Selamat Datang Saudaraku
Jurnalis : Djunarto (He Qi Timur), Fotografer : A ping Rianto Tampak rombongan pengusaha dari Malaysia dan Singapura begitu menikmati menu yang disajikan oleh relawan Tzu Chi Kelapa Gading. | Mencintai diri sendiri merupakan wujud balas budi, bersumbangsih merupakan wujud rasa syukur. (Master Cheng Yen ) Sejak seminggu sebelum kedatangan para relawan Tzu Chi dan pengusaha dari Singapura dan Malaysia pada hari Jumat, tanggal 7 Agustus 2009, relawan Tzu Chi di Indonesia telah melakukan berbagai persiapan. Fenny Shijie yang menjabat sebagai koordinator kali ini menyusun bentuk dekor yang sesuai dengan “miau hui” market (makan malam dengan nuansa tradisional dimana terdapat pertunjukan panggung, dsb –red). Para relawan terutama kaum perempuan ikut membantu dekor. Mereka juga membawa peralatan serta bahan-bahan batik bekas pakai dari rumah masing-masing. |
“Shijie, tolong batik bekas gendongan cucu atau anaknya dulu waktu masih kecil dibawa ke lobby hotel mal 5 yah,” pinta Fenny dengan tawa lebar khasnya yang mudah diingat. Dua hari menjelang acara dimulai, para relawan perempuan segera membawa peralatan yang diminta dengan riang gembira. “Ini Fenny Shijie, ini warisan keluarga saya lho... jangan lupa dikembalikan yah sesudah acara selesai,” kata salah seorang relawan, Cynthia. Fenny pun menyahut sambil tersenyum simpul, “Tenang, Shijie. Sudah dikasi kode kok.” Kebetulan Cynthia juga mendapat tugas untuk mempersiapkan rujak bagi para tamu yang hadir. “Asal tau lho Shixiong, jambu merah untuk bahan rujak udah saya persiapkan jauh-jauh. Saya petik langsung dari pohon jambu di halaman rumah saya,“ begitu katanya penuh semangat pada saya. Di balik layar, Wiwin Shijie bersama relawan yang lain sedang memotong pelepah daun kering untuk bahan tatakan lilin yang akan ditaruh di meja makan tamu nantinya. Relawan laki-laki bertugas menata alat-alat berat di setiap sudut sesuai sketsa yang sudah digambar sebelumnya. Rancangan dari Tonny Shixiong untuk denah setiap ruangan menjadi pedoman oleh Fenny untuk menambah detil dekor yang sesuai. Memang Fenny sehari-hari bekerja sebagai desainer interior dan tamatan dari jurusan desain pula. “Klop lah,” kata saya menyemangati. Ket : - Dua hari menjelang hari- H, relawan Tzu Chi Kelapa Gading telah sibuk mendekor panggung dan ruangan Tetap Semangat Tan Soon Hock (42), ayah dari 3 anak ini, memulai jalinan jodoh baik dengan Tzu Chi pada saat mengikuti acara donor darah 2 tahun yang lalu di Aula Jing Si Tzu Chi Malaysia. Sehari-harinya Soon Hock bekerja sebagai pengusaha di bidang jual-beli bahan baku farmasi di perusahaan yang dia dirikan sendiri 16 tahun lalu. Dalam umur 26 tahun, Soon Hock sudah merintis usahanya di Indonesia. “Dua minggu saya berada di Indonesia untuk mengawasi usaha saya di sini, dan dua minggu lainnya saya berada di Malaysia,” katanya. “Saya ikut dalam tim rombongan Malaysia sesudah mendapat info ada pertemuan untuk para pengusaha di Jakarta, kebetulan saya ada rumah di Puri Indah (Jakarta Barat). Namun karena rombongan mengharuskan kami menginap di hotel, maka saya harus mengikuti jalur-jalurnya,” jawabnya enteng. Ket : - Khoo Gee Kuan ( 41 ) dalam kesempatan wawancara dengan penulis perihal keikutsertaannya dalam acara Saya beruntung mendapat ladang berkah untuk mengantarkan kedua relawan “bodhisatwa” ini menuju tempat jamuan makan malam dengan kendaraan yang sudah disiapkan. Pada saat datang berkunjung, keduanya kebetulan sedang mengalami patah kaki non permanen yang diperkirakan akan sembuh sebulan ke depan. Jarak dari toko buku Jingsi menuju lobby Hotel mal 5 cukup jauh, sehingga lebih efisien ditempuh dengan kendaraan. Keduanya masih menggunakan alat penyangga kaki sementara untuk berjalan. Sederhana itu Indah
| |
Artikel Terkait
Bedah Rumah Kamal Muara Tahap Lima Dimulai
09 Juli 2024Program Bebenah Kampung tahap ke-5 di Kamal Muara mulai dilakukan. Dimulainya pembangunan kembali rumah yang tidak layak huni itu ditandai dengan kehadiran 50 orang relawan dan staf badan misi Tzu Chi untuk membongkar 6 rumah yang masuk dalam program kali ini.