Sederhana Bukan Berarti Miskin

Jurnalis : Purwanto (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Dok. Tzu Chi Tj. Balai Karimun

Rini Shijie menyerahkan kupon bantuan beras cinta kasih Tzu Chi kepada salah satu warga di Sungai Lakam Timur, Karimun pada tanggal 14 September 2014.

Sebuah niat dan semangat yang tinggi, memberikan semangat untuk melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan. Itulah sebuah kalimat yang memberikan motivasi bagi semua relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dalam bersumbangsih di Tzu Chi. Pada hari Minggu, 14 September 2014, relawan Tzu Chi yang dikoordinatori oleh Ah Kiong Shixiong melakukan survei pembagian kupon beras cinta kasih Tzu Chi kepada warga di Kelurahan Sungai Lakam Barat dan Timur, Kelurahan Baran Barat dan Baran Timur, Kabupaten Karimun.

Terdapat 19 RT warga Kelurahan Sungai Lakam yang telah menerima kupon beras cinta kasih ini. Ketua RT setempat pun mendampingi relawan dalam melakukan survei dari rumah ke rumah warga. Sejak pukul 08.00 WIB hingga siang hari, relawan berhasil melakukan pendataan warga kurang mampu dan membagikan kupon pengambilan beras di Sungai Lakam ini. Disusul sesi kedua usai makan siang, relawan kembali menyusuri jalan-jalan menuju rumah warga di Kelurahan Baran.

Sebanyak 70 relawan berkumpul untuk briefing sebelum melakukan survei dan pembagian kupon beras kepada warga di beberapa kelurahan di Karimun.

Terik mentari yang semakin menyengat di kulit tidak menghentikan langkah 70 relawan Tzu Chi untuk memberikan kupon pembagian beras kepada masyarakat kurang mampu. Jalan yang ditempuh memang tak semudah yang dibayangkan. Semua relawan melakukannya dengan sepenuh hati, sukacita kebahagiaan pun terpancar di wajah mereka.

Saat memasuki kelurahan Baran Timur, di tepi jalan utama terlihat rumah berdiri kokoh dan elok yang terbuat dari beton. “Kelihatannya warga di sini sudah banyak yang mampu. Mengapa Pak RT membawa kita ke sini?“ kata beberapa relawan kepada relawan lainnya. Sesampainya di lokasi pemukiman, ternyata di balik rumah yang indah itu, banyak warga yang tinggal dan mengontrak di rumah yang sangat sederhana. Rumah yang dijadikan tempat berteduh ini pun terbuat dari kayu yang sudah kusam dan reot. Ternyata apa yang kami lihat dari jauh bukanlah sasaran sebenarnya.

Ketika melewati gang-gang sempit di pemukiman yang kumuh dan tidak teratur ini, membuat beberapa relawan mengalami kesusahan saat mengayunkan langkahnya. “Wah, jalannya kok kayak gini, hanya satu papan begini!” ucap Ema Shijie sambil tersenyum. Pengalaman inilah yang membuat para relawan memahami kehidupan dengan beragam kisah. Tentu kisah-kisah ini yang semakin membangkitkan rasa syukur pada setiap insan.

Para relawan pun dengan antusias menyusuri gang-gang rumah berbahan kayu untuk membantu meringankan beban para warga yang membutuhkan.

Walaupun tergolong sederhana, Melchiada tidak menerima kupon beras dan mengembalikan kepada relawan untuk diberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan.

Menjalani Hidup Dengan Syukur
Melchiada (50 tahun), salah satu warga RT 02 RW 04 Kelurahan Sungai Lakam Timur memutuskan untuk memberikan bantuan beras dari Tzu Chi kepada orang lain yang lebih membutuhkan. “Saya mengucapkan terima kasih kepada semuanya untuk memberikan bantuan kepada keluarga kami. Tetapi saya rasa banyak warga di sekitar sini yang lebih memerlukan dibandingkan dengan saya,” tutur Melchiada. “Mengapa ibu mau memberikan bantuan ini kepada orang lain?” tanya Rini Shijie. Ibu satu anak ini sambil tersenyum berkata, “Saya di sini cuma tinggal dengan anak yang masih SD dan suami saya. Walaupun rumah kami kecil seperti ini, yang penting bisa untuk berteduh. Suami saya juga masih bisa bekerja sehingga untuk makan sehari-hari sudah cukup. Sementara di luar sana saya rasa masih ada orang kurang mampu yang anaknya lebih dari satu dan kebutuhannya jauh lebih banyak.”

Sikap sederhana dan tidak mementingkan diri sendiri yang tertanam dalam diri Melchiada inilah yang patut menjadi teladan bagi setiap orang. Tidak ada keserakahan, tetapi justru memikirkan kondisi sesama yang lebih membutuhkan dibanding dirinya sendiri.

Selain Melchiada, juga ada seorang nenek yang terus mengucap syukur usai menerima kupon bantuan beras ini. Ia adalah Sakinah. Ia hidup sebatang kara di rumah yang tidak terlalu besar ini. Bagi sebagian warga, hidup sendirian yang jauh dari keluarga di usia yang sudah senja, memang tidaklah mudah. Usia yang sudah renta tentu membuat kekuatan tubuhnya semakin menurun. Sakinah tidak mampu melakukan pekerjaan berat, bahkan ia mengatakan bahwa untuk berjalan saja mengalami kesusahan. Mata sebelahnya juga mengalami gangguan karena katarak. Namun Sakinah, terus menjalani hari-harinya dengan penuh rasa syukur. “Suami saya sudah meninggal, sudah lama, sedangkan anak saya ada di Lombok (Nusa Tenggara Barat) sibuk dengan keluarganya. Untuk kehidupan sehari saya, kalau ada yang memberi dengan ikhlas ya saya terima, kalau tidak ada yang memberi ya makan seadanya. Hidup seperti ini rasanya sedih sekali,” cerita nenek Sakinah yang tak kuasa membendung air matanya.

Melihat kondisi Sakinah, relawan pun dengan kehangatan cinta kasihnya menghibur nenek ini. “Nenek harus tetap tabah dan semangat menjalani hidup ini ya, Semoga katarak nenek bisa disembuhkan saat acara baksos di Batam nanti,” tutur salah seorang relawan.

Usai pembagian kupon , para relawan berkumpul kembali di posko daur ulang Tzu Chi. Setelah melihat dan mengetahui keadaan masyarakat sebenarnya, dapat memberikan suatu pengalaman berharga. Semoga dengan pembagian kupon sembako berupa beras cinta kasih ini, memberikan manfaat dan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan.


Artikel Terkait

Pembagian Kupon Beras Cinta Kasih

Pembagian Kupon Beras Cinta Kasih

16 September 2014 Minggu pagi, 14 September 2014, di pelataran Wihara Lalitavistara, Cilincing, Jakarta Utara, sebanyak 80 relawan Tzu Chi dan Tzu Ching berkumpul membentuk barisan untuk mendengarkan pengarahan teknis pembagian kupon beras yang disampaikan oleh Dewi Nirasari shijie dan Johan Kohar shixiong selaku koordinator kegiatan.
Survei Pembagian Kupon Beras Cinta Kasih Tzu Chi

Survei Pembagian Kupon Beras Cinta Kasih Tzu Chi

28 November 2013 Beras sebanyak 60 ton ini setara dengan 3,000 karung beras dengan berat 20 kg/karung. Mengetahui hal ini, relawan Tzu Chi Lampung pun segera mengadakan rapat untuk mempersiapkan kegiatan survei dan pembagian beras kepada warga tidak mampu di Bandar Lampung.
Sederhana Bukan Berarti Miskin

Sederhana Bukan Berarti Miskin

19 September 2014

Minggu, 14 September 2014, relawan Tzu Chi yang dikoordinatori oleh Ah Kiong Shixiong melakukan survei pembagian kupon beras cinta kasih Tzu Chi kepada warga di Kelurahan Sungai Lakam Barat dan Timur, Kelurahan Baran Barat dan Baran Timur, Kabupaten Karimun. 

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -