Semangat Cinta Kasih untuk Palu dan Lombok

Jurnalis : Lisda (He Qi Utara 2) , Fotografer : Dokumentasi Hu Ai Angke


Sejak tanggal 26 Oktober 2018, selama tiga hari berturut-turut relawan Tzu Chi Hu Ai Angke melakukan penggalangan dana  untuk  membantu pembangunan 3.000 rumah bagi korban bencana di Palu  dan Lombok. 

Semangat cinta kasih relawan Tzu Chi selalu ada dan tidak pernah pandam. Sejak tanggal 26 Oktober 2018, relawan Tzu Chi di He Qi Utara 2 tepatnya di Hu Ai Angke memulai penggalangan dana pembangunan 3.000 rumah untuk Palu dan Lombok. Di Hari pertama, yakni hari Jumat pukul 18.30 WIB, selepas relawan beraktivitas dari tempat kerja, tanpa mengenal rasa lelah relawan langsung  menuju swalayan Hari Hari yang terletak di Duta Harapan Indah, Jakarta Utara. 

Hingga usai pukul 21.30 WIB, relawan dengan penuh sukacita  mengetuk hati para pengunjung swalayan untuk mau berbagi pada  sesama yang tertimpa bencana. Di hari kedua, tanpa menyiakan waktu di akhir pekan, relawan menggalang dana dari pagi hingga  malam hari. Lokasi pertama di Pasar Teluk Gong, kemudian dilanjutkan kembali di swalayan Hari Hari dengan dua shift yakni pukul 13.00-17.00 WIB dan pukul 17.00–22.00 WIB.

Di Hari ketiga, Minggu pagi 28 Oktober 2018 setelah semalam diguyur hujan deras yang membuat genangan air di mana-mana,  relawan tetap bersemangat melangkah kakinya menuju tempat  breafing di depan Domino‘s Pizza, Pasar Teluk Gong. Pada penggalangan dana ini, Efi selaku koordinator sudah  menyiapkan  beberapa kotak  dana dan poster pembangunan 3.000  rumah  dengan  latar foto relawan komite Tzu Chi bersama anak-anak korban gempa.

Ada 30 relawan yang hadir  membentuk delapan tim. Setiap tim menggalang dana di tempat berbeda, ada yang menyusuri   sepanjang jalan pertokoan, ada yang menyusuri pedagang di luar dan di dalam pasar, ada juga tim yang hanya berdiri di tempat   menyapa lalu-lalang para pengunjung pasar untuk mau memberikan sedikit  rezekinya  untuk warga korban gempa di Lombok dan Palu.   


Lukman, pedagang mie instan rebus kala turut bersumbangsih.


Putri kembar Muna turut memasukkan uang ke kotak dana Tzu Chi.

Di Salah satu kedai, ada Lukman seorang pedagang muda yang  menjual mie instan rebus. “Pak, saya mau menyumbang buat korban bencana,” katanya ketika melihat poster yang dibawa relawan.   Walau pagi itu belum ada pembeli yang datang dan laci uang belum terisi, ia langsung mengeluarkan dompet dari saku celananya. “Saya melihat berita di TV, kasihan mereka sudah tertimpa bencana gempa ditambah susulan tsunami lagi,” katanya.

Lukman mengaku tidak mempunyai teman maupun sanak saudara di sana, tapi ia merasa setiap orang harus peduli pada sesama. Ia  pun berharap dan berdoa agar mereka yang tertimpa bencana   diberi ketabahan dan dapat bangkit kembali. Melihat ketulusan  hati Lukman, relawan pun mendoakan usahanya lancar. “Semoga  hari ini dagangannya laris manis, usahanya lancar dan sehat  selalu menyertai Mas Lukman dan keluarga,” kata Liwan, sambil  beranjali dan melanjutkan perjalanan ke tempat lain.

Di dalam pasar, Muna bersama putri kembarnya Sella dan Selli (6) sedang membeli kue pancong kelapa. Sambil menunggu kue matang dipanggang, mereka duduk santai di bangku yang disediakan abang penjual gerobak. Hanya berseberangan dua meter dengan relawan penggalangan dana, Muna pun spontan memberitahu putri kembarnya. “Itu Tzu Chi,” katanya.

Melihat relawan Tzu Chi yang berdiri rapi memegang kotak dana  dan poster 3.000 rumah untuk Palu dan Lombok, ia pun langsung  memberi lembaran  uang  kepada  putrinya untuk dimasukkan ke kotak dana. Melalui ini Muna sudah mengajarkan sejak dini kepada  anaknya yang masih kecil untuk mau berbagi kepada orang lain.

“Sebagai manusia kita harus saling tolong menolong. Semoga  tidak ada bencana lagi dan mereka cepat menghuni rumah yang  baru,” kata Muna sambil tersenyum pada relawan.


Relawan menggalang hati setiap orang untuk mau berbagi pada sesama yang tertimpa bencana.

Relawan penggalang dana menggalang hati berbagai lapisan masyarakat mulai dari pedagang sayur mayur, pedagang gerobak di jalan, tukang parkir dan lain-lain. Relawan berdoa tulus kepada   mereka dan sekeluarga semoga diberi kesehatan dan  keselamatan. Siang  hari selesai sudah menggalang dana di Pasar Teluk Gong, namun itu bukan akhir kegiatan. Relawan membuat jadwal kembali pada pukul 13.00-17.00 WIB untuk berkumpul dan menggalang dana di swalayan Hari Hari, Duta Harapan Indah. “Jiaayou (semangat),” kata relawan  menyemangati relawan lainnya.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Semangat Cinta Kasih untuk Palu dan Lombok

Semangat Cinta Kasih untuk Palu dan Lombok

31 Oktober 2018
Sejak tanggal 26 Oktober 2018, relawan Tzu Chi di He Qi Utara 2 tepatnya di Hu Ai Angke memulai penggalangan dana pembangunan 3.000 rumah untuk Palu dan Lombok. Di Hari pertama, yakni hari Jumat pukul 18.30 WIB, selepas relawan beraktivitas dari tempat kerja, tanpa mengenal rasa lelah relawan langsung menuju swalayan Hari Hari yang terletak di Duta Harapan Indah, Jakarta Utara.  
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -