Sebelum berangkat menuju lokasi kunjungan kasih, para relawan berkumpul terlebih dahulu untuk mendengarkan pengarahan dari Koordinator Bidang Amal.
Relawan Tzu Chi Pekanbaru mengadakan kunjungan kasih ke beberapa penerima bantuan pada Minggu, 28 Juli 2024. Sebelum berangkat menuju lokasi kunjungan kasih, 12 tim relawan berkumpul terlebih dahulu untuk mendapat pengarahan dari Koordinator Bidang Amal.
Salah satu kelompok yang terdiri dari tujuh relawan, yakni: Indra, Beng Ruberto, Tommy, Hendrik Wilson, Lili Huang, Kamina, dan Lina. Penerima bantuan yang dikunjungi adalah Elrose Yeni (61 tahun), warga kelurahan Labu Baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru.
Dengan terseok-seok Elrose Yeni mendorong kursi sebagai penopangnya untuk berjalan membukakan pintu untuk relawan. Walaupun agak susah, namun Elrose menyambut kedatangan relawan dengan wajah yang gembira.
Walau berjalan dengan bantuan kursi, Elrose tetap semangat dan rajin membersihkan rumahnya. Walau tinggal sendiri, rumahnya sangat bersih.
Elrose adalah penderita stroke dan tinggal seorang diri. Dalam kondisi yang kurang leluasa bergerak ia tetap rajin membersihkan rumah. Dulunya ia adalah seorang disainer konveksi di Jakarta. Pada tahun 2008 ia terkena stroke, kaki dan tangannya tak bisa digerakkan. Oleh Pimpinan tempat kerjanya, ia dibawa opname ke rumah sakit dan dokter menyarankan operasi, tetapi keluarga yang tinggal di luar kota menjemputnya dan dibawa ke Bukittinggi untuk menjalani pengobatan. Akhirnya kondisi Elrose berangsur membaik hingga tangan dan kakinya mulai bisa digerakkan dan beraktivitas seperti biasa.
Setelah itu Elrose pindah ke Pekanbaru dan memulai pekerjaan baru, menjahit baju. Suatu hari di tahun 2021 saat sedang menjahit, kaki Elrose tiba-tiba kram dan oleh temannya langsung di bawa ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan, Elrose terkena serangan stroke kedua. Saat itu ia kembali merasa terpuruk.
Elrose sangat bersukacita mendapatkan kunjungan dari para relawan Tzu Chi.
Jalinan jodoh Ibu Elrose dengan Tzu Chi adalah saat ia bertanya kepada temannya, dimana tempat membeli obat tradisional. Temannya yang tinggal di Jakarta ini menyarankannya untuk minta bantuan ke Tzu Chi Pekanbaru. Elrose tidak berani karena awalnya merasa Tzu Chi hanya membantu orang yang beragama Buddha saja. Karena sudah sangat membutuhkan akhirnya satu tahun ke depan, Elrose menepis pemikirannya itu dan pada Desember 2022 memberanikan diri memohon bantuan ke Tzu Chi Pekanbaru.
Setelah melalui proses survei dan rapat akhirnya Tzu Chi memberikan bantuan sembako dan transportasi untuk terapi sebanyak dua kali seminggu. Dalam kondisi sakit itu, ia tetap semangat dan mandiri menjalani pengobatan dengan naik ojek online seorang diri.
Selesai kunjungan kasih relawan kembali berkumpul untuk berbagi kesan dan pelajaran yang didapat dari kunjungan kasih.
"Selama 2 tahun dibantu Tzu Chi, saya merasa sangat tertolong dan hati saya senang. Jika tak ada pertolongan dari Tzu Chi, entah bagaimana hidup saya, jalan tak bisa, saya butuh obat dan butuh berobat. Jadi saya benar-benar merasa sangat terbantu sekali dan sangat berterima kasih pada Tzu Chi dan juga berterima kasih pada Bu Lili Huang yang sering datang menjenguknya bersama teman relawan lainnya," ucap Elrose.
"Saya yakin saya bisa sehat kembali dan saya menyerahkan pada Tuhan. Jika saya bisa sembuh, saya mau bergabung dengan relawan Tzu Chi berbuat kebajikan dan harapan saya semoga Tzu Chi bisa membantu orang susah seperti saya karena masih banyak lagi orang yang susah. Terima kasih banyak karena mau datang mengunjungi saya, semoga semua relawan diberkati sehat dan panjang umur,” lanjut Elrose.
Relawan Beng Ruberto berbagi kisah dari kunjungan ke rumah Elrose. Kunjungan ini membuat ia harus lebih menghargai berkah seperti tubuh yang sehat harus dimanfaatkan.
Semangat Elrose ini dirasakan sangat luar biasa oleh relawan. Ia sangat menghargai kehidupannya dan mau berobat untuk kesembuhannya, inilah yang bisa dijadikan inspirasi. Seperti yang dirasakan oleh salah seorang relawan, Beng Ruberto yang melihat walau Elrose sakit, tapi tetap semangat berobat dan menjaga kebersihan rumahnya dengan baik. Kunjungan ini mengingatkan ia untuk lebih menyadari berkah, menghargai berkah, dan untuk menciptakan berkah kembali. “Jadi kita melalui penderitaan yang kita lihat, kita bisa bersyukur, menghargai, menciptakan berkah,” ungkap Beng Ruberto.
Editor: Metta Wulandari