Semangat Hidup Oma Nelly
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Apriyanto, Hadi Pranoto,
|
| ||
Melalui upaya Johny berkeliling rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter ahli tulang, akhirnya Oma Nelly pun dibawa ke RS Fatmawati Jakarta Selatan untuk menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan. Berbagai tes laboratorium dijalani oleh Oma Nelly, mulai dari tes darah sampai paru-paru. Karena kondisinya memungkinkan untuk dioperasi akhirnya tanggal 26 Juni 2009, operasi penggantian mangkuk tulang pinggul Oma Nelly berhasil dilaksanakan. Oma Nelly pun akhirnya kembali bisa berjalan dengan menggunakan alat bantu tongkat. Kedekatan Oma Nelly beserta keluarganya dengan relawan Tzu Chi pun makin erat dengan adanya kunjungan kasih dari relawan Tzu Chi yang rutin mengunjunginya setiap 2 minggu sekali. “Saya senang sekali kalau relawan datang, saya bahagia,” ungkap Oma Nelly, “soalnya bukan apa, saudara (sepupu) banyak, tetapi mereka menjauh. Mungkin khawatir (dimintai bantuan) karena kami sudah tua dan sering sakit-sakitan.” Jatuh yang Kedua Kali
Keterangan :
Johny yang memang sudah mengetahui kondisi kehidupan Oma Nelly dan keluarganya pun segera memberi bantuan pengobatan yang diperlukan. Setelah syarat-syarat pengajuan bantuan pengobatan disetujui maka Oma Nelly pun kemudian dibawa ke RS Fatmawati untuk menjalani operasi mangkuk tulang pinggul. “Bagian belakang tulang saya sudah nggak kuat, jadi kalau jatuh saya jatuh ke belakang,” kata Oma Nelly saat ditemui di ruang perawatan pada tanggal 2 Juli 2011. Oma Nelly sendiri baru selesai menjalani operasi pada tanggal 27 Juni 2011 lalu. Kehidupan Keluarga Oma Nelly Christina, keponakan Nelly yang bekerja sebagai accounting di salah satu perusahaan swasta di Jakarta menjadi tulang punggung keluarga ini: Thomas dan Linawati (orang tua Christina), Oma Nelly, dan Petrus. Terlebih kondisi Petrus yang mengalami gangguan kejiwaan membuat beban keluarga ini semakin berat. Dahulu yang menjadi tulang punggung di keluarga ini adalah ayah Christina, Opa Thomas. Tetapi semenjak ayahnya pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Angkatan Darat pada tahun 1984, kehidupan keluarga hanya bergantung dari uang hasil pensiunan. Lama kelamaan uang hasil pensiun ini tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan seluruh anggota keluarga. Keadaan ini mendorong Oma Linawati untuk berjualan gado-gado di depan rumahnya. Sampai kira-kira di tahun 2007, sebuah kecelakaan menimpa Oma Linawati. Sepulang dari pasar saat hendak menaiki ojek ia terjatuh hingga menyebabkan lengan kanannya patah. Cidera pada lengan kanan membuat Oma Linawati tidak lagi memungkinkan untuk berdagang gado-gado. Sejak itulah Christina menggantikan posisi orangtuanya sebagai tulang punggung keluarga.
Keterangan :
Relawan Tzu Chi di Mata Oma Nelly Bagi Oma Nelly sendiri, kehadiran relawan Tzu Chi di usianya yang senja ini menjadi pemompa semangat dalam dirinya bahwa masih ada orang-orang yang perhatian pada dirinya. Ada satu hal yang berkesan dalam hidup Oma Nelly tentang insan Tzu Chi, dimana pada saat ulang tahunnya di bulan September, tiba-tiba relawan Tzu Chi memberi kejutan manis untuknya. “Tiba-tiba datang relawan, mereka bawa kue, telur dan macam-macam untuk ngerayaain ulang tahun oma,” katanya. Sebuah kejutan bagi Oma Nelly yang tidak pernah merayakan ulang tahun semeriah itu. “Pokoknya terima kasih banyak sama relawan yang sudah begitu perhatian sama oma. Oma mungkin nggak bisa membalas apa-apa, semoga Yang Maha Kuasa yang membalas semua kebaikan kalian (relawan),” kata Oma Nelly haru. | |||
Artikel Terkait

Menyambut Para Bodhisatwa Cilik
21 Agustus 2013 Jumlah murid untuk kelas ini sebanyak 54 orang yang dibagi ke dalam 5 grup. Jumlah murid Xiao Thai Yang ada 38 anak yang dibagi ke dalam 4 group. Sedangkan untuk Tzu Shao Ban ada 64 anak yang dikelompokkan dalam 7 kelompok.
Tak Perlu Bisa Berdiri Sempurna, Mursidi Hanya Ingin Membantu Kakaknya
11 Januari 2021Semangat Mursidi untuk bisa berdiri tegak
seperti semula dan bisa bermanfaat juga berguna bagi keluarga. Tak muluk
keinginannya, hanya ingin bisa membantu sang kakak.
