Selangkah Menyambut Doa Jutaan Insan

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Pusat), Fotografer : Rianto Budiman (He Qi Pusat)
Sosialisasi Doa Jutaan Insan

Pada Minggu, 26 April 2015, sekitar pukul 1 siang, enam relawan Tzu Chi menggelar sosialisasi dan latihan perayaan tiga hari besar yang diikuti oleh 28 peserta bertempat di Kantor Sekretariat He Qi Pusat.

Perayaan tiga hari besar yaitu Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia sudah di depan mata. Berbagai persiapan dan sosialisasi telah dilakukan oleh para relawan komunitas untuk menggalang hati masyarakat. Sesuai dengan temanya yaitu Doa Jutaan Insan, setiap komunitas mengunjungi berbagai instansi dan komunitas untuk menggalang benih-benih cinta kasih, mensosialisasikan serta melakukan latihan ritual pemandiaan Rupang Buddha, pradaksina, dan doa.

Kesungguhan para relawan menggalang hati misalnya ditunjukkan oleh Merlina, salah satu relawan komunitas He Qi Pusat. Hingga menjelang akhir Maret 2015, Merlina telah menggalang benih cinta kasih di berbagai instansi pendidikan. Sebut saja Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Sekolah Pelita 1 dan 2, Sekolah Damai, maupun beberapa universitas telah dikunjunginya. Meski terkadang mengalami kendala, Merlina tetap keukeuh menggalang benih cinta kasih dari berbagai lapisan masyarakat untuk mengikuti kegiatan Doa Jutaan Insan.

Tak hanya itu, relawan komunitas He Qi Pusat juga menggelar latihan kegiatan Doa Jutaan Insan yang dilakukan di tiga tempat yaitu di Kantor Sekretariat He Qi Pusat ITC Mangga Dua lantai 6, Depo Pelestarian Lingkungan Bogor dan Vihara Buddhasena Bogor.

Pada Minggu, 26 April 2015, sekitar pukul 1 siang, enam relawan Tzu Chi menggelar sosialisasi dan latihan perayaan tiga hari besar yang diikuti oleh 28 peserta bertempat di Kantor Sekretariat He Qi Pusat. Relawan komunitas He Qi Pusat memang rutin mengadakan sosialisasi dan latihan perayaan tiga hari besar setiap Sabtu dan Minggu. Pemilihan kedua hari ini agar para peserta yang bekerja juga dapat ikut berpartisipasi. Mayoritas peserta yang mengikuti latihan sudah pernah mengikuti perayaan tiga hari besar di Tzu Chi pada tahun-tahun sebelumnya. Mereka juga nampak antusias mengikuti kegiatan pada tahun ini.

Sosialisasi Doa Jutaan Insan

Ou Yang Haison (tiga dari kanan) antusias mengikuti kegiatan sosialisasi dan latihan perayaan tiga hari besar Tzu Chi. Keterbatasan berbahasa Indonesia tidak menghambatnya untuk ikut berpartisipasi.

Salah satunya adalah Ou Yang Haison (30), yang berasal dari He Nan, Tiongkok. Haison mengaku dia terkesan setelah mengikuti perayaan tiga hari besar Tzu Chi sehingga bertekad untuk mengikuti kembali perayaan tersebut pada tahun ini. Baginya, perayaan tiga hari besar di Tzu Chi terasa berbeda bila dibandingkan dengan ritual waisak di wihara.

Hal yang sama juga dirasakan oleh peserta lain, Soo Young (37). Dia menuturkan, “Sesuai dengan tema ritual ini, kita perlu berdoa agar masyarakat bebas dari damai, tenteram, dan bebas dari bencana. Salah satu teman bercerita bahwa Tzu Chi akan mengadakan waisak di PIK (Pantai Indah Kapuk-red) dan mengundang lebih kurang 7000 orang, kira-kira mau ikut tidak. Karena ada waktu dan banyak teman wihara pada mau ikut, maka saya tidak ragu untuk ikut. Akhirnya terkumpul 10 orang.”

Sosialisasi Doa Jutaan Insan

Sesi latihan pradaksina dilakukan oleh para peserta dengan khidmat.

Kesan mendalam tak hanya dirasakan oleh para peserta melainkan juga oleh insan Tzu Chi. Salah satunya adalah Winny (46) yang mengatakan bahwa kegiatan ini memberikan sebuah ketenangan baginya. “Ada panggilan hati yang didukung oleh keinginan untuk berpartisipasi sebagai insan Tzu Chi. Keinginan merasakan setiap detik momen waisak Tzu Chi itu seperti apa adalah motivasi saya ikut dalam ritual tiga hari besar Tzu Chi. Dan juga setiap mengikuti latihan prosesi waisak ini seperti ada perasaan tersentuh, terharu, dan hati yang damai,” pungkasnya.

Kumpulan doa dari jutaan insan untuk mencapai misi tersebut dan juga merupakan bagian dari visi-misi Tzu Chi. Harapan terbesar dari setiap peserta yang ikut di setiap latihan ini adalah dapat menjadi awal terciptanya  masyarakat yang aman, damai dan sejahtera, serta dunia yang bebas dari segala bencana.


Artikel Terkait

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -