Sebuah Pengharapan di Hari Waisak

Jurnalis : Purwanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun) , Fotografer : Dwi.H (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

doc tzu chi

Relawan formasi sangat khidmad saat memanjatkan doa dalam perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia yang digelar oleh Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, 14 Mei 2017.

Persiapan demi persiapan sudah disiapkan untuk perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia di Tanjung Balai Karimun. Di seluruh dunia, pelaksanaan ini dilakukan setiap minggu kedua di bulan Mei, begitu juga di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.

Hari Waisak di Tanjung Balai Karimun dilaksanakan di halaman rumah Sukmawati, Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada 14 Mei 2017 pukul 07.30 WIB. Tempat ini dipilih karena letaknya dekat dengan depo daur ulang yang pada hari yang sama akan digunakan untuk pelaksanaan Hari Ibu Internasional. Jumlah relawan yang mengikuti perayaan Waisak ini adalah 100 orang.

Perayaan Hari Waisak dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi yang pertama untuk relawan sedangkan sesi kedua untuk umum. Waisak untuk relawan dihadiri oleh Suhu Bhadra dan romo pandita sekaligus guru agama Buddha di Karimun.


Relawan Pembawa persembahan dengan hati penuh hikmad meletakkan persembahan di meja persembahan yang telah disediakan.


Relawan Abu Putih juga dengan khidmat memberikan penghormatan sekaligus melakukan pemandian Rupang Buddha.

Romo Setiyono (50), guru agama Buddha yang mengikuti Waisak memberikan pendapat atas terselenggaranya Waisak ini. “Waisak ini luar biasa. Suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Waisak ini bisa meningkatkan kerja sama untuk romo dan guru-guru agama Buddha,” tegasnya dengan wajah penuh semangat. Beliau juga menuturkan bahwa, waisak yang dilaksanakan di Tzu Chi memiliki rasa khusuk dan sakral. Walaupun prosesi Waisak dilaksanakan dengan berdiri, ia merasa tidak masalah. Ia juga berpesan bahwa kerja sama dengan romo-romo, guru agama Buddha, dan dinas sosial lebih ditingkatkan lagi agar lebih banyak lagi bisa membantu masyarakat.

Berbeda dengan relawan Tzu Chi, Listania (18) yang masih belajar di tingkat SMA merasa senang bisa ikut merayakan waisak. Ia pun mempunyai Kata Perenungan yang menjadi motivasi, “Selagi itu benar, lakukanlah”.


Selagi itu benar lakukanlah” kata perenungan ini yang membuat Listania (18) sangat termotivasi untuk mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Tzu Chi.

Listania yang mendapat tugas sebagai koordinator pembawa barisan dan mengatur tamu menjalankan tugasnya dengan baik. Ia adalah Tzu Shao yang rajin dan disiplin yang dapat dijadikan contoh.  Walaupun dia aktif di kegiatan Tzu Chi, dia mempunyai permasalahan tersendiri di dalam keluarga. “Setelah pulang sekolah, saya sering langsung ke kantor Tzu Chi untuk membantu kegiatan di sana karena di rumah terasa kurang nyaman,” tuturnya dengan sedih. Di kantor Tzu Chi ia merasakan mendapat sebuah keluarga baru. Dia juga menuturkan adaya perubahan pada dirinya. Dulu dia sering marah dan mudah emosi, sekarang rasa marah dan emosinya sudah mulai bisa berkurang. Selain itu manfaat yang ia peroleh adalah bisa melatih sikap untuk dapat bertanggung jawab. “Saya mengharapkan melalui saya ikut kegiatan di Tzu Chi, keluarga saya menjadi lebih baik,” ungkapnya penuh pengaharapan. Ia pun berharap keyakinan yang benar dapat mengubah kehidupan dari kurang baik menjadi lebih baik lagi.


Artikel Terkait

Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -