Secercah Harapan Warga
Jurnalis : Lo Wahyuni, Fotografer : Lo WahyuniNasi Xiang Ji Fan & celengan bambu berhasil disosialisaikan
Panorama bukit nan indah berkelok dengan jalanan beraspal adalah kesan pertama saat kendaraan memasuki kompleks TNI PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) di Sentul. Menyusuri puncak bukit di area luas sebagai kamp pelatihan bagi para prajurit TNI yang akan dikirim ke PBB merupakan pengalaman yang sungguh berkesan. Puluhan orang relawan Tzu Chi sudah berdatangan ke acara Bakti Sosial Kesehatan di hari Selasa 19 Agustus 2014 sejak pukul 06.35 WIB, termasuk 20 orang relawan asal pondok Pesantren Al Ashiriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor yang datang membantu acara ini.
“Baksos kesehatan akan berlangsung selama tiga hari sampai 21 Agustus dan targetnya setiap hari mampu melayani sekitar 5000 orang,” ungkap Mayjen dr. Daniel Tjen selaku wakil Person in Charge penanggung jawab acara Baksos TNI. Baksos ini rutin diselenggarakan setiap tahun dan saat ini dalam rangka memperingati HUT TNI ke 46. Diadakan pula bazaar makanan murah di area lokasi. “Tujuan acara untuk silahturahmi TNI dengan Rakyat agar bisa saling bahu membahu,” tutur Marsekal Agus Wardono dari Mabes Cilangkap. TNI menyediakan beberapa truk besar dan ambulan di banyak balai desa untuk mengangkut ratusan orang penduduk yang akan mengikuti baksos kesehatan. “Di hari pertama baksos, Tzu Chi menyertakan lima orang dokter umum dan tiga orang dokter gigi,” kata dr Ruth Atmaja dari TIMA selaku ketua panitia Tzu Chi .
Aris Kabib menggenggam dua celengan bambu
Selama baksos ini berlangsung. Toko buku Jing Si membuka stand dan berhasil menjual 12 bungkus nasi Xiang Ji Fan serta sukses mensosialisasikan beberapa celengan bambu kepada para anggota TNI, dokter dan para pengunjung acara. Seorang assisten dokter di RSPAD, memuji Tzu chi telah menginspirasi banyak orang untuk membantu sesama tanpa pamrih. “ Bagus ! Celengan ini selain dapat membiasakan menabung bagi saya dan istri, juga uangnya bisa digunakan untuk menolong orang lain,” tukas Aris Kabib (30) sembari menggenggam dua celengan bambu. Senyuman terlihat dari wajah Marsekal Agus Wardono yang telah membeli dua bungkus nasi Xiang Ji Fan, dirinya tertarik untuk mengkonsumsinya sebagai santapan makan malam dengan keluarganya.
Harapan Baru Rakyat Jelata
Pucuk dicinta ulam tiba pepatah ini tepat
menggambarkan suasana hati sepasang
suami istri yang sudah lama menanti pengobatan gratis. Kehidupan sehari-hari mereka dengan empat orang anak sebagai buruh
peternakan di desa Mambo, Citeureup. “Sering kami sekeluarga hanya makan singkong
sebagai santapan sehari-hari,” cerita Khoriyah (41) dengan mata berkaca-kaca. Sebab
suaminya, Amien (55) dua tahun terakhir ini sudah berhenti bekerja, karena
kedua matanya sulit untuk melihat dengan jelas. Secercah harapan mulai
bersinar, saat ketua RT turut mendaftarkan mereka sebagai peserta di acara
baksos ini. “Sudah lama pengen diobatin, tapi ngga ada biaya. Alhamdulilah sekarang Abah sudah bisa dioperasi kataraknya,” ungkap Amien dengan terharu. “Doain tahun depan mata kiri bapak juga bisa
dioperasi. Terima kasih juga atas pengobatan gigi Ibu yang sakit,” tutur Khoriyah
dengan penuh pengharapan. Selesai menambal giginya yang berlubang di baksos gigi Tzu Chi yang dibawahi oleh drg. Linda Verniati.
Bapak Amien tengah dipapa oleh istrinya Khoriyah
Kisah pilu lainnya juga dialami oleh Wawan (44), asal Desa Bojongmurni, Ciawi. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Kecelakaan lalu lintas tiga tahun silam telah merenggut mata pencaharian pria ini sebagai tukang ojek. Akibat kecelakaan, kaki kiri ayah dua orang anak ini harus diamputasi, karena terlindas ban truk yang menabrak motornya di Puncak. Sejak saat itu, sang istri yang menjadi bidan menjadi tulang punggung keluarganya. Beban yang menghimpit hidupnya terasa mulai berkurang. “Bersyukur rakyat kecil bisa diperhatiin dan dibantu” katanya saat berjalan memakai alat penyanggah yang baru diterimanya dari acara baksos TMPP.
Wawan berjalan dengan alat penyangga baru
Di penghujung acara, Wakil ketua yayasan Budha Tzu Chi, Sugianto Kusuma Shixiong berkenan menghadiri baksos ini. Benih-benih cinta kasih sudah ditebarkan kepada ribuan pasien yang ditangani oleh Tzu Chi, dalam pengobatan itu telah menumbuhkan rasa cinta kasih yang tinggi. “Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, namun sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.” Ladang berkah di bidang amal bakti sosial ini telah menumbuhkan harapan hidup baru bagi ribuan orang pasien yang sudah berhasil ditangani. Hari menjelang senja saat baksos ditutup pada pukul 17.15 WIB. Rintihan suara pasien yang mengerang kesakitan saat datang berobat. Tampak mulai berganti dengan seulas senyuman dan raut wajah yang penuh harapan. Terus melanjutkan berbuat kebajikan di jalan Bodhisatwa Tzu Chi dengan bersumbangsih tanpa pamrih dan penuh welas asih. “Apa yang kita lakukan pada hari ini adalah sejarah untuk hari esok” bagi kita semua.
Relawan Tzu Chi dengan penuh cinta kasih memapah pasien
Artikel Terkait
Screening Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-111: Menggapai Mimpi
28 Maret 2016Setelah menanti dan menjalani serangkaian tes hari itu, pihak dokter yang bertugas di kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi menyatakan bahwa hasil tes menunjukkan Imanudin dan Fauzan layak untuk menjalani operasi. Imanudin maupun Fauzan kini dapat merasa gembira, karena mereka berdua dapat mengejar mimpinya masing-masing.