Sebuah Keluarga Universal
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : TeddyLiantoPaulus Utama (kedua kanan), relawan Tzu Chi menjelaskan mengenai kegunaan ruang packaging ialah untuk membuka peluang kerja untuk warga rusun yang kurang mampu. |
| ||
Kedatangan mereka (pengusaha) disambut dengan sorak gembira oleh para murid-murid dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. “Mereka adalah pengusaha Indonesia yang kebetulan melakukan usaha di Australia. Pengusaha-pengusaha tersebut kita ajak kemari untuk mengenal lebih dalam mengenai visi dan misi Tzu Chi,” ujar Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Sugianto Kusuma juga menjelaskan jika kita (Tzu Chi -red) hanya ingin memberitahukan kalau semua orang dapat membangun rumah susun untuk orang tidak mampu. Dalam hal ini Tzu Chi tidak hanya menyediakan bangunan fisik, tetapi juga mendampingi mereka (warga tidak mampu) dan membina mereka agar generasi berikut bisa memiliki moral dan budi pekerti yang baik. Itulah yang telah Tzu Chi terapkan hingga saat ini. Selain itu tujuan dari acara ramah tamah ini ialah ingin memperkenalkan kepada para pengusaha mengenai perubahan pada diri relawan setelah mereka melakukan kegiatan Tzu Chi sehingga diharapkan mereka dapat terinspirasi dan begitu kembali ke Australia, mereka dapat melakukan kegiatan Tzu Chi di Australia. Sebagai informasi tambahan, para pengusaha diajak berkeliling ke sekitar lingkungan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Sekolah Cinta Kasih, ruang hasta karya, ruang daur ulang, rumah sakit, dan rumah contoh untuk desain ruangan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Dokter Leonard Chan, peserta acara ramah tamah ini mengatakan jika dirinya merasa sangat terkesan dengan apa yang telah Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia lakukan. ”Kalian (Tzu Chi) melakukan perbuatan yang sangat mulia dan pekerjaan ini haruslah terus kalian lakukan, karena kita adalah sebuah keluarga universal maka sudah seharusnya kita saling membantu. Saya sendiri sangat menyukai pekerjaan seperti ini dan saya tertarik untuk ikut bergabung membantu kalian,” jelas Dokter Leonard Chan, dokter umum yang membuka praktik di Australia.
Keterangan :
Dr. Leonard pun menambahkan jika pada umumnya setiap manusia akan mengalami kematian. Kita hidup karena anugerah dari Sang Pencipta dan Sang Pencipta akan menganugerahi kita berdasarkan apa yang telah kita lakukan di dunia. Dirinya merasa sangat senang dapat berada di sini dan bergabung dengan para relawan Tzu Chi. ”Saya berharap ketika kita berjumpa kembali, kita dapat bekerjasama untuk menolong kaum papa,” ungkap Leonard, yang telah melakukan kegiatan sosial ke Vietnam sebanyak delapan kali. Selain Leonard, peserta lain yang merasa terkesan ialah Mimi Wong, seorang Ketua Wanita di Golden Group Team Australia. Pada tahun 2002, anaknya menjalani operasi cangkok jantung di Australia dan biaya operasi untuk cangkok jantung tersebut ditanggung oleh Pemerintah Australia. Mengingat peristiwa tersebut membuatnya sangat terharu. Selain itu, Paulus Utama, sahabat karib Mimi yang aktif di kegiatan amal kemanusiaan menginspirasinya untuk ikut bergabung ke Tzu Chi. “Saya Lihat pak Paulus sangat membantu di bidang amal, melihat sepak terjangnya di bidang amal, seolah kita mendapatkan setitik embun, “ jelas Mimi. “Saya sendiri menganggap Tzu Chi adalah lintas agama, sehingga saya berkomitmen sebisa mungkin akan membantu Tzu Chi Indonesia,” ungkap Mimi, wanita kelahiran Deli, Medan, Sumatera Utara ini. Mimi pun menambahkan kemungkinan dirinya akan membawa dokter-dokter Australia yang memiliki itikad baik untuk sharing kepada dokter- dokter di Indonesia mengenai penyakit leukimia dan jantung. “Tujuan kali ini ialah untuk membuka mata dokter-dokter dari Australia untuk melihat apa yang telah dikerjakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi,” jelas Mimi. Paulus Utomo, relawan Tzu Chi menjelaskan dengan adanya kunjungan ini diharapkan para peserta yang hadir dapat terinspirasi dan begitu mereka kembali, mereka dapat bersumbangsih melalui Tzu Chi yang ada di Australia. ”Biasanya di Australia mereka (para pengusaha) setelah office hour atau hari libur tidak memiliki aktivitas lagi. Jadi kita mengajak mereka untuk setelah office hour dan hari libur, mereka dapat melakukan kegiatan sosial,“ ungkap Paulus. | |||
Artikel Terkait
Sudahkah Reuse Menjadi Bagian Hidup Kita?
06 Desember 2019Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk hari ini, Jumat 6 Desember 2019 kedatangan rombongan siswa-siswi dari Sekolah Permai Jakarta. Ada 53 siswa-siswi dari kelas 10 baik dari Jurusan IPA maupun IPS. Mereka mempraktikkan Reuse yang merupakan salah satu dari konsep 5R dengan membuat pot tanaman dari botol air mineral atau yang biasa disebut vertical garden.
Impian Kami Terwujud, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tondo
26 Mei 2020Senin 18 Mei 2020 di Perumahan Cinta Kasih Tondo Palu. Terik matahari sore itu tak terasa menyegat dari biasanya. Yusuf, warga penerima bantuan hunian tetap dari Tzu Chi tampak begitu semangat membersihkan rumah barunya. Ia lalu menata setiap sudut ruang di dalam rumah yang ia huni bersama istri dan dua anaknya. Usai lebaran, rumah itu akan mereka tempati.
Mengembangkan Keyakinan, Tekad, dan Praktik Nyata
15 Desember 2023Dengan semangat dan tekad melatih diri, sejak pukul 07.30 WIB sebanyak 68 relawan Tzu Chi Palembang kembali berkumpul guna mengikuti pelatihan Abu Putih.