Semangat Jing Si Living
Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)Pameran yang diselenggakan selama tiga hari ini berhasil menjaring 10 lebih calon relawan baru dan banyak pengunjung membeli produk Jing Si, salah satunya Nasi Instant Jing Si.
“Mendengar nama Jing Si, saya langsung teringat dengan Tzu Chi. Kata tetangga, (Jing Si) lagi ada pameran, jadi saya langsung ajak anak dan cucu untuk tuang celengan bambu yang sudah terisi penuh,” papar oma Lusiana (67) yang tinggal di daerah Pulo gebang, Jakarta. Awal tahun ini, saat berkunjung ke pameran di Kelapa gading, oma beserta teman-teman gereja minta beberapa celengan bambu bagi anggota keluarga. “Kita sangat yakin dengan Tzu Chi, dana yang diberikan pasti digunakan untuk menolong sesama yang hidupnya menderita. Jadi selain kasih persembahan dana di gereja, kita mau secara rutin menyumbangkan dana di celengan bambu ini, ” pungkas oma yang memiliki 3 cucu dengan tersenyum.
Jing Si adalah pilar utama dari Tzu Chi, jadi peranannya sangat penting dan saling mendukung satu sama lain. ‘Jing Si’ adalah nama panggilan Master Cheng Yen sebelum ditahbiskan sebagai seorang Biksuni. Jadi produk Jing Si adalah produk penuh welas asih dan kebijaksanaan dari Master Cheng Yen. Semangat kemandirian hidup Master Cheng Yen yang tidak menerima sumbangan dari siapapun, telah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Prinsip beliau adalah “Sehari tidak bekerja, sehari tidak makan.” Maka melalui toko buku Jing Si, buku-buku karangan Master dijual, dan berbagai produk makanan hasil dari bercocok tanam di Hualien, Taiwan oleh para muridnya juga untuk membiayai hidup mereka. Keteladanan Master Cheng Yen telah diikuti seluruh relawan Tzu Chi di seluruh dunia. Para relawan Tzu Chi secara mandiri, memakai dana mereka sendiri untuk menjalankan misi-misi Tzu Chi yaitu menebarkan cinta kasih universal dan menjalin jodoh baik dengan banyak orang.
Oma Lusiana (dua dari kanan) bersama keluarganya menuangkan celengan bambu yang dimilikinya. Ia juga mengajarkan kepada cucunya untuk menolong sesama melalui celengan bambu Tzu Chi.
Tommy Liu melayani setiap pengunjung yang datang ke stan Jing Si pada pameran yang digelar di mal Kelapa Gading 3, Jakarta.
Semangat Jing Si Living juga ditampilkan oleh para anggota satuan pengamanan (Satpam) dari Sumarecon Kelapa Gading yang turut memeragakan bahasa isyarat tangan ‘Satu keluarga’ dan dapat mendapat apresiasi menarik dari para pengunjung mal. Tangan para satpam yang kekar, dengan luwes bergerak rapi mengikuti alunan merdu lagu. Salah seorang diantaranya Muhammad (23) mengatakan, “Dengan isyarat tangan, kita bisa belajar mempraktikkan budaya humanis Tzu Chi saat bertugas di lapangan, yaitu bersikap ramah kepada para pengunjung.”
Keramahan juga tampak dari Heriana (52), relawan Tzu Chi dari Hu Ai Pluit saat melayani pengunjung yang hadir di stan DAAI TV. Meskipun ibunda tercintanya baru saja meninggal dunia dua minggu lalu, tetapi Asiu demikian panggilan akrabnya, sudah aktif membantu di pameran. “ Kesempatan berbuat baik harus digenggam dengan baik, selagi tubuh masih sehat. Hidup ini tidak kekal, sekarang Mama sudah tiada dan saya juga dapat melimpahkan jasa kebajikan dari semua kegiatan buat Mama. Ini juga salah satu wujud bakti kepada orang tua,” tutur wanita yang hobi membuat kue dan aktif di bagian konsumsi. Pesan Master Cheng Yen, ‘Ada dua hal yang tidak dapat ditunda untuk dilakukan, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan’ dijalaninya dengan penuh kesungguhan hati. “Apapun jika dikerjakan dengan hati, hasilnya pasti bagus,“ kata A Siu yang pernah membuatkan kue ulang tahun Jing Si Pluit tahun lalu.
Pameran Jing Si Living ini telah menginspirasi banyak orang untuk terus berbuat kebajikan di ladang berkah Tzu Chi. Semoga semangat cinta kasih universal akan terus mengalir memenuhi hati semua umat di pelosok negeri ini.
Artikel Terkait
Menjalin Jodoh Baik dan Mempraktikkan Ajaran Jing Si
23 Mei 2014Kata Perenungan Master Cheng Yen diperoleh Alex sangat cocok sekali dengannya: “Gunakan kebijaksanaan untuk menemukan makna sejati dari kehidupan. Gunakan kemauan yang gigih untuk mengatur waktu dalam kehidupan.”
Pameran Misi Tzu Chi: Saatnya Menjadi Relawan
28 September 2015Insan Tzu Chi Pekanbaru kembali mengukir sejarah dengan mengadakan Pameran Misi-Misi Tzu Chi selama dua hari yaitu pada 19 dan 20 September 2015 di Mal Ciputra Seraya. Pameran ini mengangkat tema “Saatnya Menjadi Relawan” merupakan wadah menggalang lebih banyak hati yang peduli dan bersumbangsih bagi sesama.