Sebuah Pesan Lingkungan

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

* Ratusan peserta dengan penuh semangat menanam setiap jengkal lubang yang telah ditandai dengan pohon bakau yang siap ditanam.

Menjaga lingkungan adalah tanggung jawab semua orang. DAAI TV sebagai sebuah stasiun televisi lokal di Jakarta pun harus turut pula menjaga dan melestarikan lingkungan. Untuk itu, DAAI TV bahkan memiliki sebuah program khusus yang membahas global warming yang saat ini mengancam kehidupan manusia di bumi. “Hari ini, kita akan melakukan sesuatu yang tadi Mario (MC –red) katakan barangkali kecil. Seribu hanya seribu.

Tetapi ini adalah suatu langkah nyata bagi kita, penduduk pada umumnya dan termasuk staf dan jajaran DAAI TV. Karena kita ingin melakukan sesuatu yang konkret untuk bumi kita ini,” tutur Hong Tjhin, CEO DAAI TV dalam penanaman 1000 bakau yang digagas oleh DAAI TV di hutan bakau Angke, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Mario, MC pada acara pagi itu mengatakan bahwa penanaman pohon bakau kali ini memang kecil, tapi suatu tindakan nyata yang konkret untuk menjaga lingkungan.

Penanaman pohon bakau (mangrove) ini adalah wujud kepedulian DAAI TV dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2008. Jenis bakau yang dipilih dalam penanaman pagi itu adalah Rhizophora SP yang berdaun 4 lembar. Lokasi yang dipilih tepat berbatasan dengan hutan bakau Angke yang terletak di sebelah kanan. Dua kapling tanah disediakan khusus untuk lokasi penanaman bakau.

Sementara itu, Jaja Sutarja dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta mengatakan hutan mangrove memiliki peran penting karena posisinya terletak di antara pergantian air tawar dan air laut. Jika terletak air laut saja maka mangrove akan mati, demikian pula sebaliknya. Jadi, airnya harus payau. Dengan adanya pohon bakau maka intrusi air laut dapat dicegah karena mangrove ini menyerap air laut. Daerah yang berada di belakang manggrove biasanya airnya bagus. Biota-biota juga banyak hidup di hutan mangrove. Saat ini, hutan mangrove di Jakarta sudah sangat sedikit, tergusur oleh pemukiman.

foto   foto

Ket : - CEO DAAI TV, Hong Tjhin secara simbolis memberikan sebuah bibit pohon bakau kepada Andreas,
           seorang siswa dari perwakilan sekolah yang hadir dalam acara penanaman bakau tersebut.(kiri)
         - Liu Su-mei, ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia juga terjun langsung di lokasi penanaman pohon
           bakau. (kanan)

“Untuk menanam bakau, kita harus hati-hati. Akarnya jangan sampai rusak. Dari 36 jenis bakau, yang bisa dikembangkan bibitnya baru yang berjenis bakau-bakau. Jenis yang lainnya belum bisa,” ujar Jaja Sutarja. “Cara menanamnya pun mudah, masukkan pohon bakau yang akarnya sudah terlepas dari gelas plastik yang melindunginya. Masukan 1/3 bagian kemudian ikat batang bakau bagian bawah dan atas pada bambu yang telah disediakan. Terakhir tutup lubang dan ratakan lumpurnya,” urai Jaja kepada para peserta yang memperhatikan cara menanam bakau.

Kegiatan ini juga diikuti oleh para siswa dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Sekolah Triratna, Sekolah YMIK I dan II Jakarta, dan relawan Tzu Chi Perwakilan Sinarmas. Lokasi penanaman yang becek, sinar matahari yang menyengat, dan sulitnya menggerakkan kaki karena tebalnya lumpur tak menyurutkan semangat untuk terus menanam bakau. Dwi Metta, siswi Sekolah Triratna salah satunya. “Masangnya ga susah, ini sudah pohon ketiga, soalnya sudah biasa menanam waktu di kampung. Senang aja main lumpur sekalian melestarikan lingkungan,” ungkapnya. Hal yang hampir senada dikatakan oleh Apip, siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. “Senang bisa menanam bakau, biar lingkungan bisa rindang lagi, menahan longsor, dan menjadi tempat hidup biota-biota lainnya,” ujar Apip yang telah tiga kali ikut serta dalam penanaman bakau dan mengerti fungsi dari pohon bakau ini.

foto   foto

Ket : - Dua siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini bekerja sama menanam pohon bakau meski kaki mereka
           terendam di genangan air pesisir pantai. (kiri)
         - Selain ikut menanam bakau, Sherly Siagian, seorang pengajar di sekolah YMIK Jakarta, juga mengumpulkan
           sampah-sampah yang berserakan di lokasi penanaman. (kanan)

Pelestarian lingkungan, khususnya penanaman pohon bakau adalah sebuah program jangka panjang yang harus mendapat perhatian penuh dari kita semua. Karena tumbuhnya pohon bakau tidak bisa instan dan sekejap maka kesungguhan hati dalam menjaga dan merawatnya pun mutlak diperlukan. Dari hati yang tulus dan sungguh-sungguhlah penanaman bakau ini akan berhasil dan memberi faedah kepada semua.

 

Artikel Terkait

Memaknai Bulan Tujuh Penuh Berkah

Memaknai Bulan Tujuh Penuh Berkah

08 Agustus 2018

Pada Minggu, 29 Juli 2018, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan sosialisasi Bulan Tujuh Penuh Berkah, kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat Tanjung Balai Karimun untuk bervegetarian dan mengurangi penggunaan sampah plastik.


Kebahagiaan Meri dan Ika di Tzu Ching Camp

Kebahagiaan Meri dan Ika di Tzu Ching Camp

19 Agustus 2009 Faktor kesehatan yang membuatnya tidak bisa melanjutkan kuliah di akademi keperawatan, kini Ika berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya di akademi keguruan. “Sekarang harapan aku cuma ingin sembuh, terus aku bisa kerja dan tahun depan aku bisa lanjut kuliah ambil keguruan, berprestasi dengan baik dan mengabdikan diri,” harapnya.
Waspada Silent Killer Hipertensi

Waspada Silent Killer Hipertensi

07 Juni 2024

Tzu Chi Batam mengundang para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) untuk "pulang" ke Aula Jing Si, dan membawa pulang bekal ilmu dan wawasan yang bermanfaat dari materi yang dibawakan oleh dokter dari TIMA Batam.

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -