Selalu Ada Jalan untuk Sembuh
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi PranotoAgus Purwanto tak merasa cemas dan khawatir meski baru pertama kali mendonorkan darahnya. Setelah putranya memperoleh bantuan dari Tzu Chi, kini Agus merasa dia pun harus bisa membantu orang lain, salah satunya melalui donor darah. |
| |
Agus mengaku datang ke acara donor darah yang diadakan pada tanggal 14 November 2009 ini atas undangan dari relawan Tzu Chi Tangerang. Agus adalah ayah dari Alif Saputra, bayi berusia 2 ½ bulan yang sejak lahir mengalami gangguan penyumbatan di usus 12 jarinya. Saat itu, Agus juga dengan jujur mengakui hatinya tergerak untuk mendonorkan darahnya setelah anaknya memperoleh uluran tangan dari Tzu Chi. Jalan Buntu yang Berliku Tapi keceriaan itu tak lama. Selang beberapa jam kemudian, sang bayi mulai menunjukkan gejala kesehatan yang kurang baik. “Setiap kali habis diberi susu (formula), dia muntah-muntah,” kata Agus mengenang. Atas saran dokter, Agus pun membawanya ke rumah sakit umum. Selama dirawat, baru pada hari ke-6 diketahui jika Alif ternyata mengalami penyumbatan di usus 12 jarinya. Tak heran jika diberi asupan makanan atau minuman, bayi ini selalu muntah. Karena itu, untuk bertahan hidup Alif mengandalkan bantuan cairan infuse.
Ket: - Sejak lahir, Alif Saputra (2 1/2 bulan) mengalami gangguan penyumbatan di usus 12 jarinya. Agus Purwanto sang ayah, nekad membawanya ke rumah sakit meski harus menjual rumah di kampung halaman dan bermodalkan pinjaman demi menyelamatkan nyawanya. (kiri) Demi keselamatan, Alif disarankan untuk segera dioperasi. Agus yang tidak punya dana akhirnya nekad untuk membawa bayinya ke rumah. “Saya bawa pulang paksa. Dokternya sampai bilang, ‘Ini sama aja Bapak mau membunuh anak Bapak’. Tapi mau gimana? Sementara kalau ke rumah sakit harus ada duit dulu baru ditanganin,” terang Agus. Wajar jika Agus merasa “buntu”, sementara ia harus menyediakan untuk biaya operasi caesar sang istri, kini ia juga harus menyiapkan uang dalam jumlah besar untuk pengobatan putranya. “Waktu itu saya dah pasrah aja, saya pikir mungkin Tuhan belum kasih izin saya untuk memiliki anak,” kata Agus pasrah. Tapi siapa yang sanggup melihat darah dagingnya menderita. Agus pun bangkit dan nekad membawa putranya ke rumah sakit. “Saya nggak tega, bayangkan, dari 2,3 kg jadi 1,7 kg,” kata Agus. Dengan pegangan akan ada yang meminjaminya uang, Agus nekad membawa Alif. Ia pun sudah siap jika sewaktu-waktu ia harus berurusan dengan pihak berwajib lantaran tak sanggup membayar biaya perawatan. Ia bahkan sudah berniat menjual rumahnya di Purwokerto sebagai bekal biaya operasi. “Cuma waktu itu baru dibayar 15 juta,” terang Agus, yang mengaku uang itu sudah hampir habis untuk membayar biaya operasi istri dan perawatan Alif selama 6 hari ketika baru lahir.
Ket: - Mendonorkan darah selain sebuah perbuatan mulia juga bermanfaat bagi kesehatan. Bagi yang sudah terbiasa, mendonorkan darah merupakan hal yang membahagiakan karena dapat membantu orang lain. (kiri) Membaca Buletin Tzu Chi Tanggal 16 September 2009, Agus pun mendatangi Kantor Tzu Chi Tangerang. Keesokan harinya, relawan Tzu Chi segera menyurveinya di rumah sakit dan juga rumah kontrakannya. Setelah melihat langsung kondisinya, akhirnya relawan memutuskan untuk membantu biaya perawatan Alif. Maka, sejak tanggal 18 Oktober 2009, beban yang harus ditanggung Agus pun berkurang. “Bersyukur banget, masih ada orang yang baik dan mau peduli sama hal-hal seperti ini,” ungkap Agus yang mengaku selama hampir sebulan tak dapat tidur nyenyak memilikirkan masalah pengobatan putranya. Ada hikmah yang diperoleh Agus atas kejadian ini, yakni sikap pantang berputus asa. “Coba bayangkan, bagaimana kalau saya pasrah dan membiarkan anak saya begitu saja tanpa pengobatan, saya pasti akan menyesal seumur hidup,” katanya haru. Hidup memang penuh perjuangan, dan Agus sudah membuktikannya untuk sang putra tercinta.
Ket: - Kecemasan dan kekhawatiran pendonor akan sirna dengan adanya pendampingan dari relawan Tzu Chi. Menurut Melti, relawan Tzu Chi, kegiatan ini merupakan yang ke-4 yang dilakukan oleh Tzu Chi Tangerang. (kiri) Menghimpun Cinta Kasih | ||