Sebuah Persamuhan Yang Sangat Berkesan

Jurnalis : Sonny Vipassi (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Husodo, Stephen Ang (He Qi Utara)
 

foto
Persamuan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas dalam rangka Ulang Tahun Tzu Ching Indonesia yang ke-10 diadakan pada tanggal 07 September 2013.

Hari Sabtu tanggal 07 September 2013 di Tzu Chi Centre yang berada di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara diadakan Persamuan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas dalam rangka Ulang Tahun Tzu Ching Indonesia yang ke-10. Begitu masuk ke dalam gedung, kita sudah disambut oleh Shixiong & Shijie (relawan Tzu Chi) dengan wajah penuh sukacita dan perasaan bersyukur atas kedatangan para tamu, semangat kekeluargaan dapat pula kita rasakan dari mereka.

 

Mereka dengan cepat menunjukkan kepada kita ruangan di mana acara akan berlangsung. Khusus kepada manula/orang tua, relawan membukakan lift untuk memudahkan para manula, karena lokasi acara berada di lantai 4 Aula Jing Si.

Di lantai 4, di depan ruang Jiang Jing Tang (Aula Pembabaran Dharma), para relawan berbaris menyambut untuk kedua kalinya dan menunjukkan tempat duduk. Begitu masuk kita bisa melihat Aula Pembabaran Dharma yang begitu luas dan indah dari segi arsitektur. Di bagian atas aula kita bisa melihat banyak lampu-lampu kecil dirangkai begitu indah mirip bintang-bintang di langit, sungguh merupakan obyek yang enak untuk dipandang. Banyak yang datang untuk menyaksikan acara ini, peserta yang hadir hampir memenuhi setengah aula, total yang hadir malam itu adalah 885 orang.

Acara dibuka dengan menampilkan sejumlah video kegiatan Tzu Chi dan harapan serta kesaksian dari para relawan di lapangan. Setelah video tersebut barulah acara inti dimulai. Sutra Makna Tanpa Batas ditampilkan oleh muda mudi Tzu Ching, mereka melakukan pementasan dengan sangat baik dan begitu menjiwai layaknya pemain yang sudah senior. Para tamu terlihat menikmati acara demi acara.

foto   foto

Keterangan :

  • Peserta turut berdoa bersama-sama pada acara Persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas dalam rangka 10 tahun HUT Tzu Ching di Tzu Chi Centre yang berada di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara (kiri).
  • Para tamu undangan dengan teratur meninggalkan tempat acara dan disambut relawan Tzu Chi sambil memberikan bingkisan kepada mereka (kanan).

Ketika acara hampir mendekati akhir, beberapa relawan yang terlibat dalam persiapan pementasan tersebut mengucapkan sepatah dua patah kata. Kata-kata mereka sungguh menyentuh karena jujur diutarakan dengan tulus. Para tamu memberikan apresiasi kepada mereka dengan memberikan tepuk tangan meriah atas kerja keras mereka dan ketulusan mereka. Dan terakhir ditutup dengan pesan dari Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Suk Mei Shijie.

Pada saat acara sudah selesai para tamu kembali dipandu oleh relawan dengan tertib dan teratur untuk keluar dari aula dan sebelum meninggalkan aula, sekali lagi kita diberikan salam dengan ucapan Gan en  oleh para relawan dengan penuh ketulusan sambil memberikan kenang-kenangan dari Tzu Chi. Sampai di lantai 1 para tamu diiringi dengan tepuk tangan dan sorak-sorai serta hormat dari Shixiong Shijie. Sekali lagi, sungguh rasanya kita seperti di hargai begitu tinggi oleh mereka, seperti kita telah memberikan sesuatu yang berharga kepada mereka.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Menjadi Penyelamat bagi Orang yang Membutuhkan

Suara Kasih: Menjadi Penyelamat bagi Orang yang Membutuhkan

29 November 2013 Meski sangat sibuk dan penuh kesulitan, semua orang tetap dipenuhi sukacita. Contohnya pasca bencana di Filipina kali ini. Kini, ada jutaan korban bencana yang tengah menunggu kita mencurahkan cinta kasih.
Bahagia Karena Memberi

Bahagia Karena Memberi

21 Desember 2009 Hari Kamis tanggal 17 Desember 2009, bertempat di gedung Sinarmas lantai 32, sebanyak 47 karyawan Sinarmas menunjukkan kepedulian mereka kepada sesama dengan melakukan pengumpulan celengan bambu.
Suara Kasih: Memulihkan Bumi yang  Rusak

Suara Kasih: Memulihkan Bumi yang Rusak

28 Juni 2012 Manusia sungguh telah menciptakan banyak karma buruk. Karma kolektif semua makhluk mengakibatkan empat unsur alam menjadi tidak selaras. Lihatlah hujan terus turun bagaikan ada lubang di langit. Di wilayah pegunungan, tanah longsor yang terus terjadi bagaikan gunung yang sedang menangis. Bumi pertiwi tengah mengerang kesakitan.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -