Sebuah Niat Baik

Jurnalis : Indri Widjaja Hendarmin (He Qi Utara), Fotografer : Erli Tan, Tan Surianto (He Qi Utara)
 
 

foto
Sebanyak 53 orang memenuhi persyaratan dan berhasil mendonorkan darahnya untuk membantu sesama yang membutuhkan

Setelah menikmati liburan hari raya Idul Fitri dan Kemerdekaan R.I. sejak bulan Agustus 2013, di penghujung liburan panjang itu, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi tak lupa untuk kembali melaksanakan misi Tzu Chi. Pada tanggal 18 Agustus 2013, relawan komunitas Hu Ai PIK kembali mengadakan kegiatan donor darah bekerja sama dengan PMI (Palang Merah Indonesia). Bertempat di Tzu ChiSchool, Pantai Indah Kapuk Jakarta, jam 08.00 WIB relawan sudah berkumpul untuk mempersiapkan acara. Tak hanya itu, ada beberapa relawan yang juga mendonorkan darahnya pada hari itu.

Tepat jam 09.00 pagi rombongan petugas PMI yang berjumlah 9 orang datang, para relawan pun dengan sigap membantu menurunkan barang dari mobil dan semua peralatan yang diperlukan. Relawan membantu menyusun, memasang, merakit, dan mengatur tata letak matras yang akan digunakan pendonor sebagai tempat berbaring. Karena masih dalam suasana liburan, pendonor yang hadir tidak sebanyak biasanya, yaitu 53 orang, tetapi para relawan tetap bersyukur karena acara ini dapat berlangsung dengan baik dan lancar.

Kegiatan donor darah merupakan kegiatan rutin yang sering dilakukan oleh berbagai organisasi termasuk Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Donor darah merupakan suatu kegiatan mulia dalam membantu sesama karena dapat menyelamatkan jiwa, selain itu juga baik untuk kesehatan pendonor, tentu saja banyak orang mengetahui akan hal ini. Dalam ajaran Buddha sendiri disebut telah melakukan Adhyatmaka-Dana, yakni berdana sebagian dari bagian dalam tubuh seseorang. Dengan donor darah berarti kita juga belajar mengembangkan cinta kasih dalam tahap yang lebih besar. Sebelum darah didonorkan, PMI melakukan sedikit pemeriksaan kesehatan mulai dari menimbang berat badan hingga pemeriksaan tekanan darah, ini penting dilakukan agar pendonor maupun penerima donor tidak mengalami hal-hal yang beresiko buruk.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan dengan sigap membantu petugas PMI mempersiapkan semua barang dan peralatan yang dibutuhkan (kiri).
  • Para pendonor yang datang terlebih dahulu mendaftarkan diri di bagian pendaftaran (kanan).

Para pendonor yang berhasil mendonorkan darahnya tercatat sebanyak 53 orang dan yang kurang beruntung ada sebanyak 10 orang. Kurang beruntung dan tidak dapat mendonorkan darahnya karena tidak memenuhi persyaratan. Karena itu untuk pendonor yang ingin mendonorkan darahnya sangat penting mengetahui beberapa hal, yakni usia pendonor  minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun. Untuk usia 17 tahun harus mendapatkan ijin tertulis dari orang tua. Kemudian berat badan minimal 45 kg, tekanan darah dalam keadaan baik systole = 110-160 mghg, diastole 70-110 mghg, temperatur tubuh/ suhu tubuh 36,6 - 37,5 derajat celcius, tekanan darah baik, denyut nadi teratur sekitar 50-100/menit, hemoglobin baik, yaitu minimal 12,5 gram. Oleh karena itu bila ingin menjadi pendonor darah, kita sudah pasti akan berusaha memenuhi persyaratan tersebut, dan tanpa sadar akan sangat disiplin dan ketat dalam menjaga kesehatan.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan sanat bersemangat mensosialisasikan misi amal Tzu chi di sela-sela kegiatan donor darah (kiri).
  • Celengan bambu diserahkan relawan kepada pendonor dengan sikap hormat dan membungkukkan badan, hal ini menimbulkan kesan tersendiri bagi pendonor yang menerimanya (kanan).

Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi
Pada kesempatan yang baik itu, relawan juga menyempatkan untuk memperkenalkan Tzu Chi melalui celengan bambu kepada para pendonor yang datang. Lagu Celengan Bambu diputar dan relawan menampilkan isyarat tangan. Haryo Shixiong, Joe Riadi Shixiong, dan Puspa Shijie sangat antusias menggalang hati para donatur. Dalam waktu kurang dari 2 jam, mereka berhasil menggalang 30 donatur yang tergerak hatinya dan menerima celengan bambu. Bahkan kesempatan itu juga dipergunakan untuk memperkenalkan Tzu Chi School. Beberapa diantara pendonor berkeliling melihat-lihat kelas dan fasilitas Tzu Chi School. Berdasarkan sebuah niat baik, mereka bersedia menjadi donatur, semoga ini menjadi langkah awal bagi mereka untuk dapat terus menjalin jodoh baik dengan Tzu Chi dalam melaksanakan kebajikan. Dan harapannya mereka akan menjadi benih-benih Bodhisatwa baru sesuai dengan harapan Master Cheng Yen agar relawan dapat terus membimbing dan menghimpun orang-orang untuk terus berada di jalan kebajikan.   

  
 

Artikel Terkait

Berbagi Berkah di Saat yang Tepat

Berbagi Berkah di Saat yang Tepat

06 Juni 2017

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat membagikan paket lebaran di Taman Aries, Jakarta Barat, 4 Juni 2017. Pembagian paket lebaran yang dibuat dalam dua sesi pembagian tersebut diperuntukkan bagi para petugas kebersihan dan petugas keamanan di Taman Aries.

Anak-anak di Rumah Kasih

Anak-anak di Rumah Kasih

09 Juli 2010
“Filemon” berasal dari bahasa Yunani yang artinya “Penuh dengan kasih”. Ini sebabnya Oma Sie Gwik Nio memilih kata itu sebagai nama rumah asuh tersebut. Oma berharap dapat membimbing anak–anak ini supaya menjadi penuh dengan kasih, sesuai dengan nama rumah mereka.
Tonggak Budaya Humanis di STABN Sriwijaya

Tonggak Budaya Humanis di STABN Sriwijaya

01 September 2009 Kerjasama Tzu Chi dengan dunia pendidikan Buddhis berawal dari simposium budaya humanis yang pernah diadakan oleh Tzu Chi yang mengundang para praktisi pendidikan Buddhis. Dalam simposium tersebut, para praktisi pendidikan Buddhis merumuskan bahwa salah satu permasalahan mendesak dan penting dalam pengajaran pendidikan humanis adalah kurangnya sumber daya manusia.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -