Sebuah Jalan Kesembuhan
Jurnalis : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung), Fotografer : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung)Relawan Tzu Chi dengan penuh sukacita mendampingi para pasien penderita katarak yang akan melakukan pemeriksaan mata. |
| ||
Peserta yang mendaftar sebanyak 753 pasien penderita katarak yang berasal dari seluruh wilayah Lampung. Setelah dilakukan pemeriksaan awal di Way Mili Kabupaten Lampung Timur dan Padang Cermin kabupaten Pesawaran, peserta berkurang menjadi 650 orang dan yang hadir sebanyak 453 orang. Sejak pukul 7 pagi peserta dari luar kota sudah mulai berdatangan dengan menggunakan minibus. Dengan penuh semangat mereka memasuki rumah sakit dengan dibantu oleh koordinator dari masing-masing daerah. Para penderita katarak ini banyak yang sudah berusia lanjut. Kedatangan mereka disambut dengan penuh kasih oleh para relawan Tzu Chi. Setelah menerima nomor urut mereka dituntun relawan untuk duduk di kursi dan kemudian dipanggil untuk mendaftar kembali di meja pendaftaran yang telah tersedia untuk 5 pasien. Selanjutnya diperiksa tekanan darah atau tensi, apabila tinggi mereka diminta untuk duduk kembali untuk istirahat, dan setelah 30 menit kemudian kembali diperiksa tensinya.Penderita katarak yang tensinya memenuhi syarat diizinkan untuk diperiksa visus (ketajaman penglihatan). "Sungguh ramah dan murah senyum relawan Tzu Chi,” kata Kasran (58) saat dituntun relawan menuju ruang pemeriksaan. “Saya merasa bahagia dilayani relawan-relawan yang mau bersusah payah menuntun saya jalan,” ujarnya lagi. Dari ruang visus pasien menuju ruang dokter mata untuk pemeriksaan biometri, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium dan rekam jantung (EKG). Tahap terakhir pasien mendapat Kartu Kuning sebagai tanda diperbolehkannya operasi katarak. Ada yang mendapat obat untuk menurunkan darah tinggi, ada juga yang mendapat obat untuk menurunkan kadar gula agar saat nanti saat akan dioperasi kondisi kesehatan pasien memenuhi syarat untuk dioperasi katarak.
Keterangan :
Acara seremoni dimulai jam 9 pagi, dibuka oleh Indra Halim Shixiong selaku Ketua Pelaksana Baksos Kesehatan Tzu Chi Lampung yang melaporkan rencana dan persiapan serta pelaksanaan baksos ini. Turut hadir Kapusdokkes Polri Brigjen Polisi dr. Mussadeq Ishaq DFM dari Mabes Polri Jakarta dan Kapolda Lampung Brigjen Polisi Drs. Jodie Rooseto. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung hadir mewakili Gubernur Lampung, dan juga para pengusaha, donatur, dan tokoh-tokoh agama. "Pada kesempatan yang baik ini, saya sampaikan apresiasi kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang telah melaksanakan kerjasama dengan Polri, khususnya Polda Lampung dalam kegiatan baksos kesehatan katarak gratis bagi masyarakat Lampung. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian serta dukungan kepada program pemerintah yang bertujuan agar teroptimalisasinya upaya pelayanan kesehatan dan kesejahteraan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat untuk mewujudkan hidup sehat secara fisik,mental dan sosial serta berperan aktif dalam penanggulangan penyakit yang nantinya akan berdampak positif pada institusi Polri," kata Kapolda Lampung Jodie Rooseto. Bersama Kapusdokkes Polri, Kapolda juga sekaligus meresmikan ruangan lantai 2 RS Bhayangkara. Menjelang siang hari peserta bersama keluarga yang mendampingi disediakan makan siang dengan menu vegetarian yang disiapkan langsung oleh relawan Tzu Chi Lampung. Sebagai wujud terima kasih dan ikut berpartisipasi banyak peserta yang berderma dengan memberikan sumbangan ke kotak dana Tzu Chi termasuk dilakukan juga oleh Kapusdokkes Polri dan Kapolda Lampung. Harapan Akan Kehidupan yang Lebih Baik
Keterangan :
Lain lagi harapan Bapak Tohir yang berusia 55 tahun. Sebagai penarik becak di Pasar Tanjungkarang, karena menderita pterygium maka ia tidak dapat melihat dengan jelas di malam hari. Tohir sendiri mengetahui operasi katarak gratis ini dari relawan Ng Ratna Shijie. Kebetulansebagai penarik becak dia suka menunggu di depan tokonya. Hatinya bahagia setelah dinyatakan lulus screening. Ia berharap setelah dioperasi bisa sembuh dan bisa berhenti menarik becak. Ia ingin kembali bisa membawa mobil sebagaimana dulu profesinya terdahulu: supir truk. “Terima kasih Tzu Chi yang telah memberikan saya pengharapan akan pekerjaan yang lebih baik,” ujarnya. Ia ingin kembali bisa membawa mobil sebagaimana dulu profesinya terdahulu: supir truk. “Terima kasih Tzu Chi yang telah memberikan saya pengharapan akan pekerjaan yang lebih baik,” ujarnya. Ibu Ana (65) dari Kalianda Lampung Selatan mengatakan bahwa matanya tidak dapat melihat lagi sejak 1tahun yang lalu. Hal ini membuatnya sedih karena tidak dapat melihat wajah cucu-cucunya. Dengan dioperasi nanti dia berharap dapat kembali melihat wajah cucunya. Terima kasih untuk Tzu Chi, semoga amal baktinya membawa kebaikan bagi seluruh relawan, donatur, dokter, dan perawat serta semua yang terlibat,” ucap Anna dengan menitikkan air mata bahagia. Kegiatan screening berjalan lancar dan baik karena dukungan semua pihak, baik dari relawan Tzu Chi maupun pihak RS Bhayangkara, khususnya Kabiddokkes Polda Lampung dr. Rini Muliawati dan Karumkit RS Bhayangkara dr. Robert Tanjung. Peserta yang lolos screening sebanyak 204 pasien yang terbagi dalam kategori penderita katarak sebanyak 168 orang dan penderita pterygium sebanyak 36 orang.
| |||
Artikel Terkait
Suara Kasih: Membangkitkan Keterampilan
20 November 2012 Para insan Tzu Chi Taiwan saat ini tengah mengumpulkan pakaian musim dingin dengan bersungguh hati. Sementara itu, insan Tzu Chi di Yordania juga menjalin kerja sama dengan organisasi Al-Takaful untuk membahas rencana penyaluran bantuan.Membahagiakan Kakek Nenek di Bulan Penuh Berkah
06 Juni 2018Mengenalkan Anak dengan Tanaman Obat
19 Oktober 2022Mengenalkan tanaman obat keluarga (toga) bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui bazar sehat ceria, seperti yang dilakukan relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Timur 1 untuk siswa TK Permata Bunda, Gunung Kombeng Estate.