DAAI TV kembali bekerja sama dengan PMI DKI Jakarta menggelar donor darah yang dikuti oleh para staf Badan Misi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di area Tzu Chi Center, PIK, Rabu 10 November 2021.
Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memaknai serta meneladani jasa besar para pahlawan yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. Di Hari Pahlawan yang diperingati pada 10 November ini, para staf Badan Misi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di area Tzu Chi Center PIK mendonorkan darahnya, pada kegiatan donor darah yang digelar oleh DAAI TV Indonesia.
Lalu semangat apa sih yang hendak dimunculkan dan menjadi spirit pada kegiatan donor darah yang berlangsung pada Hari Pahlawan ini?
“Semangat berkorban dan berbagi. Dahulu para pahlawan berkorban dengan jiwa dan raga. Nah di zaman modern ini, darah juga merupakan hal yang penting, sama halnya dengan nyawa. Yang kekurangan darah juga bisa terancam kehilangan nyawa, terutama bagi yang sangat membutuhkan. Jadi kita juga bisa berjuang, salah satunya melalui donor darah ini,” tutur Maria Imakulata, koordinator donor darah kali ini.
Karena masih dalam masa pandemi Covid-19, Maria pun membagi peserta dalam lima sesi agar tak terjadi kerumunan. Per-sesinya diikuti oleh 20 orang. Meski banyak sekali para staf Badan Misi yang antusias mendaftar, Maria dan timnya mau tak mau mesti membatasi peserta donor darah kali ini, maksimal 100 peserta. Sekali lagi, demi mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi.
Maria Imakulata, koordinator donor darah kali ini juga menyiapkan suvenir bagi para peserta. Ada bubur kacang hijau, buah, DAAI MI, serta voucher dari Bleum Coffee dan Imperial Tables.
Citra Lestari, dari tim program @Jakarta dan Kumpul Keluarga di DAAI TV sudah tujuh kali ini mendonorkan darahnya. Donor darah di Hari Pahlawan ini pun punya makna tersendiri baginya.
“Mungkin karena dari saya-nya sendiri, yang mana enggak banyak yang bisa saya lakukan untuk negara, jadi setidaknya hal-hal kecil seperti donor darah ini yang bisa membantu banyak orang. Dan selagi kita bisa kenapa enggak kita lakukan? Dan kapan saja sih sebenarnya, tak hanya di hari ini saja,” kata Citra.
Citra sendiri selalu bersemangat jika ada kesempatan donor darah. Dulu, ketika masih menjadi reporter, ia pernah ditugaskan untuk meliput sebuah komunitas donor darah. Di situlah ia diberi tahu bahwa ternyata dari satu kantong darah yang kita sumbangkan, bisa menyelamatkan sekitar tiga orang.
“Jadi dari situ saya tertarik banget, kalau misalnya ada kegiatan donor darah itu pengen banget ikut,” sambungnya.
Citra Lestari sangat senang dan lega usai mendonorkan darahnya.
Sementara itu, Grace Juniarti telah bekerja di Tzu Chi Hospital PIK selama satu tahun di bagian Super User untuk dokter. Pertama kali mengikuti donor darah yang digelar DAAI TV, Grace sungguh terkesan. Dari awal masuk, baik dari sistem pendaftaran sampai cek hemoglobin, cek tensi darah, hingga saat donor darah, semuanya tertata rapi.
“Saya sebelumnya memang sudah rutin donor darah, tapi memang sejak pandemi Covid-19 tidak berani. Padahal kegiatan ini bagus dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk orang yang membutuhkan darah. Karena selama pandemi saya tidak mendonorkan darah, jadi pelan-pelan saya mulai lagi untuk donor darah lagi,” ujar Grace.
Bagi Grace yang telah mendonorkan darahnya sebanyak 10 kali ini, donor darah adalah tindakan yang sungguh mulia.
“Jadi kita tidak hanya donor darah untuk kita sendiri, yakni untuk kesehatan, tapi juga untuk orang lain. Kita bisa berbagi darah kita kepada orang lain yang membutuhkan. Dan menurut saya itu adalah salah satu tindakan pahlawan yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Grace Juniarti dari Tzu Chi Hospital PIK, terkesan dengan tim DAAI TV yang mengatur alur donor darah dengan begitu rapi.
Kebahagiaan usai mendonorkan darah dirasakan Sunita Padvani, guru IPA di Tzu Chi School. Tak tanggung-tanggung, Sunita sudah lebih dari 35 kali mendonorkan darahnya.
“Karena saya bekerja di Tzu Chi School (bagian dari Badan Misi Tzu Chi) saya sangat senang ada kegiatan donor darah di sini. Saya benar-benar mau ambil kesempatan apalagi ini humanitarian values. Jadi saya sangat senang bisa membantu. Apalagi kami sehat, dan ini sangat penting untuk kemanusiaan,” katanya.
Sunita Padvani (seragam putih), guru IPA di Tzu Chi School yang sudah lebih dari 35 kali donor darah.
Kedua orang tua Sunita adalah warga India, namun Sunita lahir dan tumbuh di Indonesia. Karena itu Sunita sudah sangat familiar dengan makna Hari Pahlawan. Pada donor darah kali ini pun Sunita bisa merasakan hadirnya semangat Hari Pahlawan.
“Saya sangat merasakan (spirit Hari Pahlawan). Apalagi kami tinggal di sini, kami bekerja di sini, di sini lah kita harus ada loyalitas pada ibu pertiwi. Jadi dengan adanya donor darah ini, sangat penting bagi kita untuk peduli, bisa membantu orang yang membutuhkan darah. Karena darah itu adalah kehidupan. Mungkin buat kita sangat kecil, tapi untuk orang yang membutuhkan, ini sangat bermakna,” pungkasnya.
Editor: Arimami Suryo A.