Semangat Kebersamaan dalam Satu Jalinan Kasih

Jurnalis : Irvan (Tzu Chi Bandung), Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Irvan (Tzu Chi Bandung)
 
foto

Untuk ketujuh kalinya, Tzu Chi membagikan beras cinta kasih di Sukabumi, Jawa Barat.

Hari Minggu, 13 Juli 2008, Tzu Chi kembali mengadakan pembagian beras cinta kasih di Sukabumi, Jawa Barat. Kali ini, kurang lebih 19 ton beras cinta kasih dibagikan kepada 931 warga tak mampu yang tinggal di sekitar Kecamatan Lembursitu. Pembagian beras kali ini terselenggara atas kerjasama yang kompak dari relawan Tzu Chi di Bandung dan Sukabumi, KODIM 0607/Sukabumi, ormas, serta aparat pemerintahan setempat.

 

Pembagian beras cinta kasih ini merupakan pembagian beras ke-7 yang dilaksanakan di Kotamadya Sukabumi setelah sebelumnya dilaksanakan di Kecamatan Warudoyong, Gunung Puyuh, Cikole, Citamiang, Baros, dan Cibeureum. Kegiatan ini diadakan di halaman depan kantor kecamatan Lembursitu yang terletak di komplek perkantoran Kecamatan. Pembagian dimulai pukul 08.00 tetapi para penerima bantuan yang sebagian besar terdiri dari manula dan ibu-ibu telah datang sejak pukul 07.00. Mereka rela mengantri demi mendapatkan beras cinta kasih seberat 20 kg.

Mengingat jumlah penerima bantuan beras yang tidak sedikit, relawan Tzu Chi yang bertugas kala itu pun harus sedikit bekerja keras. Tak hanya relawan laki-laki saja yang bekerja membagikan beras cinta kasih saat itu, relawan perempuan pun turut serta dalam proses pembagian beras. Mereka tak segan untuk naik ke atas truk dan mengangkat karung-karung beras. Tjeng Siok Boen, relawan perempuan yang berpotongan rambut pendek, seakan tak mengenal lelah untuk membantu merealisasikan pesan cinta kasih yang diemban oleh Tzu Chi. Dengan gagahnya ia mengangkat beras dan mengestafetkan beras cinta kasih kepada relawan lain untuk diberikan kepada penerima bantuan. Selain Tjeng Siok Boen, ada juga relawan perempuan lain yaitu Mancy. Sama dengan Tjeng Siok Boen, ia pun tak segan untuk naik ke atas truk dan mengangkat beras. Mereka tak segan untuk bekerja dengan para laki-laki yang ada di sekitarnya.

foto  foto

Ket : - Penerima bantuan beras kebanyakan adalah para manula. Mereka mendapat prioritas ketika mengantri.
           (kiri)
         - Seorang relawan Tzu Chi menghampiri dan bercengkerama dengan seorang penerima bantuan yang telah
           berusia tua. (kanan)

Acara pembagian beras cinta kasih ini dihadiri oleh Walikota Sukabumi, Dandim 0607/Sukabumi, Kapolsek Lembursitu, serta aparat muspida. Menurut Walikota Sukabumi Muslikh Abdussyukur, kegiatan ini merupakan suatu bukti kebersamaan. Ia berharap, kegiatan ini dapat mempererat persatuan dan kesatuan semua elemen yang ada dalam masyarakat dan dapat menjadi pemicu semangat kepedulian terhadap orang-orang yang tidak mampu.

Meskipun pada awal pembagian beras cinta kasih kali ini sempat berlangsung ricuh karena masing-masing berebutan ingin menjadi yang pertama, namun dengan kepiawaian para relawan Tzu Chi, suasana dengan cepat berlangsung tertib. Saat itu, para manula ditempatkan di barisan terdepan, setelahnya barulah kelompok ibu-ibu, dan yang terakhir adalah barisan laki-laki. Seperti tradisi Tzu Chi, para manula dan ibu-ibu senantiasa dibantu dipanggulkan beras oleh para relawan. Tidak hanya itu, para relawan pun tak segan membungkukkan badan dan senantiasa mengucapkan terimakasih kepada para penerima beras cinta kasih, “Terima kasih, Bu. Terima kasih, Pak.” Dengan penuh keceriaan, para penerima beras pun membalas dengan ucapan yang sama, “Nuhun disumbang, Neng. (Terima kasih sudah disumbang, Neng)”.

Di tengah-tengah pembagian beras, seorang nenek berulang kali mengusap air matanya dengan kerudung yang dipakainya. Wajahnya kelihatan sendu dan tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Dialah Mak Ita, warga Kampung Selakaso. Pagi itu, Mak Ita datang ke tempat pembagian beras cinta kasih dengan tongkat kayunya sembari membayangkan 20 kg beras yang akan didapatkannya. Namun, sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Ya, di tengah desak-desakan antrian pembagian beras, kupon Mak Ita hilang.

foto  foto

Ket : - Para relawan membongkar beras dari atas truk dengan penuh ketulusan dan keceriaan untuk membantu
           orang-orang yang membutuhkan bantuan. (kiri)
         - Anggota organisasi sosial kepemudaan pun ikut menunjukkan kepedulian terhadap penerima bantuan
           dengan membantu mengangkat beras, terutama manula. (kanan)

Dengan sedih, Mak Ita hanya bisa duduk di pojok tenda sembari menangis sedih. Dalam kepiluannya, Mak Ita berharap ada seseorang yang bersedia membantunya untuk mendapatkan kupon beras yang baru. “Emak mah kuponna leungit. (Kupon Mak hilang)” ucap Mak Ita dengan sesenggukan.

Pengharapan Mak Ita akhirnya terwujud. Melihat kesedihan nenek tua itu, seorang relawan Tzu Chi mencoba untuk menghibur dan menenangkannya. Setelah mengetahui kejadian yang menimpa Mak Ita, akhirnya Danramil 0703/Baros, Sudiman, serta Tusita, relawan Tzu Chi Sukabumi memberikan kupon yang baru sebagai pengganti.

Berlawanan dengan Mak Ita, Mak Icoi tampak begitu bahagia di Minggu pagi itu. “Bahagia... Suka... Ibu mah udah nggak usaha, udah nggak punya suami. Alhamdullillah, atos mangpaning pertolongan ka anu kirang mampu. (Alhamdullillah, sudah memberikan kesempatan kepada yang kurang mampu),” ungkap Mak Icoi (68) yang berasal dari Bojongloa Tengah dengan rasa syukur yang mendalam. Mak Icoi berharap, semoga ke depannya, pembagian beras cinta kasih dapat dilaksanakan lebih merata kepada seluruh masyarakat yang tidak mampu. Pada Minggu itu, kebersamaan dan jalinan kasih tanpa membeda-bedakan golongan dan agama telah tercipta.

 

Artikel Terkait

Merayakan Imlek Bersama Bodhisatwa Cilik

Merayakan Imlek Bersama Bodhisatwa Cilik

08 Februari 2017

Pada Minggu, 05 Februari 2017, 92 Xiao Pu Sa (Bhodhisatwa Cilik) kelas lanjutan yang tergabung dalam Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan merayakan Imlek bersama di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Medan.

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -