Semangat Celengan Bambu, Menjaga Cinta Kasih Tetap Tumbuh
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
Kuntjoro Rendra, Corp HR Dir ASG, sekaligus Ketua Koordinator ASG Berbagi bercerita pengalamannya mengisi celengan bambu. Ia mengingatkan seluruh karyawan untuk terus bersama berbagi cinta kasih.
Hari Sabtu pagi Kuntjoro Rendra, Corp HR Dir ASG, sekaligus Ketua Koordinator ASG Berbagi (Program donasi melalui celengan bambu Tzu Chi di Agung Sedayu Grup) cukup sibuk. Bukan karena masalah pekerjaan, namun karena ia lupa mengisi celengan bambunya. Celengan bertuliskan Dana Kecil Amal Besar itu masih sedikit terisi.
Sabtu itu, 7 April 2018, karyawan ASG mempunyai agenda rutin enam bulanan sekali untuk menuangkan celengan bambu yang bekerja sama dengan Tzu Chi. Karyawan harus membawa celengan masing-masing dan dituangkan secara bersama-sama, seperti kegiatan yang sudah dilakukan delapan kali sebelumnya.
Di hadapan jajaran direksi, staf, dan karyawan, Kuntjoro Rendra bercerita lebih lanjut tentang kisah dirinya, yang menurutnya tidak boleh ditiru oleh siapapun termasuk teman-temannya. “Jadi untuk menukarkan uang dan memenuhi celengan, saya meminta tolong driver saya untuk mampir ke setiap pom bensin, tapi di sana kami ditolak. Mampir ke minimarket tetap ditolak. Katanya uang recehnya untuk kembalian, tidak bisa ditukar,” tuturnya disambut tawa oleh 250 orang yang memenuhi separuh ruang Guo Yi Ting, Lt. 3 Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk Jakarta.
Kuntjoro dan supirnya lalu kembali bergegas. Ia terus berusaha mencari uang receh. Tak habis ide, mereka lalu berusaha mencari bank. Namun karena hari masih pagi, belum ada bank yang buka. “Bagaimana ini? Nggak mungkin dong celengan saya kosong?” tawa riuh kembali menyambut cerita Kuntjoro itu. Ia merasa malu, tapi bagaimana.
Sugianto Kusuma dan seluruh jajaran direksi Agung Sedayu Grup menuangkan celengan bersama-sama.
Sempat pasrah, tapi akhirnya di perjalanan itu ia bertemu dengan “Pak Ogah”. Melihat “Pak Ogah” itu, Kuntjoro merasa lega. Ia sendiri turun dari mobil, datang ke arah “Pak Ogah” dan meminta tolong untuk membantunya mendapatkan uang receh. “Pak Ogah” bersedia membantunya.
“Tapi karena menukar di “Pak Ogah” semua ada biaya. Uang 20 ribu menjadi 25 ribu. Uang 50 ribu, menjadi 55 ribu. Ya ada komisi berapa ribu untuk dia. Tapi tidak apa-apa, ini untuk pelajaran saya,” katanya. Tawa masih bergema begitu Kuntjoro selesai bercerita.
Dari kisahnya sendiri, Kuntjoro menyadari bahwa mewujudkan cinta kasih itu tidak mudah. “Saya masih harus belajar setiap hari, setiap saat, di tengah kesibukan kerja dan di tengah rumitnya pikiran,” tuturnya. Ia pun menyadari bahwa di tengah kehidupan normal, bisa jadi ada cinta kasih yang mungkin terlupakan. Namun jangan sampai selamanya melupakan cinta kasih.
“Karena itu satu pelajaran yang saya peroleh adalah bukan karena isinya celengan penuh, membuat saya tidak malu. Tapi bahwa dengan rutin mengisi celengan, keping demi keping, artinya kita terus mengingat ada cinta kasih yang kita wujudkan setiap harinya,” lanjutnya.
Bersama dengan relawan Tzu Chi, seluruh karyawan Agung Sedayu Grup memeragakan isyarat tangan Satu Keluarga.
Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menuturkan, “Master Cheng Yen menjelaskan kepada murid-muridnya tentang mengapa setiap hari kita harus memasukkan uang ke celengan bambu. Jawabannya sangat singkat. Kalau kita ada niat baik, niat buruk pasti akan berkurang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sugianto Kusuma juga mengajak seluruh tim ASG untuk tetap konsisten menumbuhkkan niat baik dan bersumbangsih pada sesama. “Jadi marilah kita mengajak sebanyak mungkin orang untuk mengurangi niat jahat dan menumbuhkan niat baik melalui cara yang mudah dengan celengan bambu,” imbuh Sugianto Kusuma. Jadi bukan masalah berapa nominalnya, namun bagaimana cinta kasih bisa terbangkitkan setiap harinya dari dalam diri kita.
Putu Deddy, Senior Manager HR sekaligus Koordinator Acara ASG Berbagi sepakat dengan ajakan Kuntjoro Rendra juga Sugianto Kusuma. Pihaknya selalu berusaha untuk mengingatkan seluruh tim ASG melalui masing-masing bagian sehingga mereka tetap semangat bersumbangsih, mengingat kegiatan tersebut dilakukan per enam bulan sekali. “Apabila tidak ada pelaksanaan selama beberapa bulan, kami biasanya sebarkan informasi melalui email, majalah, juga tempelkan di majalah dinding. Selain itu kami membagikan informasi dan kisah tentang siapa sih yang sudah dibantu, ada foto-fotonya. Jadi bantuan yang disalurkan kita informasikan juga. Dari situ teman-teman selalu konsisten membantu,” jelas Putu di penuangan celengan bambu ke-9 oleh ASG.
1.
Kuntjoro
Rendra, Corp HR Dir ASG, sekaligus Ketua Koordinator ASG Berbagi bercerita
pengalamannya mengisi celengan bambu. Ia mengingatkan seluruh karyawan untuk
terus bersama berbagi cinta kasih.
Artikel Terkait
Dana Kecil Amal Besar dari Kalimantan Timur
05 Oktober 2016Relawan Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Kalimantan Timur 1 mengadakan penuangan celengan yang bekerjsama dengan para Dharmawanita. Kegiatan penuangan celengan yang ke-5 ini diadakan pada tanggal 19 September 2016 di kebun Pantunmas, Kalimantan Timur.
Membangun Kebiasaan Bersumbangsih
03 Januari 2017PT. Aplus Pacific yang turut bersumbangsih dalam celengan bambu bagi para karyawannya melakukan pengumpulan koin cinta kasih di tiga lokasi. Dalam kegiatan ini diikuti ratusan karyawan setiap cabangnya, salah satunya Aplus cabang Kapuk yang mengadakan pengumpulan pada tanggal 29 Desember 2016.
Menuang Berkah
09 November 2016Relawan Tanjung Balai Karimun mengadakan penuangan celengan secara door to door ke rumah warga yang memiliki celengan bambu Tzu Chi di Baran (Enam Bersaudara), Tanjung Balai Karimun pada 5 November 2016.