Sekelumit Kisah Tentang Arti Ketulusan

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah


Bantuan paket sembako Tzu Chi juga mengalir ke Kelurahan Kamal Muara, Minggu 3 Mei 2020. Di sini Tzu Chi membagikan sebanyak 1.000 paket.

“Bantuan ini akan habis pada saatnya, tetapi cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa. Dengan tulus saya mendoakan semoga Bapak/Ibu semua senantiasa aman dan tenteram, bertumbuh dalam berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih!”

Penggalan paragraf pada surat yang terselip dalam paket sembako Tzu Chi itu dibaca Siti Arfah (44) hingga dua kali, dengan nada suara yang lirih. Ia bisa merasakan ketulusan yang tersirat dalam rangkaian kalimat itu. Sejurus kemudian tangannya beralih membongkar kardus yang berisi 5 kilogram beras, 1 kilogram gula, 2 liter minyak, dan 10 bungkus mi instan tersebut.


Siti Arfah saat membaca surat yang ada dalam paket sembako Tzu Chi yang diterimanya atas nama sang mertua, Nakah.

“Atas perhatian Tzu Chi selama ini kami sangat berterima kasih karena selalu memberi bantuan. Tzu Chi, bedah rumah iya, bantuan sembako iya, kami sangat bersyukur. Apalagi keadaan sedang begini, saya senang banget,” tutur warga Kelurahan Kamal Muara ini sembari tersenyum.

Kelurahan Kamal Muara merupakan daerah binaan Tzu Chi Indonesia. Dari tahun ke tahun, Tzu Chi terus membenahi wilayah ini agar lebih layak ditinggali dan warganya bisa lebih maju. Di sini Tzu Chi telah membantu merampungkan pembangunan Masjid Jami Al-Huda, memberikan paket lebaran, dan juga membedah 10 unit rumah warga yang kondisinya kurang layak huni.


Untuk menghindari kerumunan, setiap ketua RT mengambil jatah warganya dan membagikan langsung dari rumah ke rumah.

Dan dalam kondisi sulit saat ini, imbas dari pandemi virus corona, kemarin Minggu 3 Mei 2020, Tzu Chi membagikan 1.000 paket sembako di wilayah ini. Bantuan ini diutamakan bagi anak yatim, para lansia, para janda, dan warga kurang mampu. Selain paket sembako, Tzu Chi juga memberikan dua buah alat pengukur suhu untuk masjid dan sekolah. Lalu ada empat unit alat disinfektan serta cairan disinfektan untuk RW 1, RW 4, masjid, dan juga sekolah.

Adapun bantuan yang diterima Siti Arfah tadi ditujukan untuk mertuanya, Nakah yang telah masuk usia senja. Sejak virus Corona mewabah, keadaan menjadi tidak mudah bagi Siti Arfah karena penghasilan sang suami yang seorang nelayan merosot hingga 50 persen. Karena itu ia harus sehemat mungkin supaya kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk empat anaknya yang masih usia sekolah tercukupi.


Teksan saat mengunjungi Salma, penerima bantuan paket sembako ini. Kunjungan ini tak berlangsung lama, karena semua orang masih harus menjaga jarak secara fisik dengan orang lain. Salma juga merupakan penrima bantuan bedah rumah Tzu Chi.

Sementara itu Salma sedang tertidur saat relawan Tzu Chi menjenguknya. Salma merupakan warga yang rumahnya telah dibedah oleh Tzu Chi pada tahun 2019. Sobri, anaknya yang hari itu sedang berada di sana untuk menjaga sang ibu menerima paket sembako dari Tzu Chi yang dibagikan oleh ketua RT setempat.

“Kami yang namanya dibantu, apapun kami terima, kami sangat berterima kasih. Kami tidak lihat jumlahnya, tapi niat baiknya,” kata Sobri.

Teksan Luis, relawan Tzu Chi yang sudah sangat terkenal di wilayah ini menangkap kebahagiaan warga yang menerima paket sembako dari Tzu Chi. Warga yang tidak menerima paket sembako pun turut berbahagia dengan kedatangan relawan yang sejak awal tahun 2020 tidak datang kemari karena mewabahnya virus Corona.


Sobri, anak Salma mewakili ibunya menerima paket sembako dari Tzu Chi. Dalam kesempatan ini, relawan juga menyempatkan diri untuk mengecek kesepuluh rumah para penerima bantuan bedah rumah.

“Belakangan ini kami sudah jarang kemari karena ada wabah Covid-19 ini karena kami, relawan diimbau agar lebih menjaga diri dahulu. Mudah-mudahan wabah ini cepat berlalu, sehingga kita dapat kembali lagi ke sini untuk membina daerah ini,” kata Teksan.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -