Secercah Harapan Untuk Marwan

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha
 
foto

* Di samping membantu pengobatan, para relawan Tzu Chi juga memberikan pendampingan kepada keluarga Marwan, dalam bentuk kunjungan kasih rutin.

Ini adalah tahun ke 3 pengobatan Marwan Moenir. Laki-laki kelahiran Padang, 21 Juli 1961 ini, dulu sempat kehilangan asa untuk menyembuhkan efek keracunan jamu yang dideritanya. Tanggal 8 Maret 2009, relawan Tzu Chi mengunjungi rumahnya dalam kegiatan kunjungan kasih. Sayangnya saat itu Marwan sedang tidak di rumah. Berikut adalah hasil wawancara saya dengan Gemara Pal Beka Rida, istrinya.
Sejak kapan Bapak Marwan menderita sakit?
Sekitar tahun 2006, bapak sering mengeluh sakit pada pangkal kakinya. Awalnya saya mengira itu akibat bapak pernah jatuh terduduk di tahun 2000. Sejak itu, bapak mulai rutin mengkonsumsi jamu-jamuan, untuk meringankan rasa sakit di tulangnya. Karena penghasilan bapak (supir taksi -red) hanya cukup untuk makan sehari-hari, makanya bapak memutuskan tidak memeriksakan kakinya, hingga tiba-tiba bapak sudah tidak bisa bangun dari tidurnya, dan kemudian lumpuh.

Setelah memeriksakan diri dan melakukan ronsen, ternyata tulang pangkal paha bapak sudah kosong. Menurut dokter di RSUD Padang, jalan keluarnya bapak harus dioperasi. Biayanya sangat berat, lebih kurang 35 juta.

Mendengar hal ini, saya langsung mengurus asuransi kesehatan bapak, dan minta keringanan biaya terhadap rumah sakit, namun hal tersebut sia-sia,. Hingga akhirnya pihak Askes menyarankan saya untuk membawa bapak ke Jakarta.

Dari mana Ibu memperoleh dana untuk biaya pengobatan di Jakarta?
Dengan bantuan pihak Askes, saya pun akhirnya mendapatkan bantuan ongkos dan biaya hidup dari PT Semen Padang, sebesar tiga juta rupiah untuk melakukan pengobatan di Jakarta. Sedangkan untuk biaya pengobatan, kami berharap bisa melakukan operasi gratis dengan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) yang saya miliki.

foto  foto

Ket : - Tiga relawan Tzu Chi dan satu orang anak asuh bernama Adhi Saputra, yang kini juga turut serta melakukan
            kunjungan kasih, mengunjungi rumah salah satu penerima bantuan Tzu Chi di Salemba, Jakarta Pusat.
           (kiri)
        - Sudah hampir tiga tahun, Marwan menjalani pengobatan. Setelah sembuh, ia dan keluarga berencana akan
           menetap di Jakarta, untuk melanjutkan kembali kehidupan mereka. (kanan)

Bagaimana awal perkenalan Bapak Marwan dengan Tzu Chi?
Setelah datang ke Jakarta, kami langsung dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Meskipun demikian bapak tidak langsung bisa dioperasi, karena hasil ronsen paru-paru bapak yang buruk. Kata dokter paru-paru bapak hancur, tapi mereka tidak menemukan kuman TB di sampel darah, maupun dahak bapak.

Setelah bapak menjalani pengobatan paru-paru selama lebih kurang 6 bulan, berangsur-angsur paru-paru bapak akhirnya membaik, dan ditetapkan sudah boleh menjalani operasi.

Pengobatan paru-paru bapak memang tidak dipungut biaya, tapi pelan-pelan uang yang kami peroleh dari PT Semen Padang akhirnya habis untuk biaya hidup kami di Jakarta. Sudah hampir tiga kali kami pindah-pindah kos, karena tidak mampu membayar. Saya sempat putus harapan, padahal pengobatan bapak sudah setengah jalan.

Di tengah kemelut ini, akhirnya saya dikenalkan oleh Tzu Chi melalui dr Iman, salah satu dokter di RSCM. Setelah mengajukan permohonan, Maret 2008, akhirnya kami mulai mendapatkan bantuan rutin berupa biaya tempat tinggal sebesar Rp 400.000 per bulan, dan biaya makan sebesar @Rp25.000 per hari.

foto  foto

Ket : - Lim Fu Che, salah satu relawan Tzu Chi dengan teliti membaca riwayat penyakit Marwan, dan mencoba
           memberikan saran kepada Gemara Pal Beka Rida, istri Marwan, untuk mempersiapkan diri dalam menjalani
           pengobatan selanjutnya. (kiri)
        - Gemara Pal Beka Rida, menuturkan bahwa ia dan suami sempat mendapatkan ancaman dari keluarga
           besarnya karena mau menerima bantuan dari Tzu Chi. "Mereka mengira kami pindah agama Buddha,
           karena mendapatkan bantuan dari yayasan," ucap Gemara. (kanan)

Bagaimana kondisi Bapak sekarang?
Setelah menjalani dua kali operasi, bapak kini sudah mulai bisa berjalan dengan menggunakan tongkat. Namun sampai saat ini, salah satu kakinya masih belum bisa ditekuk. Tapi menurut dokter, dengan operasi terakhir (ketiga -red), yang rencananya akan dilakukan bulan Mei mendatang, kaki bapak akan bisa ditekuk kembali.

Tidak hanya kondisi bapak yang kian hari berangsur-angsur membaik, tapi sejak menjalani operasi kedua, bapak yang tadinya tidak pernah salat, kini dia mulai rajin salat. Saat ini, saya dan bapak sudah mulai berpikir untuk segera mencari usaha untuk menghidupi keluarga kami. Rencananya, kalau ada rejeki lebih, kami ingin membuka usaha jualan jus buah di RSCM. Tidak mungkin kami mengharapkan bantuan untuk selamanya.

Di samping memberikan bantuan, para relawan Tzu Chi secara rutin (setiap satu bulan sekali -red) juga melakukan pendampingan dalam kegiatan kunjungan kasih. Mereka mengajak pasien atau keluarganya bercakap dan mencoba memahami kondisi yang dihadapi. “Kami ingin para penerima bantuan bisa merasa bersyukur dengan apa yang telah mereka peroleh, Setelah itu, rasa syukur tersebut mereka terapkan kembali dengan membantu orang lain yang membutuhkan,” ucap Lim Fu Che, salah satu relawan Tzu Chi menuturkan harapannya terhadap keluarga Mawan.

 

Artikel Terkait

Berbagi Berkah dan Pengalaman dengan Relawan Tzu Chi Medan

Berbagi Berkah dan Pengalaman dengan Relawan Tzu Chi Medan

09 Maret 2023

Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei dan relawan Tzu Chi Jakarta (He Xin Misi Amal dan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Indonesia) berbagi berkah dan pengalaman dengan relawan (fungsionaris) Tzu Chi Medan.

Suara Kasih: Menjalankan Misi Kesehatan dan Berbelas Kasih kepada Semua Orang

Suara Kasih: Menjalankan Misi Kesehatan dan Berbelas Kasih kepada Semua Orang

26 September 2013 Untuk menciptakan kedamaian di bumi, batin manusia haruslah selaras. Jika batin manusia tidak selaras, maka bumi akan sulit menjadi tenteram dan damai.
Sinergi yang Baik untuk Warga Banten

Sinergi yang Baik untuk Warga Banten

17 Oktober 2019

Pada Selasa, 15 Oktober 2019, dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-128 di Serang juga diadakan seremoni pelaksanan baksos kesehatan dari pihak Polri. Kegiatan baksos ini terfokus kepada pengobatan umum, gigi, operasi bibir sumbing, serta post op para pasien katarak yang telah dioperasi dua hari sebelumnya.

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -