Selamat Jalan Ajun Shixiong

Jurnalis : Tony Honkley (Tzu Chi Medan), Fotografer : Kartono, Burhan, Sani (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoMewakili almarhum Ajun Shixiong, istrinya menyerahkan dana amal pada Tzu Chi untuk membantu orang yang membutuhkan.

Semua makhluk hidup memiliki sebuah gunung untuk didaki, dan pendakian itu tak pernah mudah. Setelah puncak, kita hanya dapat mendaki menuju ke awan kematian, dan terlahir ulang adalah untuk berada di kaki gunung yang lain. Semua air mata dan tawa akan dimulai lagi, dan kita akan mendaki lagi dan lagi. (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Selamat Jalan Ajun Shixiong
Hari Senin 2 Agustus 2010, sekitar jam 11 siang terdengar kabar dukacita dari kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Medan. Kabar yang sungguh membuat orang terkejut. Sosok yang bertubuh gempal, rambut cepak berwarna putih dan humoris, senantiasa penuh canda tawa telah meninggalkan kita selamanya. Ajun Shixiong, begitulah para relawan menyapanya.

Minggu, tanggal 8 Agustus 2010, untuk mengenang jasa Ajun Shixiong maka para relawan mempersiapkan sebuah upacara yang dihadiri oleh para relawan dan keluarga besar almarhum. “Untuk mengikat jodoh yang baik dengan Ajun Shixiong mari kita bersama-sama mendoakan yang terbaik untuk almarhum dan melakukan ritual untuk menghormatinya,” ujar Tony Shixiong sebagai pembawa acara pada malam hari itu. Acara dimulai pada pukul 20.10 WIB dengan acara ritual serta memberikan penghormatan kepada almarhum dengan mempersembahkan pelita, buah, dan bunga.

Selama ini, Ajun Shixiong sungguh mencintai para sesama insan Tzu Chi semua dan mempunyai jodoh yang erat dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Sampai-sampai almarhum menghembuskan nafas terakhirnya pun di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Medan. Ajun Shixiong berusia 71 tahun, memiliki 2 orang putra dan 1 orang putri. Setiap harinya almarhum berangkat ke kantor yayasan pukul 05.30 pagi dengan angkutan kota.

Mulanya Ajun Shixiong bekerja pada Mujianto Shixiong, seorang relawan Tzu Chi Medan. Setelah almarhum menginjak usia pensiun, Mujianto Shixiong meminta agar Ajun Shixiong untuk membantu menjaga Yayasan. Dari sinilah Ajun Shixiong mengikat jodoh dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Almarhum mulai membantu di yayasan 8 tahun yang lalu sejak Yayasan Buddha Tzu Chi Medan berdiri. Pada awalnya hanya ada 3 orang yang bekerja di sana, salah satunya Ajun Shixiong.

foto  foto

Ket : - Relawan dan rekan kerja di Yayasan Buddha Tzu Chi Medan mempersembahkan buah, bunga, dan lilin             untuk menghormati Ajun Shixiong. (kiri)
         - Meski masih berduka, keluarga mengucap terima kasih pada para insan Tzu Chi yang telah menjadi             keluarga kedua bagai almarhum. (kanan)

Mengenang Kembali Ajun Shixiong
Selalu ada perpisahan, namun akan selalu ada perjumpaan kembali, demikian kata Master Cheng Yen.“Kami sangat Gan En kepada keluarga Ajun Shixiong yang sudah sangat mendukung Ajun Shixiong bersumbangsih untuk Tzu Chi selama 8 tahun ini,” ujar Hu Ai Medan memberikan kata sambutannya. Dari pihak keluarga diwakili oleh Yen Yen, anak perempuan almarhum, “Papa sangat bangga sebagai insan Tzu Chi dan bangga melakukan semua kebaikan dalam kegiatan Tzu Chi. Tiada hari tanpa menyebut nama shixiong shijie. Kami sangat berterima kasih kepada keluarga besar Tzu Chi yang sangat berbesar hati menerima keberadaan Papa. Pihak keluarga juga mohon maaf jika selama hidupnya, Papa ada melakukan kesalahan.”

Banyak kenangan dari para insan Tzu Chi yang muncul sewaktu memberikan kesan terhadap Ajun Shixiong dalam sesi sharing. Banyak relawan dan pihak keluarga yang tak mampu menahan menitikkan air mata mengenang kembali almarhum. “Dari luar, Ajun Shixiong keliatan galak tapi sebenarnya beliau sangat penuh perhatian,” ujar Cien cien Shijie.

 

foto  foto

Ket : - Hu Ai Medan menyampaikan kata sambutan dan terima kasih atas pengabdian Ajun Shixiong sejak             berdirinya Kantor Penghubung Tzu Chi di Medan, 8 tahun silam. (kiri)
         - Relawan dan rekan kerja merasa kehilangan atas kepergian Ajun Shixiong yang bersemangat dan cerita.             Serta berharap agar Ajun Shixiong dapat segera kembali menebar kebajikan di dunia Tzu Chi. (kanan)

“Banyak yang mengatakan Ajun Shixiong sebagai orang yang emosional. Tapi sejak pertama mengenal beliau sampai pertemuan terakhir selama bersama-sama melakukan kegiatan, tidak pernah ada kesan buruk sedikit pun terhadap beliau” ujar Sofian Shixiong.

“Ajun Shixiong adalah satu-satunya sosok insan Tzu Chi yg selalu committed never say no. saya mewakili Tzu Chi mohon maaf jika ada perlakuan tidak baik dari Tzu Chi,” Endang Shixiong menambahkan.

”Ajun Shixiong selalu berpesan agar sesama relawan bisa bersatu hati. Semoga semua relawan bisa melaksanakan pesan terakhir beliau,” Silvia Shijie mengungkapkan.

Para relawan berharap dan mendoakan agar almarhum dapat kembali lagi ke dunia ini sebagai insan Tzu Chi secepatnya. Acara ditutup dengan menyanyikan secara khidmat lagu “hidup dalam semangat Bodhicita”. Atas nama almarhum Ajun Shixiong yang diwakili oleh istrinya menyerahkan dana Amal untuk disumbangkan ke Yayasan Buddha Tzu Chi agar dapat dimanfaatkan untuk membantu orang yang membutuhkan.
  
 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih :  Keselarasan Antar Agama

Suara Kasih : Keselarasan Antar Agama

02 Juni 2010
Penyaluran bantuan di Cile kembali diadakan Kegiatan baksos mengurangi penderitaan warga yang sakit. Upacara pemandian rupang Buddha menunjukkan keindahan agama Enam Paramita terkandung dalam kegiatan penyaluran bantuan
Memeriahkan Lebaran dengan Berbagi

Memeriahkan Lebaran dengan Berbagi

15 April 2024

Relawan Tzu Chi Batam kembali ke TPA Punggur untuk menyalurkan bantuan sembako. Sebanyak 441 paket sembako yang berhasil relawan Tzu Chi salurkan kepada warga yang mayoritas mencari nafkah dengan menjadi pemulung.

Tzu Ching Camp: Menjadi Penyelamat Bumi

Tzu Ching Camp: Menjadi Penyelamat Bumi

08 November 2012 Jalinan jodoh baik dalam menciptakan berkah akhirnya terwujud, pada tanggal 26- 28 Oktober 2012 berlokasi di Jing si Tang Tzu Chi Center- Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Kegiatan Tzu Ching Camp berlangsung yang di hadiri oleh ratusan muda-mudi dari 9 kota di Indonesia.
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -