Semangat Cecil yang Tulus Menjalani Hidup Bersama Sang Buah Hati

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari, Videografer: Clarissa R.

Adalah suatu kebahagiaan bagi relawan apabila melihat para penerima bantuan bisa menularkan semangatnya kepada sesama, terlebih kepada keluarganya. Itulah yang dirasakan Rita Malia Widjaja, relawan Tzu Chi He Qi Tangerang ketika mengunjungi Cecilia (36), Selasa 23 Februari 2021 di rumah kontrakkannya di daerah Periuk, Tangerang.

Cecilia menderita polio sejak bayi sehingga tulang kaki serta tangannya tidak tumbuh sempurna dan lemah. Untuk memperoleh kesembuhan, berbagai cara pernah orang tuanya lakukan. Namun begitu, ia mengaku sudah sangat lelah dalam menjalani pengobatan. Ia juga pernah berkata pada sang mama bahwa seluruh pengobatan itu hanya menghabiskan uang saja.


Rita Malia Widjaja, relawan He Qi Tangerang membantu Cecilia berjalan keluar dari kamarnya. Selasa 23 Februari 2021, relawan mengunjungi Cecil untuk memberikan bingkisan sembako dan bersilaturahmi.

“Pernah diminta untuk meminum minyak sayur sebotol, lalu berjemur siang-siang di lapangan di Bulakan daerah Bekasi. Saat itu juga digendong-gendong naik bis. Saya bilang, ‘Saya capek, Ma. Saya pasrah’,” kata Cecil mengingat berbagai usaha yang dilakukan orang tuanya agar ia bisa sembuh.

“Saya sempat pengen teriak tapi untuk apa, itu hanya membuat – kata orang kalau kita tidak menerima apa  yang sekarang kita jalani, itu berarti hanya menambah penyakit, menambah pikiran. Saya nggak mau itu, apalagi sekarang saya punya anak. Saya pengen anak saya bisa sukses jadi saya pengen bisa menjadi contoh baik buat dia,” lanjut ibu satu anak itu.

Mendampingi Bagai Keluarga


Rita Malia Widjaja memberikan bukti donasi kepada Cecilia. Setiap bulannya, Cecil bersama Christine menyisihkan uang mereka untuk didonasikan bagi orang yang juga membutuhkan melalui Tzu Chi.

Dalam kondisi polio, Cecil dianugerahi seorang keturunan, anak perempuan cantik yang kini sudah berusia enam tahun. Sayangnya ayah dari sang jabang bayi malah meninggalkannya hingga membuat Cecil harus menjadi orang tua tunggal sejak Cristine Angel (putrinya) lahir. Bersyukur ia bertemu dengan para relawan Tzu Chi.

“Awalnya, mama dari Cecil yang meminta bantuan biaya hidup, tapi setelah kami survei ternyata ada Cecil yang dalam kondisi hamil. Saat itu relawan sangat prihatin melihat kondisi Cecil karena dalam sakitnya, dia juga hamil dan tidak ada keluarga yang saat itu membantu,” tutur Rita Malia Widjaja, relawan He Qi Tangerang yang mendampingi Cecil.

Melalui proses permohonan bantuan tersebut, relawan kemudian memutuskan untuk memberikan bantuan pada Cecil usai menjalani persalinan, yakni berupa susu dan popok.

Dalam keterbatasan itu, Cecil mencoba bertahan dan merawat Cristine. Cecil yakin Cristine merupakan perpanjangan dari tangan Tuhan untuk menjadi pelita hati dan kekuatannya. Dibantu oleh sang mama dan kakaknya, Cecil mengurus semua kebutuhan Cristine hingga kini tumbuh menjadi anak yang ceria. Relawan juga kerap datang mengunjungi mereka mengingat kontrakan Cecil begitu dekat dengan rumah relawan.

“Saya sih anggap Cecil sebagai adik sendiri kalau boleh dibilang. Kalau ada lebih makanan, suka bawa ke sini. Kebetulan rumah juga dekat, jadi sebisa saya aja,” kata Rita.


Walaupun dalam kondisi terbatas, Cecilia kerap membantu anaknya belajar menulis di rumah.

Kini, beberapa waktu setelah Cristine tidak lagi mengonsumsi susu dan menggunakan popok, bantuan juga dialihkan menjadi bantuan biaya hidup bulanan.

“Saya bersyukur kepada Shigu (panggilan kepada relawan yang lebih tua) Rita, kepada yayasan (Tzu Chi) yang telah membantu sejak saya hamil sampai sekarang. Saya berterima kasih, saya tidak tahu bagaimana membalasnya tapi saya berdoa, Tuhan biarlah Engkau yang membalas budi baik mereka, karena apa yang mereka berikan semua sangat berarti dan saya tidak bisa membalasnya,” ungkap Cecil lirih.

Ingin Ikut Memberi
Melalui bantuan demi bantuan yang keluarganya dapatkan, Cecil tidak begitu saja menerima namun juga ingin bisa ikut bersumbangsih. Selama ada yang bisa ia berikan, Cecil ingin menjadi manfaat bagi orang lain. Ia juga menularkan kebiasaan baik tersebut kepada anaknya.

“(Mengisi) celengan dari Shigu Rita, dari yayasan, terus kadang kalau ada orang minta-minta di jalanan, saya suka bilang ke dia, ‘Dek itu ada yang minta di jalanan, kasih Dek.’ Saya kasih dia kesempatan untuk memberi, supaya belajar. Karena saya selalu bilang, hidup Cristine itu diberi sama orang banyak, jadi kalau besar Cristine jangan jadi sombong dan bisa membantu banyak orang juga,” ungkap Cecil.


Di tengah kekalutan dan kekurangan yang mereka alami, Cecilia tetap ingin mengajarkan kebiasaan yang sangat baik untuk anaknya, yakni berbagi melalui celengan.

Hal itu membuat Rita salut. Di tengah kekalutan dan kekurangan yang mereka alami, ternyata Cecil tetap ingin mengajarkan kebiasaan yang sangat baik untuk anaknya.

“Jadi Cecil ini, gan en hu kita yang memang dia menerima tapi dia tidak mau hanya sekadar menerima. Dia juga menyisihkan untuk amal, jadi hatinya masih terbuka. Tangan masih ke arah ke atas tapi juga tetap mau memberi. Saya salut kepada Cecil, dia masih mau melakukan itu dan menularkannya kepada anaknya,” tutur Rita memuji.

Dengan segala kebiasaan yang baik, Rita berharap kehidupan Cecil bersama Cristine ke depan akan bisa lebih baik lagi. “Minimal bisa lebih baik lagi dalam hal perekonomian dan kesehatan. Untuk Cecil, jangan patah semangat. Memang kadang-kadang susah, tapi percayalah bahwa Tuhan pasti sayang sama kita walaupun orang tua sudah nggak ada. Tetaplah kuat,” pungkas Rita memberikan semangat.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Berbagi Semangat Hidup Menjelang Imlek

Berbagi Semangat Hidup Menjelang Imlek

28 Januari 2019

Dalam waktu singkat, relawan dengan sigap bergegas untuk membersihkan rumah tinggal Siauw Siswanto. Siauw Siswanto digendong keluar rumah, didudukkan ke atas kursi roda untuk kemudian dibersihkan dan dimandikan.

Kepedulian dan Semangat Welas Asih di Kota Baru Kalimantan Selatan

Kepedulian dan Semangat Welas Asih di Kota Baru Kalimantan Selatan

29 Oktober 2014 Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas melakukan kunjungan kasih ke sebuah Sekolah Dasar Negeri Luar Biasa yang berada di Kota Baru, Kalimantan Selatan.
Tumpuan dan Harapan Inah

Tumpuan dan Harapan Inah

12 November 2020

Tak banyak yang bisa dilakukan Inah (54), warga Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat selama sebelas tahun ini. Inah mengalami stroke yang menyebabkan kakinya lumpuh. “Sejak ada bantuan, Alhamdulillah saya bisa pakai pampers (diapers) setiap hari. Dulu beli pampers juga nggak kebeli sama anak saya. Saya berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena sudah dibantu selama ini,” ujarnya.

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -