chi, namun meskipun kegiatannya sama, pasti ada hal baru yang dapat dipelajari.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -