Selamat Datang di Sekolah Berbudaya Humanis
Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo ASebanyak 89 siswa peserta MPLS SMA Cinta Kasih
Tzu Chi, Cengkareng melakukan peregangan otot disela-sela materi yang
disampaikan oleh para guru. Kegiatan ini dilakukan supaya para siswa tetap
bersemangat dalam mengikuti kegiatan pengenalan sekolah tersebut.
Memasuki tahun ajaran baru 2018-2019, sekolah-sekolah di Indonesia pun serentak membuka kembali pintu gerbangnya setelah libur panjang kenaikan kelas dan Hari Raya Idul Fitri pada Senin, 16 Juli 2018. Hal ini juga dilakukan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng dimana para siswa SMA sekolah tersebut juga mengadakan rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di hari yang sama.
Kegiatan yang dilaksanakan mulai 16-18 Juli 2018 ini pun menjadi sarana kegiatan pengenalan untuk siswa baru SMA Cinta Kasih Tzu Chi. “Tujuan utama MPLS untuk mereka adalah mempelajari lingkungan sekolah kita, karena 30-40% merupakan siswa dari luar bukan alumni (SMP Cinta Kasih) jadi mereka belum kenal budaya kita, aturan kita, dan regulasi kita,” tegas Freddy Ong S. Kom, MM, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Para guru SMA Cinta Kasih Tzu Chi juga
memperkenalkan diri kepada para siswa baru yang mengikuti MPLS.
Sebanyak 89 siswa baru SMA Cinta Kasih Tzu Chi pun memulai kegiatan MPLS ini dengan upacara bendera kemudian dilanjutkan dengan perkenalan para guru. Tak lupa, sebagai bekal memasuki masa SMA, para siswa yang mengikuti kegiatan ini langsung diberikan materi Budaya Humanis Tzu Chi di aula lt. 2 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi serta beberapa tata tertib selama kegiatan MPLS oleh panitia kegiatan.
“Perbedaan masa pengenalan sekolah di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dengan sekolah lainnya yaitu MPLS di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi salah satunya adalah memperkenalkan sanksi positif, artinya jika ada siswa yang melanggar aturan maka diberikan sanksi yang sifatnya memberi pembelajaran siswa bukan orientasi,” ungkap Freddy.
Freddy
Ong
S. Kom, MM, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi
memberikan pengarahan kepada guru pembimbing kesiswaan dan Ketua OSIS SMA Cinta
Kasih Tzu Chi dalam kegiatan MPLS.
Selain itu pada hari pertama MPLS ini, para siswa baru SMA Cinta Kasih Tzu Chi juga diajarkan cara berpakaian, berjalan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan Tzu Chi. Pihak sekolah juga memberikan simulasi evakuasi jika terjadi bencana alam kepada para siswa. Mereka pun mengikuti setiap sesi kegiatan dengan baik, terutama saat materi budaya humanis yang dibawakan oleh salah satu guru SMA Cinta Kasih Tzu Chi.
Membekali Diri dengan Pendidikan Berkarakter
Eko Rahardjo membawakan materi budaya humanis. Materi ini menjadi salah satu materi
favorit siswa dalam pelaksanaan MPLS hari pertama di SMA Cinta Kasih Tzu Chi.
Para siswa yang mengikuti kegiatan MPLS ini juga cukup bervariasi, ada yang memang sudah mengenal Tzu Chi dan ada pula yang baru mengenal ketika masuk SMA Cinta Kasih Tzu Chi. Salah satunya adalah Gedalya Amarya Peea (14). Ia merupakan siswa yang berasal dari Biak dan memang aktif dalam beberapa kegiatan Tzu Chi di Biak.
“Karena sering ikut berkegiatan Tzu Chi maka saya mendapatkan beasiswa dari Tzu Chi Biak untuk bersekolah di SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng,” ungkap Gedalya. Bersekolah di Jakarta, Gedalya pun didukung oleh orang tuanya, walaupun harus jauh dari keluarga. “Awalnya sih sangsi karena akan jauh dari orang tua, tapi untuk masa depan dan membekali diri dengan budaya humanis ya saya siap dan mau sekolah di sini,” tambahnya.
Gedalya Amarya Peea (depan) siswa yang berasal
dari Biak berbaris bersama teman-temannya dalam salah satu rangkaian kegiatan
MPLS di aula lt. 2 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng.
Sudah satu minggu berada di Jakarta membuat Gedalya kerap kali rindu dengan keluarga, namun berkat kecanggihan teknologi saat ini ia pun suka berkomunikasi lewat videocall untuk memutus jarak rindu dan berdiskusi dengan orang tua. Mengikuti kegiatan MPLS juga dirasakannya sangat berguna untuk menjalani hari-harinya ke depan. “Yang paling berkesan adalah materi budaya humanis. Karena kita hidup harus ada aturannya, seperti patuh sama orang tua dan tidak berbicara kasar,” kata remaja yang berasal dari SMP Negeri 3 Biak Kota tersebut.
Bukan hanya dari Biak, Andrew Xu (15) merupakan siswa baru yang berasal dari Kota Batam. Dirinya bisa bersekolah di SMA Cinta Kasih Tzu Chi berkat saran dari orang tuanya. Kedekatan orang tuanya dengan beberapa relawan Tzu Chi Batam rupanya membuat Andrew tertarik untuk mengenal budaya humanis dan kemandirian. “Dari kecil saya sekolah di Batam, lalu papa menyarankan untuk bersekolah di Jakarta supaya dapat lebih mandiri,” ungkap Andrew.
Keseriusan Andrew Xu, siswa yang berasal dari Kota
Batam saat mempelajari cara berpakaian yang rapi dan berbudaya humanis di
Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Saran dari orang tuanya pun cukup membuat Andrew bersemangat untuk mengenal budaya humanis di SMA Cinta Kasih Tzu Chi. “Saran dari papa sih supaya mengenal orang-orang dengan berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya, namun tetap dengan mengutamakan budaya humanis,” jelas Andrew disela-sela kegiatan MPLS.
Materi budaya humanis pun menjadi materi yang paling berkesan baginya di hari pertama pelaksanaan MPLS. “Dari budaya humanis kita diajarkan untuk menghargai hal-hal kecil salah satu contohnya adalah menghargai makanan,” ungkap Andrew. Selain SMA, kegiatan MPLS ini juga dilaksanakan oleh SMP Cinta Kasih Tzu Chi dengan harapan para siswa memahami budaya humanis dalam proses pertumbuhan dan perkembangan diri.