Sebuah Kehangatan dan Kegembiraan Bagi Ama
Jurnalis : Beby Chen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Martin (Tzu Ching Medan)Relawan Tzu Chi Medan bersama-sama membantu Ama Goh Tjun Hoa untuk membersihkan rumahnya yang kurang leluasa untuk membersihkan rumah karena kondisi kaki yang selalu sakit dan badan yang membungkuk karena faktor usia.
Salah satu tradisi menjelang Tahun Baru Imlek adalah membersihkan rumah. Tradisi ini merupakan lambang keyakinan rumah akan bersih dari keburukan dan siap menerima keberuntungan di tahun yang baru. Setiap orang melakukan hal yang sama dalam menjelang Imlek. Tetapi beda dengan Ama Goh Tjun Hoa yang merupakan salah satu Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) yang kurang leluasa untuk membersihkan rumahnya karena kondisi kaki yang selalu sakit dan badan yang membungkuk karena faktor usia. Ama Tjun Hoa kini berusia 69 tahun hanya tinggal seorang diri di rumah yang dipinjamkan oleh salah satu penduduk yang tinggal di Jl. Krakatau Medan. Untuk itu, relawan Tzu Chi Medan bersama-sama membantu ama untuk membersihkan rumahnya.
Salah satu relawan tiba di rumah Ama Tjun Hoa tepat pukul 08.30 WIB pada 15 Februari 2015 lalu. Setelah itu menyusul 6 relawan Tzu Chi Medan datang ke rumah ama menghantarkan sebuah kehangatan dan kegembiraan untuk ama. Ini adalah kedua kalinya membersihkan rumah Ama sebelum imlek tiba.
Sebuah pelajaran yang didapat dengan membersihkan rumah ama adalah setiap relawan diajarkan untuk membersihkan noda batin dan belajar hidup dalam kesabaran.
Ama menabung kembalian dari uang belanja sayur dan memberikannya sebulan sekali kepada relawan yang melakukan kunjungan kasih.
Relawan Tzu Chi selalu silih berganti untuk datang menghibur ama. Ini merupakan sebuah ladang berkah dalam melatih diri para relawan yang datang ke rumah ama. Dimana dalam membersihkan rumah ama mendapat banyak pelajaran. Bukan hanya membersihkan rumah tetapi juga seperti lagi membersihkan noda batin dan belajar kesabaran. Melihat Ama hidup dalam kesederhanaan dan penuh rasa syukur membuat salah satu relawan terharu dan menyadari bahwa hari itu ia merupakan orang yang sangat bahagia, berkecukupan, harus menghargai berkah yang sudah ada dan selalu bersyukur. Mengutip satu kata perenungan Master Cheng Yen, “Selayaknya kita bersyukur saat kita bangun tidur setiap hari, tubuh kita cukup sehat untuk bisa turun dari tempat tidur. Dengan lebih banyak bersyukur, keluhan akan semakin berkurang.”
Semua relawan membagi tugas dan sembari mengajak ama bercanda, “Ama.... ama hari ini jadi mandor ya, ama duduk saja dan lihat kami bekerja, kalau kurang bersih, bilang ya ama.” Ama dan semuanya tertawa dengan gembira. Kegembiraan inilah yang membuat Ama merasa sangat bahagia dan merasakan kehangatan para relawan Tzu Chi Medan.
Sumbangsih Ama
Mendengar sharing salah satu relawan beberapa bulan yang lalu tentang kata perenungan Master Cheng Yen kepada Ama bahwa, “Berdana bukanlah hak khusus yang dimiliki orang kaya, melainkan merupakan perwujudan dari sebuah cinta kasih yang tulus”. Bantuan yang diberikan untuk pengobatan ama adalah dana yang diberikan dari sekumpulan orang-orang yang memiliki cinta kasih yang tulus. Bukan semua orang kaya yang bisa berdana di Tzu Chi. Banyak yang sudah menjadi penerima bantuan Tzu Chi dan akhirnya juga bisa bersumbangsih menjadi donatur Tzu Chi dan menjadi relawan sehingga lingkaran cinta kasih ini tidaklah berhenti hanya di tempat mereka.
Sharing itu menggugah hati ama, ia langsung memutuskan untuk menjadi donatur Tzu Chi sejak November 2014 lalu. Ama menabung sisa uang dari setiap kembalian belanja sayur dan memberikannya sebulan sekali kepada relawan yang melakukan kunjungan kasih. Ama juga tidak mau melewatkan sebuah kesempatan yang diberikan padanya dalam bersumbangsih.
Makan Siang bersama ama dan tetap menggunakan prinsip 1 hari 5 kebajikan (dengan menggunakan tempat makan ramah lingkungan).
Relawan menyerahkan angpao untuk ama dengan harapan jodoh baik selalu hadir bersama Tzu Chi.
Setelah selesai membersihkan rumah ama, relawan makan bersama yang sudah disediakan dari awal. Relawan juga tidak melupakan prinsip 1 hari 5 kebajikan dengan menyediakan makanan siang di kotak makan yang bukan sekali pakai (ramah lingkungan). Sebelum pulang, relawan juga menyerahkan angpao untuk ama dari Tzu Chi. Ama juga tidak lupa untuk menyumbangkan uang yang sudah disimpannya untuk disumbangkan ke Tzu Chi untuk membantu orang lain. Mengutip satu kata perenungan Master Cheng Yen bahwa, “Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan. Sebaliknya, akan terus tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.”