Tzu Chi Lampung kembali mengadakan donor darah rutin tiga bulan sekali, pada Sabtu 20 Juli 2024.
“Hidup ini begitu singkat, maka ia menjadi begitu berharga. Renungkanlah apakah kita telah melakukan kebajikan untuk orang banyak dalam hidup ini? Jangan hanya mengharapkan umur panjang tetapi tanpa makna.”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Jarum suntik mungkin terlihat menakutkan dan terasa sedikit perih jika menembus kulit, namun siapa sangka bahwa perih yang ditahan itu dapat menyelamatkan nyawa? Darah merupakan komponen penting dalam tubuh manusia. Dengan menyumbangkan darah melalui donor darah kita bisa menyelamatkan satu kehidupan bahkan beberapa nyawa sekaligus. Seseorang yang mendonorkan darah juga memperoleh manfaat, antara lain bisa menurunkan risiko terkena serangan jantung, menurunkan risiko kanker dan dapat mendekteksi penyakit.
Pada Sabtu, 20 Juli 2024, Tzu Chi Lampung kembali bekerja sama dengan PMI Bandar Lampung mengadakan donor darah. Kegiatan ini dikoordinir oleh Windya, relawan Tzu Chi.
“Satu pekan sebelum kegiatan kami telah melakukan persiapan. Diawali dengan rapat koordinasi, membuat poster dan list nama donor sesuai dengan golongan darah, lalu membentuk tim relawan untuk menelepon mereka yang sudah rutin mendonorkan darah.” Tidak ada hambatan selama proses tersebut, semua lancar karena dukungan dari semua relawan.
Calon donor diperiksa kadar Hemoglobin darahnya.
Sejak pukul 07.30 WIB, para relawan Tzu Chi Lampung bahu membahu mempersiapkan semua kebutuhan yang diperlukan, mulai dari tempat pendaftaran sampai ruang donor. Semua ini diatur dalam satu ruangan di lantai satu kantor Tzu Chi Lampung. Sebagian relawan lainnya menyediakan makanan dan minuman bagi para donor, berupa nasi uduk, kacang hijau, telur, dan lain sebagainya.
Donor darah dimulai sejak pukul 09.00 pagi dan diikuti 113 peserta yang sebagian besar adalah warga sekitar Kantor Tzu Chi Lampung, termasuk para penerima bantuan Tzu Chi. Para calon donor diarahkan untuk melakukan pendaftaran dilanjutkan ke tahap pengecekan Hemoglobin untuk mengetahui kadar sel darah merah. Selanjutnya pengecekan golongan darah dan tensi darah. Jika semua proses sudah dilakukan maka calon donor dapat mendonorkan darah.
Masita, salah satu donor dari Kupang raya ikut berpartisipasi mendonorkan darah.
Ibu Masita sudah terlihat hadir di Kantor Tzu Chi sejak pukul 08.00 pagi untuk menyumbangkan darahnya. Ia rela menunggu sampai acara dimulai dan mengantre dipanggil menuju pos pemeriksaan PMI. “Bersyukur sekali bisa lolos, HB dan tensi saya bagus. Jadi saya bisa mendonorkan darah buat orang yang membutuhkan.” Ujarnya.
Ibu Masita termasuk berjodoh dapat menyalurkan darahnya karena dari 113 calon donor terdapat 22 orang yang belum berhasil lolos melewati tahapan pemeriksaan. Sementara itu 91 orang berhasil mendonorkan darah. Berniat baik untuk mendonorkan darah juga perlu kondisi badan yang sehat. Maka bagi Ibu Masita kesempatan menolong orang perlu digenggam sebaik-baiknya.
“Saya sudah mempersiapkan sedari awal, jadi ingat hari ini ada donor darah, saya bangun pagi dan sudah sejak di rumah saya makan terlebih dahulu, Ini adalah ke-5 kalinya ibu mendonorkan darah,” ungkapnya.
Ibu Masita merupakan kenalan dari seorang relawan Tzu Chi Lampung dan mengetahui adanya donor darah juga darinya. Ia sudah berusaha mengajak teman-temannya untuk ikut mendonor tetapi belum ditanggapi. “Berbuat baiklah, selama kita sanggup untuk memberi. Baik dengan materi maupun tenaga”. Inilah prinsip kebaikan yang diyakininya.
Sebanyak 113 orang mendaftarkan, namun hanya 91 orang yang berhasil mendonorkan darahnya.
Tak hanya Ibu Masita ada juga Widi Astuti, asal Kota Sepang yang menuturkan, manfaat dan motivasinya untuk donor darah. Sejak menjadi mahasiswa sampai saat ini, ia sering berdonor darah.
“Saya merasa kalau sudah waktunya, dan belum donor itu badan terasa pegal-pegal, setelah donor badah sudah tidak merasakan pegal-pegal lagi dan badan merasa ringan dan segar. Saya sudah dua kali donor di Yayasan Buddha Tzu Chi, dan saya suka donor di sini, alurnya rapi,” cerita Widi.
Donor darah berakhir tepat pukul 13.00 siang. Dilanjutkan dengan pembagian bantuan paket Gan Eh Hu oleh para relawan Tzu Chi. Setelahnya, para relawan bekerja sama membereskan kembali peralatan yang telah digunakan. Suasana ceria dan canda tawa masih terdengar, semua orang tampak masih bersemangat. Seperti kata Master Cheng Yen, “Ketika kita semua bisa bekerja sama dengan baik, keharmonisan akan terjadi.”
Editor: Khusnul Khotimah