Semangat Ajaran Jing Si
Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)Livia Shijie berbagi kisah mengenai semangat Jing Si bagi insan Tzu Chi. |
| ||
Demikianlah lantunan Lagu Du Jing Si Yu yang terdengar merdu di Jing Si Books & Café, Mall Kelapa gading 2, Jakarta pada tanggal 17 februari 2012 lalu. Semangat belajar dari 24 orang peserta acara bedah buku ini luar biasa. Pembicara pada bedah buku kali ini adalah Livia Shijie, wakil ketua He Qi Utara yang mengambil topik bahasan tentang Jing Si. “Apa arti kata Jing Si?” demikian Livia Shijie mulai membuka acara. “Jing Si secara harafiah berarti Merenung. Jing Si adalah nama samaran Master Cheng Yen pada saat meninggalkan rumahnya sebelum ditasbihkan sebagai Bhiksuni. Saat seseorang menyebutkan Jing Si identik dengan Master Cheng Yen, seorang yang penuh kebijaksanaan dan welas asih yang tinggi. Menurut Livia Shijie, Jing dalam guratan kata mandarin berarti di dunia ini tidak ada yang perlu diperebutkan atau diperdebatkan dan Si dalam huruf mandarin memiliki makna ladang berkah diolah dengan sepenuh hati. Master Cheng Yen pertama kali mendirikan Yayasan Tzu Chi di Hualien pada tgl 14 mei 1966 di Vihara Pu Ming dengan berdasarkan landasan uama berwujud Cinta kasih Universal (Da Ai). Tzu Chi kini telah hadir di lebih dari 54 negara di 5 benua di dunia, sebab Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain. Adapun Ajaran Jing Si, giat mempraktikkan jalan kebenaran dan semangat ajaran Jing Si adalah cinta kasih murni tidak tercemar. Hal terpenting dari ajaran Jing si yaitu membina diri dari para relawan Tzu Chi dengan melakukan pelatihan diri kedalam untuk membina 4 hal utama: Ketulusan, Kebenaran, Keyakinan, dan Kejujuran dengan mencanangkan 4 resep Tzu Chi berupa: Berpuas diri, Bersyukur, Saling pengertian dan Bertanggung jawab. Selain mempraktikkan hal tersebut dalam melakukan kegiatan-kegiatan Tzu chi, hendaknya kita senantiasa dapat menularkan 4 semangat: He Xin (bersatu hati), He Qi (harmonis), Hu Ai (saling mengasihi) dan Xie Lie (gotong royong).
Keterangan :
Di dalam penayangan video ceramah Master Cheng Yen secara singkat, Beliau menghimbau agar setiap orang hendaknya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dengan banyak berbuat kebajikan, mengingat kehidupan ini tidak kekal (sementara). Jadi, Kehidupan tidak akan berlalu sia-sia bila kita menggenggam dan memanfaatkan waktu dan ruang dengan baik, serta menghargai hubungan antar manusia. Mempraktikkan secara nyata dalam bersumbangsih dengan menolong dengan tanpa pamrih. Berdana sebagai bentuk sumbangsih bukan hanya dapat dilakukan secara materi (uang, barang), namun juga dapat dilakukan dengan secara pikiran dan tenaga. Selain itu, perlu diingat juga bahwa berdana dengan suka cita dan ikhlas akan mendatangkan pahala, sedangkan berdana dengan pamrih tidak akan mendatangkan pahala. Master Cheng Yen seorang yang selalu menjadi panutan teladan kita. Master selalu berprinsip satu hari tidak kerja, satu hari tidak makan. Bahkan angpao yang belum lama ini diberikan oleh Master kepada para relawan dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2011 lalu berasal dari royalti penjualan buku, CD, DVD, hingga produk makanan Jing Si. Jingsi Books & Café yang berdiri kuat sebagai sandaran dari Tzu Chi kini telah ada lebih dari 40 Jingsi Books & café di seluruh dunia. Di wilayah Jakarta sendiri sudah berdiri empat buah Jingsi Books & Café yaitu di Pluit, Kelapa Gading, Blok M dan sebentar lagi Jingsi Books & Café Pantai Indah Kapuk juga akan mulai beroperasi. Tujuan didirikannnya adalah sebagai tempat interaksi sosial antar para relawan Tzu Chi (membaca buku, sharing, meeting, dan sebagainya) dan juga untuk mencari relawan baru dan menggalang donatur baru agar dapat turut bersumbangsih memupuk kebajikan di Jalan Bodhisatwa. Dalam ajaran Jalan Bodhisatwa, setiap orang adalah sebuah sutra hidup. Jadi bukan hanya melalui Dharma yang tertulis, kita belajar tetapi juga dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Belajar hendaknya sepanjang masa, sebab semakin kita belajar maka kita akan tersadarkan betapa sedikitnya yang baru kita ketahui. Kita harus dapat menangkap setiap kesempatan untuk berbuat kebajikan, sebab kesempatan yang terlepas tidak akan pernah kembali. Menyikapi diri dengan tanpa ragu untuk tetap melakukan hal-hal yang benar sekalipun banyak hambatan menghadang, sebab setiap ada tekad pasti ada kekuatan untuk menjalankannya. Semakin banyak melakukan jalan-jalan kebenaran maka semakin tumbuh jiwa kebijaksanaan kita. Kehidupan akan berakhir tetapi kemilau cahaya kebijaksanaan akan terus mengikuti kita ke dalam kehidupan berikutnya. Tetap semangat! | |||
Artikel Terkait
Mengedepankan Cinta Kasih dalam Pendidikan
10 Januari 2020 Dalam menyambut tahun baru, 320 guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia ikut serta dalam pelatihan budaya humanis pada 6 Januari 2020 di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk.Membantu Siswandi, Nafiah, dan Kartiwi untuk Melihat Kembali Terangnya Dunia
13 Februari 2023Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 4 membantu 3 warga Desa Sukamandang dan Pondok 1 Katayang untuk menjalani operasi katarak dan pterygium.
Kebahagiaan Bersama Anak PAUD Hati Kudus
23 Agustus 2016Tzu Chi mengunjungi PAUD Hati Kudus untuk berinterkasi langsung dan menghibur mereka. Dalam kunjungan ini, relawan mengenalkan budaya humanis Tzu Chi cara memegang mangkuk.