Sebuah Pondok Baru dengan Sejuta Asa
Jurnalis : Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Hendrik (He Qi Barat)
|
| ||
Sebelum berangkat kami memberikan pengarahan kepada seluruh peserta kunjungan yang baru pertama kali mengikuti acara ini. Kami pun tiba dilokasi pada pukul 8.50. Tidak seperti biasanya, kali ini pemandangan di depan kami terlihat lebih rapi, tenang dan bersih. Beberapa petugas sedang menyapu daun-daun yang bertebaran di jalan. Sebanyak 30 orang relawan hadir di acara ini dan kami pun membagi rombongan menjadi 6 tim. Dengan diantar oleh seorang petugas, kami mendatangi satu persatu pondok yang baru 6 bulan ini selesai dibangun. Panti Putra Utama saat ini telah mengalami perubahan setelah rampung dibangun sebanyak 6 pondok dari rencana 8 pondok yang ada. Masing-masing pondok dihuni oleh seorang pengurus dengan 8 anak asuh, sebelumnya anak-anak ditampung berupa kamar-kamar tersendiri. Masing-masing pondok terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan ruang serbaguna . Sesampainya di pondok, kami melihat ada beberapa anak yang sedang membereskan tempat tidurnya dan menyapu teras. Untuk menjaga kebersihan dilakukan piket dari pagi, siang dan sore hari sehingga semua penghuni pondok dapat bergiliran melakukan tugasnya. Baik pengurus maupun anak-anak terlihat lebih senang dan ceria dengan kondisi seperti sekarang ini. Hidup lebih bersih, tenang dan rapi dengan sebuah pondok barunya.
Keterangan :
Saya pun berjumpa dengan pengurus pondok Dahlia (salah satu pondok di Panti Putra Utama). Ia adalah Diah (28). Disini ia memiliki tanggung jawab untuk membimbing dan mengawasi sebanyak 8 anak usia 8-11 tahun. Diah mengatakan bahwa mereka menempati pondok Dahlia sejak bulan Januari 2013. Sebelumnya dia menempati rumah bersama dengan para pengurus lainnya, sementara anak-anak tinggal dilokasi penampungan bersama. Diah mengungkapkan perasaannya bahwa kondisi sekarang jauh lebih enak, lebih nyaman dan untuk mengawasi anaknya lebih gampang dan teratur. Anak-anak juga mau diajak kerjasama dan peduli dari mencuci pakaian sendiri dan mandi. Pengaturan setiap hari senin-minggu juga ada jadwal piket tersendiri . Diah mengatakan bahwa anak-anak tetap harus didampingi. Ada perubahan yang terjadi pada anak-anak, mereka menjadi lebih mandiri, seperti menyimpan sepatu di rak lebih tertata rapi. Anak yang tinggal pondok ini adalah anak-anak yang sudah lama tinggal di penampungan kemudian di relokasi ke pondok. Untuk menjaga keamanan panti asuhan juga bekerjasama dengan bagian keamanan, yang bertugas untuk menjaga keamanan dan kenyamanan anak-anak. Ada 15 anak yang diisolasi pada saat kami melakukan kunjungan. Mereka adalah anak-anak yang baru masuk ke panti, tujuan isolasi ini agar anak tidak melarikan diri dan mendapat pengawasan lebih ketat dari para pengurus. Apabila anak-anak ini ada perubahan perilaku maka mereka akan dipindah ke pondok untuk disekolahkan. Demikian seperti yang dituturkan oleh Bapak Andi Wijoyo (28) petugas keamanan. Anak-anak dipanti ini juga menerima pembinaan dari seorang pembimbing seperti ketrampilan, kejar paket, pembinaan kesenian alat musik dan bimbingan agama. Bimbingan kerohanian didapat sebanyak 2 kali dalam seminggu tiap hari selasa dan kamis.
Keterangan :
Setelah selang 30 menit kemudian, kami mengumpulkan anak-anak di aula untuk memulai aktivitas bersama dengan para relawan. Sebanyak 60 anak berkumpul bersama. Acara kami mulai dengan menyanyikan lagu “Satu Keluarga”, disini para relawan beserta anak-anak ikut serta menyanyikan dan membawakan isyarat tangan bersama. Acara dilanjutkan dengan mendengarkan cerita yang dibawakan oleh Suparman Shixiong, sementara beberapa relawan terlihat sedang merapikan bingkisan yang akan diberikan ke anak-anak. Akhirnya kami pun sampai dipenghujung acara, anak-anak diminta untuk berbaris rapi sesuai dengan kelompok pendidikannya, belum sekolah, SD, SMP dan SMK. Sementara para relawan sudah siap di depan pintu untuk memberikan bingkisan dan makan siang untuk mereka. Setelah acara selesai saya menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan salah satu anak asuh. Alan (6) kelas 1 SD tinggal bersama Ibu Lili sebagai pengurus bersama dengan 6 anak yang lainnya. Alan mengatakan, “Alan betah tinggal disini dan janji ga akan kabur lagi”. Alan juga senang karena dikunjungi oleh para relawan, acara nya enak dan diajak bermain, ibu bapak pengasuh baik. Ga mau kabur lagi”. Alan tinggal dipanti ini sudah 8 bulan. Dia masih memiliki orang tua yang tinggal di Bogor. Alan adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Orang tuanya sendiri sudah mengetahui keberadaan Alan di panti ini tapi entah mengapa belum juga dibawa pulang, ibu Alan pernah mengunjunginya dan membawa makanan kecil buat Alan dan teman-temannya. Ketika para relawan akan pamit, beberapa anak mengatakan, “Ibu datang lagi yah ke sini”. Saya pun menjawab,“Ya, ibu janji, ibu akan datang lagi kesini untuk mengunjungi kalian, asal kalian juga janji sama ibu tidak boleh kabur lagi, rajin sekolah, turuti kata-kata ibu bapak pengurus, bila ibu datang, ibu mau lihat kalian semua”. |
| ||