Seberkas Cahaya yang Dirindukan

Jurnalis : Oza Silvia Mega (Tzu Chi Sinar Mas) , Fotografer : Oza Silvia Mega (Tzu Chi Sinar Mas)

Relawan melakukan koordinasi awal di Balai Desa Selunuk sebelum keberangkatan menuju Klinik Mata dr. Agus Ariyanto, Sp.M, di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

"Bersumbangsih secara langsung disertai rasa syukur, membuat kita sungguh merasakan nilai sebuah kehidupan."
(Master Cheng Yen)

Pagi yang cerah menyambut lima relawan Tzu Chi dari komunitas Xie Li Kalimantan Tengah 3 saat mereka memulai perjalanan menuju Balai Desa Selunuk (29/10/2024). Di sana, sudah ada 12 pasien katarak yang telah menunggu dengan harapan besar. Sepuluh diantaranya berasal dari Desa Selunuk, sementara dua lainnya berasal dari Desa Rungau Raya. Beberapa hari sebelumnya, para pasien telah menjalani pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dr. Siti Kurnia, dokter dari Region Kalimantan Tengah 3, bersama bidan Endang dari unit Lenggana dan bidan Rabiatul dari unit Semilar.

Hari itu, operasi katarak dijadwalkan berlangsung di Klinik Mata dr. Agus Ariyanto, Sp.M, di Pangkalan Bun, yang berjarak sekitar tiga jam perjalanan darat dari Balai Desa Selunuk. Setibanya di klinik, pasien menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan terakhir.


Proses pemeriksaan awal yang dilakukan sebelum pasien memasuki ruang operasi.

Pemeriksaan kondisi mata pasien sebelum dilakukan operasi.

Di sela-sela persiapan, Ni Made Wedaswari, seorang relawan Dharma Wanita, berbincang dengan Jemantun, seorang ibu berusia 65 tahun. "Hallo Ibu, bagaimana perasaannya bisa ikut operasi hari ini?" sapanya hangat.

"Alhamdulillah, senang sekali, Bu. Semoga saya bisa melihat dengan jelas lagi," jawab Jemantun penuh harap.

"Aamiin. Ibu sudah berapa lama menderita katarak?" tanya Ni Made lagi.

"Sudah lama, Bu, tapi mulai benar-benar tidak bisa melihat itu setahun belakangan," cerita Jemantun dengan nada lirih.

Waktu menunjukkan pukul 15.40, satu per satu pasien dipanggil memasuki ruang operasi. Operasi ini memakan waktu sekitar 30 menit untuk setiap pasien. Relawan aktif membantu pasien mengenakan pakaian operasi, penutup kepala, dan masker, sambil memberikan dukungan agar mereka merasa tenang.

Relawan Tzu Chi membantu pasien mengenakan pakaian operasi sebelum masuk ke ruang operasi.

Kebahagiaan terlihat jelas saat pasien keluar dari ruang operasi. Mata yang sebelumnya buram kini mulai kembali melihat dunia dengan lebih terang. Salah satu momen haru datang dari Jubaidah, seorang ibu berusia 43 tahun, yang awalnya merasa sangat takut hingga hampir menolak dioperasi. Namun, begitu keluar dari ruang operasi, ia langsung tersenyum lebar dan memeluk relawan dengan penuh rasa syukur.

"Bagaimana, Ibu? Sudah bisa melihat jelas sekarang?" tanya Ni Made Wedaswari dengan penuh semangat.

"Alhamdulillah, Bu. Saya sudah bisa melihat wajah Ibu-Ibu semua. Ternyata operasinya tidak sakit, cuma seperti ditarik-tarik lemak di mata," jawab Jubaidah dengan mata berbinar.

Sebanyak 12 orang berhasil menjalani operasi katarak dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi Sinar Mas. Ini merupakan salah satu wujud perhatian dan kepedulian kepada warga di sekitar perkebunan Sinar Mas.

Operasi katarak selesai sekitar pukul 20.45, lebih malam dari yang diperkirakan. Namun, rasa lelah tergantikan oleh kebahagiaan melihat senyum pasien yang kembali mendapatkan penglihatan mereka. Bagi Teni Sagita, salah satu relawan yang ikut berpartisipasi, ini adalah pengalaman pertamanya terlibat langsung di kegiatan Tzu Chi.

"Sungguh luar biasa. Ini pengalaman pertama saya di Tzu Chi dan langsung terjun ke lapangan (baksos kesehatan). Alhamdulillah, operasinya berjalan sangat lancar. Bahagia sekali melihat senyum para pasien saat keluar dari ruang operasi," ucapnya penuh semangat, meski malam semakin larut.

Sebelum pulang, para pasien dan relawan menyempatkan diri untuk berfoto bersama tim medis dan relawan. "Terima kasih Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia," seru mereka serentak dengan penuh suka cita.

Kebahagiaan malam itu menjadi bekal semangat para relawan dan pasien dalam perjalanan pulang. Cahaya yang sempat redup kini kembali bersinar, membawa harapan baru dalam kehidupan mereka.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Ungkapan Syukur Melalui Baksos Manula

Ungkapan Syukur Melalui Baksos Manula

20 November 2014 Sebanyak 108 pasien secara bergantian melakukan pemeriksaan kesehatan didampingi oleh para relawan. “Pelan-pelan jalannya, Nek. Biar saya bantu,” ucap salah satu Tzu Ching dengan lembut.
Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-109: Mengembalikan Asa yang Hilang

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-109: Mengembalikan Asa yang Hilang

24 November 2015 Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-109 yang diadakan selama dua hari sejak tanggal 21-22 November 2015 di Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo, Padang memberikan harapan baru bagi para pasien untuk sembuh dari penyakitnya.
Pelayanan Kesehatan di Aceh Tamiang

Pelayanan Kesehatan di Aceh Tamiang

29 Agustus 2023

Dalam suasana Hari Kemerdekaan RI ke-78, Tzu Chi Medan mengadakan Bakti Sosial Kesehatan pada 20 Agustus 2023 di Aceh Tamiang. Kegiatan ini melayani 695 pasien umum, 119 pasien yang memeriksakan mata, dan 74 di antaranya menerima kacamata.

Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -