Selamatkan Bumi dengan Kedua Tangan Kita

Jurnalis : Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Susanto, Yogie Prasetyo, Frenky (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Kelas Budi Pekerti

Kelas Budi Pekerti yang diadakan oleh insan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada Minggu, 13 Desember 2015 di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengangkat topik pelestarian lingkungan.

Kondisi cuaca yang tidak menentu yang melanda bumi dewasa ini tak dipungkiri merupakan efek dari pemanasan global. Pemanasan global ini hanya dapat kita minimalisir jika kita menggunakan kedua tangan kita. Salah satunya dapat kita lakukan dengan membuang sampah pada tempatnya serta mendaur ulang sampah yang dapat didaur ulang.

Insan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menyadari bahwa kegiatan pelestarian lingkungan merupakan hal yang mesti ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Maka, pada Kelas Budi Pekerti, Minggu, 13 Desember 2015, di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, relawan Tzu Chi mengangkat topik pelestarian lingkungan.

Hari itu, sekitar 55 relawan dan Tzu Shao mengikuti jalannya Kelas Budi Pekerti. Setelah melakukan penghormatan kepada Master Cheng Yen dan membacakan Sepuluh Sila Tzu Chi, kelas dibuka dengan menyaksikan tayangan ceramah Master Cheng Yen mengenai kegiatan pelestarian lingkungan. Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen mengatakan “Mendengarkan Dharma berarti membina kebijaksanaan, sedangkan melakukan daur ulang adalah menciptakan berkah.”

Kelas Budi Pekerti

Relawan Tzu Chi menjelaskan mengenai sebab-sebab kerusakan lingkungan. Salah satunya adalah menumpuknya sampah yang ditimbulkan oleh manusia.

Kelas kemudian dilanjutkan dengan pemparan dari salah satu relawan Tzu Chi bernama Dwi yang menjelaskan mengenai penyebab kerusakan lingkungan. Dwi mencontohkan bahwa akibat dari sampah yang dibuang sembarangan, penggundulan hutan, serta pemotongan hewan yang semuanya berujung pada rusaknya lingkungan.

“Apakah ada cara untuk menyelamatkan bumi?” Dwi melempar pertanyaan kepada anak Tzu Shao yang hadir.

“Ada,” jawab anak-anak Tzu Shao serentak. Kemudian Dwi mengajak anak-anak Tzu Shao bertepuk tangan. “Nah, caranya adalah menggunakan kedua tangan yang bertepuk tangan tadi untuk melakukkan kebajikan dengan cara daur ulang. Ini cara terbaik untuk menyelamatkan bumi,” jelas Dwi. Dwi juga mengajak anak-anak Tzu Shao untuk bervegetaris demi meyelamatkan bumi.

Kelas Budi Pekerti

Relawan Tzu Chi memaparkan mengenai barang-barang yang bisa dan tidak didaur ulang.

Relawan lain, Ruxin melanjutkan kelas dengan membawakan materi mengenai pemilahan sampah daur ulang. Ruxin menjelaskan mengenai barang-barang apa saja yang dapat didaur ulang.

Listiana, salah satu Tzu Shao yang mengikuti kelas hari itu bertekad untuk ikut melakukan pelestarian lingkungan. “Saya punya keinginan untuk mengumpulkan botol-botol bekas dirumah untuk saya danakan ke depo daur ulang,” ujarnya.

Pada hari itu, juga terdapat tiga anak yang baru saja dilantik menjadi Tzu Shao. Salah satunya adalah Budi Santo yang baru tiga bulan mengikuti kegiatan Tzu Chi. “Saya merasa ada perubahan dalam diri saya. Dulu, saya sering melawan orang tua, sekarang sudah tidak lagi, saya ikut Tzu Chi karena ingin membantu orang lain yang membutuhkan,” pungkasnya.


Artikel Terkait

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -